menggunakan teknologi informasi komunikasi di kantor dikarenakan atasannya menggunakan sistem yang sama.
Identification terjadi ketika pengguna sistem mengadopsi sikap dan perilaku untuk mencapai kepuasan dan self-defining relationship
dengan perorangan atau kelompok lain Yogesh dan Galleta, 1999. Sikap identifikasi
merupakan perwujudan aktualisasi yang
ditunjukkan kepada seseorang atau kelompok tertentu dan dengan menunjukkan sikap perilaku mengadopsi suatu sistem baru, maka
menjadi kepuasan tersendiri. Hal tersebut menimbulkan rasa bangga pada diri sendiri dan dapat mempengaruhi orang lain atas
perilakunya. 3 Internalisasi Internalization
Proses ini terjadi apabila individu menerima pengaruh dan bersedia menuruti pengaruh seseorang karena mempercayai sesuai
dengan nilai dan norma yang diyakininya. Sikap yang diterima individu dianggap memuaskan sehingga selama nilai dan norma
dalam diri masih ada maka perilaku tersebut akan bertahan lama. Neila Ramdhani 2008:36, penerapan prinsip internalisasi dalam
sikap menerima Teknologi informasi diilustrasikan pada individu yang menunjukkan sikap positif terhadap TIK karena TIK memberi
keuntungan dalam berbagai hal yang melancarkan tugas-tugasnya. Terkait dengan pengadopsian perilaku pengguna sistem yang
didasarkan atas penerimaan norma dan nilai yang sama Yogesh dan
Galleta, 1999. Internalization terjadi ketika seseorang menerima gagasan, ide, dan nasehat orang lain karena gagasan dan anjuran
tersebut berguna untuk menyelesaikan masalah, penting untuk mencari jalan keluar, dan atau dituntut oleh sistem nilai diri sendiri.
c. Theory of Reasoned Action TRA
Ajzen dan Fishbein 1980 dalam Shinta E. 2009 menyatakan bahwa niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu
menentukan akan dilakukan atau tidak dilakukan perilaku tersebut. Niat melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu dipengaruhi oleh dua
penentu dasar, yang pertama berhubungan dengan sikap Attitude Toward Behavior dan yang lain berhubungan dengan pengaruh sosial yaitu
norma subyektif Subjective Norm. Di bawah ini merupakan gambar alur tentang TRA:
Gambar 6. Theory of Reasoned Action, Ajzen dan Fishbein 1975 dalam Adellia 2010.
Gambar di atas menjelaskan pengaruh sikap dan norma subyektif terhadap niat untuk dilakukan atau tidak dilakukannya perilaku, TRA ini
dilengkapi dengan kepercayaan Beliefs. Dijelaskan oleh Ajzen dan Fishbein, sikap berasal dari keyakinan terhadap perilaku Behavioral
Beliefs, sedangkan norma subyektif berasal dari keyakinan normatif
Beliefs Evaluations
Normative Beliefs Motivation to Comply
Attitude Toward Behavior A
Subjective Norm SN
Behavioral Intention
BI Actual
Behavior
Normative Beliefs. Saomi R. 2010 menerangkan tentang Theory of Reasoned Action yang dicetuskan oleh Ajzen dan Fishbein tahun 1980,
yaitu bahwa niat melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu dipengaruhi oleh dua penentu dasar yang pertama berhubungan dengan
sikap Attitude Toward Behavior dan yang lain berhubungan dengan pengaruh sosial atau norma subyektif Subjective Norm.
d. Theory of Planned Behavior
Teori perilaku rencanaan Theory of Planned Behavior merupakan perluasan dari teori Theory of Reasoned Action. Bentuk
sikap terhadap perilaku akan dijelaskan pada teori TAM, sedangkan norma subjektif adalah persepsi atau pandangan seseorang terhadap
kepercayaan-kepercayaan yang diyakini oleh orang lain yang akan mempengaruhi niat orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan
perilaku yang sedang diyakini. Norma subyektif berhubungan dengan faktor pengaruh sosial seperti orang-orang yang ada di sekitar individu.
Teori perilaku rencanaan Theory of Planned Behavior menunjukkan bahwa tindakan manusia diarahkan oleh tiga macam
kepercayaan-kepercayaan. Kepercayaan yang dimaksud adalah: 1 Kepercayaan perilaku behavioral beliefs kepercayaan-
kepercayaan tentang terjadinya kemungkinan perilaku. Dalam TRA komponen ini disebut dengan sikap attitude terhadap
perilaku.
