69
kelas untuk berdoa setelah kegiatan. Anak-anak telah dijemput orang tuanya di depan pintu gerbang sekolah.
d Kegiatan Akhir
Anak-anak  bersiap  untuk  pulang,  karena  sebagian  besar  anak  telah dijemput orang tuanya di depan pintu masuk Pantai sehingga hanya sebagian
anak saja yang pulang naik bis. Anak-anak langsung pulang setelah sampai di sekolah dijemput orang tua masing-masing.
c. Observasi Tindakan Siklus II
Kegiatan  observasi  pada  Siklus  II  ini  dilaksanakan  selama  kegiatan pembelajaran  berlangsung.  Observasi  pada  tindakan  Siklus  II  dilakukan  oleh
kolaborator dengan mencatat pada lembar observasi tentang ketepatan anak dalam berbicara, penempatan tekanan nada, sendi dan durasi yang sesuai, dan ketepatan
memilih  kata  untuk  menyusun  kalimat  dalam  bercerita.  Proses  pembelajaran Siklus II selama empat hari berjalan dengan baik  sesuai  yang telah dipersiapkan.
Anak-anak  sudah  paham  dan  lebih  bersemangat  dalam  berbicara.  Observasi dilakukan  pada  setiap  pertemuan  dan  dilakukan  perhitungan  hasil  keterampilan
yang dicapai oleh setiap anak pada setiap pertemuan. Berdasarkan  hasil  pengamatan  keterampilan  berbicara  pada  anak
kelompok  A,  dapat  dideskripsikan  bahwa  keterampilan  berbicara  yang  dicapai anak  kelompok  A  pada  Siklus  II  dengan  skor  hasil  akhir  22794,58  dengan
kategori  Baik.  Hasil  yang  dicapai  pada  Siklus  II  menunjukkan  bahwa  adanya peningkatan  keterampilan  berbicara  dari  tindakan  Siklus  I  ke  tindakan  Siklus  II
dengan menggunakan metode karyawisata.
70
Berdasarkan  langkah-langkah  perbaikan  pada  Siklus  II  terhadap  kendala yang muncul pada Siklus I, menunjukkan bahwa perbaikan tersebut menunjukkan
efektivitas  tindakan  yang  dilakukan  pada  Siklus  II,  sehingga  terjadi  peningkatan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa metode karyawisata yang digunakan
mampu meningkatkan keterampilan berbicara anak, seperti  yang dtunjukkan dari tindakan Siklus I ke tindakan Siklus II.
d. Refleksi Siklus II
Evaluasi  pada  pelaksanaan  tindakan  Siklus  II  tentang  keterampilan berbicara  anak  kelompok  A  TK  Kemala  Bhayangkari  07  Bantul  menunjukkan
peningkatan  yang  signifikan.  Peningkatan  kemampuan  tersebut  ditunjukkan melalui peningkatan ketepatan dalam mengucap kata, penempatan tekanan, nada,
sendi  dan  durasi  saat  berbicara,  dan  menceritakan  kembali  pengalaman  dengan kalimat yang menggunakan pilihan kata membentuk struktur kalimat yang benar.
Berdasarkan  hasil  peningkatan  keterampilan  berbicara  anak  kelompok  A  TK Kemala  Bhayangkari  07  Bantul  melalui  metode  karyawisata,  mencapai
peningkatan  yang  signifikan  dari  tindakan  Siklus  I  ke  tindakan  Siklus  II. Keterampilan berbicara pada Siklus II mencapai kategori Baik dengan presentase
skor  hasil  akhir  94,58.  Pencapaian  pada  Siklus  II  sudah  mencapai  kriteria keberhasilan  yang  ditetapkan,  yaitu  presentase  80,  maka  penelitian  berakhir
pada tindakan Siklus II.
