Perceived Ease of Use PEOU

5. Intention to System Use ISU

Behavioral intention to use menunjukkan keinginan individu untuk menggunakan kembali sesuatu yang sama apabila suatu waktu memerlukan kembali Taylor dan Baker, 1994 dalam Shinta E., 2009. Menurut Jogiyanto 2007:31, minat merupakan suatu fungsi dari dua penentu dasar yaitu: a. Penentu yang berhubungan dengan faktor pribadi Penentu ini adalah sikap terhadap perilaku attitude toward behavior individual. Sikap ini adalah evaluasi kepercayaan belief atau perasaan affect positif atau negatif dari individual jika harus melakukan perilaku tertentu yang dikehendaki. b. Penentu yang berhubungan dengan pengaruh sosial Penentu ini adalah norma subyektif subjective norm. Disebut dengan norma subyektif karena berhubungan dengan persepsi atau pandangan seseorang terhadap tekanan sosial yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan. Minat perilaku behavioral intention adalah suatu keinginan minat seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu. Seseorang akan melakukan perilaku tertentu jika mempunyai keinginan atau minat untuk melakukannya Jogiyanto, 2007:116. Dapat disimpulkan bahwa Intention to System Use adalah bentuk niat perilaku untuk cenderung menggunakan suatu sistem baru yang diterapkan dalam organisasi. Minat untuk menggunakan sistem merupakan ketertarikan seseorang sebagai sasaran sebuah aplikasi sistem diterapkan. Ketertarikan dan kemauan yang muncul dari niat dalam diri untuk mau mengaplikasikan sebuah sistem yang akan diterapkan dan mempengaruhi untuk memotivasi pengguna lain. Penelitian Vankatesh dan Bala 2008 menggunakan beberapa pengukuran minatniat dengan indikator sebagai berikut: a. Keinginan untuk menggunakan. b. Selalu mencoba menggunakan. c. Berkelanjutan menggunakan di masa depan. Indikator di atas akan dijadikan peneliti sebagai konstruk indikator pembentuk variabel Intention to System Use dan sebagai indikator pengukuran dalam instrumen penelitian.

6. Computer Self Efficacy CSE

Kulviwat, et al. dalam Shinta E. 2009, Self efficacy adalah penilaian seseorang terhadap kemampuan dirinya dalam mengorganisasikan dan memutuskan tindakan yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang diinginkan. Bandura 1986 dalam Taylor, et. al. 1997:119 mendefinisikan keyakinan diri Self-Efficacy sebagai pertimbangan-pertimbangan manusia akan kemampuan-kemampuannya untuk mengorganisasikan dan melakukan sekumpulan kegiatan yang dibutuhkan untuk mendapatkan kinerja-kinerja yang direncanakan. Hong et al. 2002 sebagaimana dikutip oleh Jogiyanto 2007:139 mendefinisikan keyakinan sendiri komputer Computer Self-Efficacy sebagai suatu evaluasi individual tentang kemampuan-kemampuannya menggunakan komputer. Definisi Computer Self Efficacy oleh Compeau dan Higgins 1995, sebagai suatu keyakinan atau kepercayaan diri atas kapabilitas dan keahlian komputer seseorang untuk melakukan tugas-tugas yang menggunakan teknologi informasi. Computer Self Efficacy terdapat tiga dimensi Compeau dan Higgins, 1995 antara lain: a. Besaran Magnitude Mengacu pada level capabilitas dalam penggunaan komputer. Besaran keyakinan sendiri berhubungan dengan tingkat kesulitan tugas yang seseorang percaya dapat melakukannya. Besaran dari keyakinan sendiri berhubungan dengan tingkat kesulitan pengoperasian aplikasi Womunity, seseorang pengguna yakin dan percaya dapat melakukannya. Seseorang yang memiliki besaran keyakinan yang tinggi, akan melihat dirinya sendiri mampu untuk mengoperasikan sistem teknologi yang rumit, dan sebaliknya. b. Kekuatan Strength Mengacu pada level keyakinan tentang kepercayaan diri individu untuk mampu menyelesaikan tugas-tugas komputasinya. Dari keyakinan sendiri berhubungan dengan tingkat keyakinan tentang pertimbangan yang akan dilakukan. Kekuatan yang berasal dari keyakinan sendiri berhubungan dengan tingkat keyakinan tentang pertimbangan yang akan dilakukan. Seseorang nasabah pengguna sistem Womunity ketika tidak memiliki kekuatan kayakinan yang tinggi maka dapat meruntuhkan minat dan niat untuk menggunakan, sebab dengan kekuatan keyakinan yang lemah pada diri seseorang akan berdampak pada kecenderungan lebih frustasi.