4
yang sudah lancar berbicara cenderung diabaikan karena dirasa sudah mampu dan tidak perlu mendapat stimulasi lagi dalam hal berbicara.
Kegiatan pembelajaran di kelompok A masih didominasi dengan kegiatan individual  di  dalam  kelas.  Hal  tersebut  terlihat  dari  pembelajaran  yang  dominan
menggunakan  Lembar  Kerja  Anak  LKA,  dan  menekankan  pada  kemampuan kognitif seperti baca tulis hitung calistung agar anak yang sudah lancar berbicara
dapat  lebih  fokus  untuk  mengerjakan  tugas  sehingga  guru  memiliki  waktu  lebih banyak  untuk  menstimulasi  anak-anak  yang  belum  berani  atau  belum  lancar
berbicara. Pembelajaran  di  luar  kelas  jarang  diterapkan  sehingga  pengetahuan  anak
tentang lingkungan sekitar dan interaksi dengan teman masih terbatas. Oleh sebab itu,  keterampilan  anak  dalam  berbicara  perlu  ditingkatkan  yakni  dengan
menstimulasi anak yang belum lancar berbicara dengan pemberian latihan secara terus-menerus  dalam  kegiatan  pembelajaran  dengan  menggunakan  metode
pembelajaran  yang  tepat  dengan  tidak  merugikan  anak  lain  yang  sudah  lancar berbicara.  Slamet  Suyanto  2005:  172  menyatakan  bahwa  untuk  melatih  anak
berkomunikasi secara
lisan yaitu
dengan melakukan
kegiatan yang
memungkinkan anak berinteraksi dengan teman dan orang lain.  Agar anak dapat berinteraksi dengan teman atau lingkungan atau guru, maka guru dapat merancang
kegiatan  menggunakan  metode  yang  menarik  minat  anak,  metode  yang mengandung  interaksi  antar  keduanya,  sehingga  anak  yang  terlibat  di  dalamnya
merasa  termotivasi  untuk  membicarakan  segala  sesuatu  yang  ingin  diketahui ataupun sudah dipahami, anak ingin membicarakan benda-benda, orang-orang dan
5
peristiwa yang dialaminya. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan anak dalam berbicara adalah menggunakan metode karyawisata.
Moeslichatoen 2004: 68 menjelaskan bahwa metode karyawisata adalah suatu  metode  dalam  kegiatan  pembelajaran  dengan  cara  mengamati  dunia  sesuai
dengan  kenyataan  yang  ada  secara  langsung  meliputi  manusia,  hewan,  tumbuh- tumbuhan, dan benda-benda lainnya yang melibatkan panca indera. Pembelajaran
dengan  menggunakan  metode  karyawisata  memberikan  pengalaman  langsung dalam  proses  belajar  anak.  Benda-benda  konkret  yang  dilihat  anak  akan
menstimulasi  rasa  ingin  tahu  anak  yang  selanjutnya  akan  diungkapkan  melalui bahasa.  Interaksi  anak  dengan  lingkungan  sekitarnya  akan  melatih  anak  untuk
berpikir  dan  menyelesaikan  masalah  melalui  bahasa  yang  dimilikinya.  Kegiatan nyata  yang  diperkuat  dengan  komunikasi  akan  terus  meningkatkan  kemampuan
bahasa  anak.  Dalam  metode  karyawisata  anak  ditempatkan  pada  posisi  yang utama,  yaitu  sebagai  pusat  pembelajaran  dengan  memberi  kebebasan  pada  anak
untuk  mengamati  apa  yang menarik perhatiannya  sehingga potensi  yang dimiliki anak dapat berkembang lebih optimal.
Metode  karyawisata  sudah  pernah  dilaksanakan  di  TK  Kemala Bhayangkari  07  Bantul,  namun  belum  digunakan  sebagai  penunjang  kegiatan
pembelajaran  di  kelas  untuk  menstimulasi  perkembangan  anak  khususnya  dalam hal  berbicara.  Karyawisata  yang  dilaksanakan  di  TK  Kemala  Bhayangkari  baru
sebatas kegiatan tutup tahun ajaran yang diadakan setahun sekali dan pertengahan semester  sebagai  kegiatan  outing  class.  Setelah  itu,  anak-anak  libur  sehingga
6
belum  ada  tindak  lanjut  dalam  upaya  menstimulasi  aspek  perkembangan  anak secara lebih optimal melalui kegiatan karyawisata tersebut.
Berdasarkan  uraian  di  atas,  maka  peneliti mengambil judul “Peningkatan
Keterampilan Berbicara  Anak melalui Metode  Karyawisata  pada  anak kelompok A di
TK Kemala Bhayangkari 07 Bantul”.
B. Identifikasi Masalah
Dari  latar  belakang  masalah  yang  ada,  maka  dapat  diidentifikasikan masalah-masalah  yang  terjadi  pada  peserta  didik  TK  Kemala  Bhayangkari  07
Bantul di kelompok A antara lain: 1.
Keterampilan  berbicara  anak  kelompok  A  di  TK  Kemala  Bhayangkari  07 Bantul masih belum optimal.
2. Anak masih belum lancar dalam menyampaikan pendapat dan masih ada anak
yang malu-malu atau tersendat-sendat ketika berbicara. Bagi anak yang sudah lancar  berbicara  cenderung  diabaikan  karena  dianggap  sudah  mampu  dan
tidak perlu mendapat stimulasi dalam hal berbicara. 3.
