Tahap Keterampilan Berbicara AnakTK

24 1. Tahap penamaan Pada tahap ini anak mengasosiasikan bunyi-bunyi yang pernah didengarnyadengan benda, peristiwa, situasi, kegiatan, dan sebagainya yang pernah dikenalmelalui lingkungannya. Pada tahap ini anak baru mampu menggunakan kalimatterdiri atas satu kata atau frase. Kata-kata yang diujarkannya mengacu padabenda-benda yang ada di sekelilingnya. 2. Tahap telegrafis Pada tahap ini anak mampu menyampaikan pesan yang diinginkannyadalam bentuk urutan bunyi yang berwujud dua atau tiga kata. Anak menggunakandua atau tiga kata untuk menyampaikan maksud tertentu. Ujaran tersebut sangat singkat dan padat. Olehkarena itu, ujaran anak sejenis ini disebut juga telegrafis. Steinbergh Suhartono,2005: 50 mengatakan bahwa pada tahap ini anak berumur sekitar dua tahun. 3. Tahap Transformasional Pada tahap ini anak sudah mulai memberanikan diri untuk bertanya,menyuruh, menyanggah, dan menginformasikan sesuatu. Anak sudah mulai berani mentransformasikan idenya kepada orang lain dalam bentukkalimat yang beragam. Berbagai kegiatan anak aktivitasnya dikomunikasikan ataudiujarkan melalui kalimat-kalimat. Umumnya anak pada tahap ini berusia lima tahun. 25 Suhartono 2005: 41 juga menyebutkan ada lima tahap perkembangan bicara anak yaitu: a mengucapkan satu kata, b mengucapkan dua kata, c anak dapat mengucapkan satu kalimat, d dapat membuat kalimat-kalimat pendek dan jenis berbeda-beda, dan e dapat membuat kalimat panjang dengan berbagai formasi. Nurbiana Dhieni 2008: 3.5 menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat dijadikan ukuran kemampuan berbicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan dan non kebahasaan. Aspek kebahasaan meliputi: 1 ketepatan ucapan, 2 penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai, 3 pilihan kata, 4 ketepatan sasaran pembicaraan, dan aspek non kebahasaan meliputi: 1 sikap tubuh, pandangan, bahasa tubuh, dan mimik yang tepat, 2 kesediaan menghargai pembicaraan maupun gagasan orang lain, 3 kenyaringan suara dan kelancaran dalam berbicara, 4 relevansi, penalaran dan penguasaan terhadap topik tertentu. Sejalan dengan pendapat di atas, Sabarti Akhadiah, dkk 1992: 154- 160 menyebutkan bahwa faktor penunjang dalam mengukur keterampilan anak dalam berbicara, ialah: a aspek kebahasaan, dan b aspek non kebahasaan. Aspek- aspek tersebut diuraikan sebagai berikut: a. Aspek Kebahasaan 1 Ketepatan ucapan pelafalan bunyi, anak harus dapat mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat dan jelas. 2 Penempatan tekanan, nada, jangka, intonasi, dan ritme. Penempatan tekanan, nada, jangka, intonasi, dan ritme yang sesuai akan menjadi daya tarik tersendiri dalam berbicara, bahkan merupakan salah satu faktor penentu dalam keefektifan berbicara. 3 Penggunaan kata dan kalimat. Penggunaan kata sebaiknya dipilih yang memiliki makna dan sesuai dengan konteks kalimat. Anak juga perlu dilatih menggunakan struktur kalimat yang benar. b. Aspek Non Kebahasaan 1 Sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku. Dalam berbicara harus bersikap wajar, tenang, dan tidak kaku. Wajar berarti berpenampilan apa adanya, tidak dibuat-buat. Lalu, sikap tenang adalah sikap dengan perasaan hati yang tidak gelisah, tidak gugup, dan tidak tergesa-gesa. Selanjutnya, dalam berbicara juga tidak boleh kaku. 26 2 Pandangan yang diarahkan kepada lawan bicara. Pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara agar lawan bicara memperhatikan topik yang sedang dibicarakan serta lawan bicara merasa dihargai. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara pada anak kelompok A sebagai indikator keterampilan berbicara yang akan diukur dalam penelitian ini, yaitu ketepatan ucapan anak dalam berbicara, penempatan tekanan atau nada atau ritme yang sesuai intonasi dalam berbicara, pilihan kata yang digunakan anak dalam membentuk kalimat.