2 Kepercayaan normatif normative beliefs, kepercayaan- kepercayaan tentang ekspektasi-ekspektasi normatif dari orang-
orang lain dan motivasi untuk menyetujui ekspektasi tersebut. Dalam TRA komponen ini disebut dengan norma-norma
subyektif sikap subjective norm terhadap perilaku. 3 Kepercayaan kontrol control beliefs, yaitu kepercayaan-
kepercayaan tentang keberadaan faktor-faktor yang akan memfasilitasi atau merintangi kinerja dari perilaku dan
kekuatan persepsian dari faktor-faktor tersebut. Teori perilaku rencanaan Theory of Planned Behavior memiliki
bagan seperti di bawah ini:
Gambar 7. Hubungan antar komponen Theory of Planned Behavior Sumber: Ajzen 2005, Saomi 2010 dan Noor 2015.
8. System Quality SQ
Menurut DeLone dan McLean 1992 kualitas sistem yaitu karakteristik dari informasi yang melekat mengenai sistem itu sendiri.
Kualitas sistem memerlukan indikator untuk mengukur seberapa besar kualitas dari sistem informasi tersebut. Istianingsih dan Wijanto 2008
Sikap terhadap Perilaku Attitude Towards
Behavior
Kontrol Perilaku Persepsian Perceived
Behavior Control Norma Subyektif
Subjective Norm Perilaku
Behavior Niat Perilaku
Behavioral Intention
mencetuskan empat elemen atau komponen pengukuran dari kualitas sistem informasi yaitu:
a. Keandalan sistem Reliability Keandalan sistem informasi adalah ketahanan sistem informasi dari
kerusakan dan kesalahan. Keandalan sistem informasi dapat dilihat dari sistem informasi dalam melayani pengguna sesuai dengan kebutuhan
tanpa adanya masalah yang dapat mengganggu kenyamanan nasabah dalam menggunakan sistem layanan Womunity.
b. Kecepatan akses Response time Kecepatan akses merupakan salah satu indikator Kualitas Sistem
informasi. Sebuah sistem yang memiliki kecepatan akses yang optimal maka layak sebagai sistem informasi yang memiliki kualitas baik.
Kecepatan akses akan meningkatkan minat nasabah untuk menerima sistem teknologi Womunity.
c. Fleksibilitas sistem Flexibility Kemampuan sistem informasi dalam melakukan perubahan-
perubahan yang terkait dengan memenuhi kebutuhan user. Nasabah akan berminat menggunakan sistem layanan Womunity apabila sistem
informasi tersebut dapat memenuhi setiap kebutuhannya. d. Keamanan sistem Security
Keamanan sistem dapat dilihat melalui program yang tidak dapat diubah-ubah oleh pengguna yang tidak bertanggung jawab dan program
tidak akan hilang akibat kesalahan pengguna. Nasabah akan merasa aman
atas transaksi dan aktivitas yang dilakukan dengan sistem. Jika sistem Womunity tanpa memberikan rasa khawatir maka nasabah akan berminat
menerima penggunaan sistem tersebut. Sebagai pengolah informasi yang tepat digunakan, Supriyanto Aji
2007:249 menyebutkan karakteristik suatu sistem komputer, antara lain: a. Kecepatan, yaitu dalam distribusi informasi dan pengolahan data sangat
dibutuhkan kecepatan untuk menyajikan informasi yang “hangat” dan up to date bagi pengguna.
b. Kapasitas, berarti apabila volume data yang sangat besar dapat diolah dengan cepat dan tepat.
c. Repetitif, berarti dalam pengolahan data yang memiliki prosedur sama, pengolahan dengan komputer akan membutuhkan waktu yang singkat.
d. Input yang pasti ialah komputer membutuhkan input yang pasti, intuisi dan pertimbangan bukan merupakan atribut mesin.
e. Output yang akurat yaitu diperoleh hasil yang akurat dan tidak terpengaruh oleh faktor psikologis seperti kebosanan dan kelelahan.
f. Keamanan proses dan dokumentasi. Proses hanya dapat dilakukan oleh yang berhak. Dokumentasi juga dapat dilakukan secara sederhana tetapi
juga dapat menyeluruh, dan dapat dilakukan untuk jangka panjang. Kualitas sistem sebagai faktor penentu penggunaan sistem informasi
berada pada bagan model kesuksesan sistem informasi yang dibuat oleh DeLone dan McLean menambahkan komponen Intention to Use dalam
model. Variabel Intention to Use sebagai alternatif pengukuran dimensi Use.