71
E. Analisis Data Keterampilan Berbicara pada Anak Kelompok A
Hipotesis  tindakan  dalam  penelitian  ini  menyebutkan  bahwa  keterampilan berbicara  pada  anak  kelompok  A  TK  Kemala  Bhayangkari  07  Bantul  dapat
ditingkatkan  melalui  metode  karyawisata.  Peningkatan  keterampilan  berbicara yang dicapai anak kelompok A dapat dilihat dari keberhasilan  yang dicapai pada
sebelum  tindakan,  tindakan  Siklus  I  dan  tindakan  Siklus  II.  Hasil  peningkatan diuraikan sebagai berikut:
Tabel 5. Peningkatan Keterampilan Berbicara Anak Kelompok A
Pencapaian Peningkatan
Sebelum Tindakan
Siklus I Siklus II
Skor Skor
Peningkatan dari Sebelum
Tindakan Ke Siklus I
Skor Peningkatan
dari Siklus I Ke Siklus II
Keterampilan Berbicara
101 159
58 227
68 Persentase
42,08 66,25
24,17 94,58
28,33 Kategori
Kurang baik Cukup
Baik Berdasarkan tabel peningkatan keterampilan berbicara anak kelompok A, di
atas dapat dideskripskan sebagai berikut: 1.
Keterampilan  berbicara  anak  kelompok  A  sebelum  tindakan,  skor  yang dicapai 10142,08 dengan kategori kurang baik.
2. Keterampilan  berbicara  tindakan  siklus  I,  skor  hasil  akhir  yang  dicapai  159
66,25  dengan  kategori  Cukup.  Peningkatan  dari  sebelum  tindakan  ke tindakan Siklus mencapai skor 58 24,17.
3. Keterampilan berbicara pada tindakan Siklus II, skor hasil akhir yang dicapai
94,5828,33 dengan kategori Baik. Peningkatan skor dari tindakan Siklus I ke tindakan Siklus II mencapai 68 28,33.
72
Peningkatan  keterampilan  berbicara  anak  kelompok  A  TK  Kemala Bhayangkari  07  Bantul,  bahwa  dari  sebelum  tindakan,  ke  tindakan  Siklus  I,  dan
ke  tindakan  Siklus  II  menunjukkan  peningkatan  dari  tahap  kurang  baik,  cukup, hingga sampai ke tahap baik. Hal ini dapat ditegaskan bahwa metode karyawisata
yang digunakan mampu  meningkatkan keterampilan berbicara anak kelompok A TK  Kemala  Bhayangkari  07  Bantul.  Peningkatan  keterampilan  berbicara  anak
kelompok A juga disajikan melalui grafik berikut:
Gambar 5. Grafik Peningkatan Keterampilan Berbicara Anak Kelompok A
F. Pembahasan Hasil Penelitian
Keterampilan  berbicara  anak  kelompok  A  TK  Kemala  Bhayangkari  07 Bantul  sebelum  dilakukan  tindakan  belum  berkembang  secara  optimal.