6. Faktor yang Menimbulkan Perbedaan dalam Belajar Berbicara

Hurlock 1978: 178 memaparkan bahwa ada beberapa faktoryang menimbulkan perbedaan masing-masing anak dalam belajar berbicara, antara lain: a. Kesehatan Anak yang sehat lebih cepat belajar berbicara dibandingkan dengan anak yang kurang sehat. b. Kecerdasan Anak yang mempunyai kecerdasan yang tinggi akan menunjukkan penguasaan bahasa yang lebih unggul daripada anak yang tingkat kecerdasannya rendah. c. Keadaan sosial ekonomi Anak yang berasal dari keluarga dengan keadaan ekonominya lebih tinggi akan lebih mudah belajar berbicara, mengungkapkan tentang dirinya dan keinginannya karena lebih banyak dibimbing berbicara daripada anak yang keadaan ekonomi keluarganya rendah. d. Jenis Kelamin 27 Pada setiap jenjang umur, kalimat anak laki-laki lebih pendek dan kurang tepat tata bahasanya, kosa kata yang diucapkan lebih sedikit, dan pengucapannya kurang tepat daripada anak perempuan. e. Keinginan berkomunikasi Semakin kuat keinginan untuk berkomunikasi dengan orang lain maka akan semakin kuat pula motivasi anak untuk belajar berbicara, dan semakin bersedia menyisihkan waktu dan usaha yang diperlukan untuk belajar. f. Dorongan Semakin banyak anak diajak berbicara dan menanggapi setiap ucapannya, maka akan lebih banyak kosa kata yang didapatkannya dan semakin baik kualitas bicaranya. g. Ukuran keluarga Anak tunggal atau anak dengan urutan terakhir biasanya berbicara lebih awal daripada anak dari keluarga besar. h. Urutan kelahiran Dalam keluarga yang sama, anak pertama lebih unggul ketimbang anak yang lahir selanjutnya, karena orang tua cenderung lebih banyak mempunyai waktu untuk mengajar dan memotivasi anak pertama daripada anak yang lahir kemudian. i. Metode pelatihan anak Anak yang dilatih secara otoriter akan terhambat dalam berbicara, sedangkan anak yang dididik secara demokratis akan leluasa dalam belajar berbicara 28 karena ia merasa nyaman dan bebas untuk mengungkapkan apa yang diinginkannya. j. Kelahiran kembar Anak yang lahir kembar umumnya terlambat dalam perkembangan bicaranya karena mereka cenderung lebih banyak bergaul dengan saudara kembarnya dan hanya memahami logat khusus yang mereka miliki. Ini melemahkan motivasi mereka untuk belajar berbicara agar orang lain dapat memahami mereka. k. Hubungan dengan teman sebaya Semakin banyak hubungan anak dengan teman sebayanya dan semakin besar keinginan mereka untuk diterima sebagai anggota kelompok sebaya, maka akan semakin kuat motivasi mereka untuk belajar berbicara. l. Kepribadian Anak yang dapat menyesuaikan diri dengan baik cenderung memiliki kemampuan bicara yang lebih baik pula karena akan lebih banyak bergaul dan berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya.