Kegiatan  masih  sering  di  dalam  kelas  dan  menekankan  kegiatan  individu seperti Lembar Kerja Anak LKA dan baca tulis hitung calistung.
4. Metode  pembelajaran  karyawisata  sudah  pernah  diterapkan  di  TK  Kemala
Bhayangkari  07  Bantul,  namun  belum  secara  optimal  digunakan  untuk menstimulasi keterampilan berbicara anak.
7
C. Batasan Masalah
Dari luasnya permasalahan yang ada maka dalam penelitian tindakan kelas ini  masalah  dibatasi  hanya  pada  penerapan  metode  karyawisata  sebagai  upaya
guru untuk meningkatkan keterampilan anak dalam berbicara.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan  batasan  masalah  yang  ada,  peneliti  dapat  merumuskan permasalahan  sebagai  berikut  ini:
“Bagaimana  meningkatkan  keterampilan berbicara dengan metode karyawisata
di TK Kemala Bhayangkari 07 Bantul?”.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan  rumusan  masalah  di  atas,  maka  tujuan  yang  hendak  dicapai dari  penelitian  ini  adalah  untuk  meningkatkan  keterampilan  berbicara  pada  anak
usia  TK  kelompok  A  di  TK  Kemala  Bhayangkari  07  Bantul  melalui  metode karyawisata.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
Menambah  wawasan  dan  pengalaman  dalam  menerapkan  metode  yang menarik untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak, khususnya dengan
metode karyawisata. 2.
Bagi Sekolah Metode  karyawisata  sebagai  masukan  salah  satu  metode  pembelajaran  yang
dapat  digunakan  dalam  upaya  meningkatkan  keterampilan  berbicara  anak kelompok A TK Kemala Bhayangkari 07 Bantul.
8
3. Bagi Peneliti
Memperoleh  pengalaman  langsung  kegiatan  pembelajaran  menggunakan metode  karyawisata  sebagai  upaya  untuk  meningkatkan  keterampilan
berbicara anak pada kelompok A di TK Kemala Bhayangkari 07 Bantul.
G. Definisi Operasional
Menghindari  agar  tidak  meluas  dalam  penafsiran  terhadap  permasalahan yang  akan  dibahas  dalam  penelitian  ini,  maka  perlu  peneliti  sampaikan  definisi
operasional yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1.
Anak kelompok A Anak  kelompok  A  adalah  anak  yang  masih  belajar  di  kelompok  A  TK
Kemala Bhayangkari 07 Bantul yang berada pada rentang usia 4-5 tahun. 2.
Keterampilan Berbicara Keterampilan berbicara adalah kemampuan anak untuk mengucapkan kata
dengan  tepat  dan  jelas  dengan  penempatan  durasi  yang  sesuai  tidak  tersendat- sendat, dan memilih kata untuk membentuk struktur kalimat yang tepat sehingga
dapat dimengerti oleh orang lain. 3.
Metode Karyawisata Metode  karyawisata  merupakan  salah  satu  metode  yang  melaksanakan
kegiatan  pembelajaran  di  Taman  Kanak-kanak  dengan  cara  mengamati  dunia sesuai  dengan  kenyataan  yang  ada  secara  langsung  yang  meliputi  manusia  pada
saat  membuat  tahu,  batik,  gerabah,  pasar  hewan  dan  tumbuh-tumbuhan,  dan benda-benda lainnya seperti pantai, dan kebun binatang.
9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Perkembangan Bahasa
1. Pengertian Bahasa
Bahasa  merupakan  bentuk  komunikasi  yang  digunakan  sesorang  untuk mengungkapkan ide,  gagasan maupun perasaannya kepada orang lain  Conny R.
Semiawan, 2009: 112.Sabarti Akhadiah 1992: 2 mendefinisikan bahasa sebagai suatu  rangkaian  bunyi  yang  melambangkan  pikiran,  perasaan,  serta  sikap.  Lebih
lanjut  Syamsu  Yusuf  2004:  118  memaparkan  bahwa  bahasa  merupakan kemampuan untuk  berkomunikasi  dengan orang lain.  Dalam pengertian  tersebut,
tercakup semua cara untuk berkomunikasi dengan orang lain, dimana pikiran dan perasaan  dinyatakan  dalam  bentuk  lambang  atau  simbol  untuk  mengungkapkan
sesuatu  pengertian,  seperti  dengan  menggunakan  lisan,  tulisan,  isyarat,  bilangan, lukisan,  dan  mimik  muka.  Bahasa  anak  pada  hakikatnya  adalah  bahasa  yang
dipakai  anak  untuk  menyampaikan  keinginan,  pikiran,  harapan,  permintaan,  dan lain-lain untuk kepentingan pribadinya Suhartono, 2005: 8.
Bromley  Nurbiana  Dhieni,  2005:  18  mendefinisikan  bahasa  sebagai sistem simbol yang teratur untuk mentrasfer berbagai ide maupun informasi yang
terdiri  dari  simbol-simbol  visual  maupun  verbal.  Bahasa  merupakan  salah  satu fenomena pertumbuhan intelektual dan sarana berpikir, mengingat, dan berkreasi
Syakir,  2002:  4.  Moeslichatoen  2004:  18  menyatakan  bahwa  bahasa merupakan  bentuk  utama  dalam  mengekspresikan  pikiran  dan  pengetahuan  bila
anak mengadakan hubungan dengan orang lain.