Pembelajaran masih bersifat individu di dalam kelas. Peneiti berkolaborasi dengan guru kelas berupaya meningkatkan keterampilan berbicara pada anak kelompok A
TK  Kemala  Bhayangkari  07  Bantul  menggunakan  metode  karyawisata, ditunjukkan dengan peningkatan indikator kemampuan, seperti  ketepatan ucapan
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00 90.00
100.00
Kemampuan Sebelum
Tindakan Siklus I
Siklus II
73
dalam mengucapkan kata, penempatan tekanan nada, sendi dan durasi yang sesuai pada  saat  berbicara,  dan  kemampuan  menceritakan  pengalaman  menggunakan
pilihan kata yang tepat dalam menyusun kalimat. Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan  keterampilan  berbicara  anak  kelompok  A,  terdiri  dari  dari  dua
siklus  tindakan  dan  masing-masing  siklus  terdiri  dari  empat  pertemuan.  Dari masing-masing  siklus  tindakan  yang  dilakukan  menunjukkan  peningkatan
keterampilan berbicara anak kelompok A TK Kemala Bhayangkari 07 Bantul. Hasil  observasi  pra  tindakan  keterampilan  berbicara  anak  yang  mencapai
kriteria baik ada Peningkatan yang dicapai, yaitu keterampilan berbicara sebelum tindakan,  skor  yang  dicapai  adalah  101  42,08  dan  pada  Siklus  I  skor  hasil
akhir  yang  dicapai  adalah  159  66,25  dan  pada  Siklus  II  skor  yang  dicapai adalah 227 94,58. Setiap anak mengalami peningkatan keterampilan berbicara
yang signifikan. Peningkatan yang dicapai tersebut menegaskan bahwa metode karyawisata
mampu meningkatkan keterampilan berbicara pada anak kelompok A TK Kemala Bhayangkari 07 Bantul, seperti yang dijelaskan oleh Nurbiana Dhieni 2005: 8.14
bahwa  metode  karyawisata  dapat  digunakan  untuk  mengembangkan  berbagai aspek  perkembangan  anak  seperti  perkembangan  bahasa.  Metode  tersebut
dilakukan  di  luar  kelas  yang  bertujuan  agar  anak  dapat  mengenal  lingkungan sekitarnya  dan  menyerap  informasi  mengenai  apa  yang  dilihatnya.  Metode
karyawisata  dapat  meningkatkan  kemampuan  berbahasa  anak.  Hal  tersebut dikarenakan  anak-anak  adalah  pengamat,  pendengar,  dan  mempunyai  rasa  ingin
tahu yang tinggi. Anak dapat mengamati dan belajar mengenai sesuatu hal dengan cara yang menarik karena dilakukan di luar kelas.
74
Harun  Rasyid  2009:  79  menegaskan  bahwa  substansi  pembelajaran  bagi anak TK adalah menyenangkan, bergembira, rileks, ceria, sukacita dan mendidik
dan  dapat  menumbuhkan  aktivitas  dan  kreativitas.  Pembelajaran  dengan menggunakan  metode  karyawisata  memberikan  kesempatan  bagi  anak  dapat
bermain  dan  berjalan-jalan  di  luar  kelas  dengan  diawasi  guru  sehingga  proses tidak  menjadi  beban  anak  karena  segala  yang  dipertunjukkan  di  lokasi
karyawisata  dapat  menarik  minat  anak,  setelah  anak  tertarik  dengan  segala  hal yang  diamatinya,  guru  dapat  mengarahkan  mereka  untuk  mengembangkan
kemampuan  berbahasanya  khususnya  dalam  berbicara,  seperti  menceritakan kembali apa yang telah dilihatnya di lingkungan sekitar.
Berdasarkan hasil observasi dari beberapa pertemuan, terjadi suatu proses pembelajaran  dalam  diri  anak.  Proses  tersebut  dapat  dilihat  dari  setelah  anak
mengamati  lingkungan  sekitar  dan  memperoleh  pengalaman  baru  dari  apa  yang dilihatnya,  anak  akan  termotivasi  untuk  mengungkapkan  apa  yang  dilihatnya,
menanyakan  apa  yang  ingin  diketahuinya  dan  menceritakan  apa  yang  telah dialaminya.
Pada proses perkembangan bicara anak yang diamati, awalnya anak masih merasa sulit dalam menyusun kalimat untuk menyampaikan ide, pikiran, gagasan
atau  perasaan  mereka  sehingga  mereka  cenderung  diam  atau  tersendat-sendat dalam  berbicara.  Peran  guru  sangat  penting  untuk  membantu  anak  dalam  upaya
mengembangkan  keterampilan  berbicaranya  agar  kelak  anak  mampu  untuk memenuhi kebutuhan penting lainnya untuk menjadi bagian dari kelompok sosial
Hurlock,  1978:  176,  yaitu  dengan  cara  guru  mengajak  anak  berbicara  dan memberikan pertanyaan.