7. Cara-cara Merangsang Anak Berbicara

Anak-anak memperoleh stimulasi yang berbeda-beda dari orang-orang di sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan setiap anak mengalami perbedaan tahapan perkembangan yang tidak sama, terutama dalam hal berbicara. Pada usia yang sama, ada anak yang bicaranya lancar, ada yang lambat, ada yang masih malu- 29 malu, ada pula yang tersendat-sendat. Untuk merangsang anak agar lancar berbicara sesuai tahap perkembangannya, Suhartono 2005: 59 menjelaskan beberapa kiat-kiat sebagai berikut: a. Biasakan untuk berbicara dengan anak. Semakin sering kita bicara dengan anak, maka akan semakin cepat perkembangan jalur auditoris yang ada di dalam otak kanan. b. Pandanglah mata anak. Berbicara dengan memandang mata anak akan meningkatkan pemahaman terhadap bahasa yang kita pakai dan sekaligus akan mempunyai pengaruh terhadap anak ketika berbicara. Melakukan kontak langsung dengan cara memandang mata anak, berarti mengajarkan kepada anak bahasa isyarat dan ekspresi muka yang akan dijadikan bekal untuk meningkatkan keterampilan anak dalan berbicara. c. Hindari kebiasaan bicara pada anak dengan pengejaan yang dibuat-buat.Anak akan belajar lebih akurat dan efisien jika orangtua berusaha secara benar dan jelas mengeja setiap kata yang kita ucapkan. d. Bicarakan apa yang benar-benar dilakukan dan dialami anak.Dari hasil analisis menyatakan bahwa banyaknya waktu yang dihabiskan oleh para ibu untuk membicarakan benda-benda yang digunakan bermain oleh anak- anaknya lebih banyak mempengaruhi perkembangan bahasa anak –anak daripada kompleksitas ujaran ibu Armstrong, 2003: 63. e. Katakan lebih banyak daripada yang diminta.Jika anak meminta sesuatu kepada orangtua, sebaiknya orangtua menjawab secara lebih panjang dan jelas.

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI ANAK MELALUI RELAKSASI PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KEMALA Upaya meningkatkan kecerdasan emosi anak melalui relaksasi pada anak kelompok B di TK kemala bhayangkari 71 Karanganyar tahun ajaran 2014-2015.

0 2 15

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI ANAK MELALUI RELAKSASI PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KEMALA Upaya meningkatkan kecerdasan emosi anak melalui relaksasi pada anak kelompok B di TK kemala bhayangkari 71 Karanganyar tahun ajaran 2014-2015.

0 3 12

PENINGKATAN KECERDASAN MUSIKAL MELALUI GERAK DAN LAGU PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KEMALA Peningkatan Kecerdasan Musikal Melalui Gerak Dan Lagu Pada Anak Kelompok B Di TK Kemala Bhayangkari 70 Kecamatan Masaran Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 17

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE KARYAWISATA PADA ANAK KELOMPOK A Upaya Meningkatkan Kemandirian Anak Melalui Metode Karyawisata Pada Anak Kelompok A Di TK Desa Krajan 01, Weru, Sukoharjo Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE KARYAWISATA PADA ANAK KELOMPOK A DI Upaya Meningkatkan Kemandirian Anak Melalui Metode Karyawisata Pada Anak Kelompok A Di TK Desa Krajan 01, Weru, Sukoharjo Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 12

PENINGKATAN KOSA KATA ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KEMALA Peningkatan Kosa Kata Anak Melalui Media Gambar Pada Anak Kelompok B Di TK Kemala Bhayangkari 59 Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 16

PENDAHULUAN Peningkatan Kosa Kata Anak Melalui Media Gambar Pada Anak Kelompok B Di TK Kemala Bhayangkari 59 Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 2 7

PENGGUNAAN METODE BERCERITA MELALUI MEDIA BAGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK A TK KEMALA BHAYANGKARI 83 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE DRILL PENYUSUNAN KUBUS GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK KEMALA BHAYANGKARI 55 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 0 19

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE DRILL PENYUSUNAN KUBUS GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK KEMALA BHAYANGKARI 55 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013 2014 | Permatasari | KUMARA CENDEKIA 6173 13166 1 PB

0 1 10