87 pada siswa berbeda-beda, yaitu memberikan berbagai pertanyaan
bertingkat yang
bersifat mendadak,
menggunakan apersepsi,
memberikan soal-soal latihan, permainan kuis dengan menggunakan reward, dan penggunaan metode Teams Games Tournaments TGT.
c. Bervariasi
Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, variasi gaya mengajar guru sangatlah dibutuhkan karena dapat menghindari kejenuhan dan
kebosanan. Peneliti melakukan wawancara pada guru dengan hasil bahwa guru mempunyai cara yang berbeda-beda dalam menentukan
variasi mengajar di kelas. Guru Trn menggunakan media pembelajaran, pelajaran di luar kelas, dan berdiskusi. Media pembelajaran yang
digunakan, seperti gambar, mikrofon, dan kertas lipat. Guru Dw dengan bernyanyi, bermain tepuk, diskusi, atau bisa juga pelajaran di luar kelas.
Hal ini sejalan dengan hasil wawancara oleh guru Ln yang melakukan variasi mengajar, seperti diskusi, tanya jawab, dan permainan. Untuk
permainan tidak terlalu sering karena tipe anak yang terlalu senang dengan bermain sehingga suasana kelas akan menjadi ramai.
Lna : Tapi permainan gak terlalu sering karena tipe anak kelas saya kan senengnya main. Jadi, kalau sudah main tu jadi
ramai. Jadi, biasanya tu kayak dibuat kuis lomba-lomba. Jadi kalau bisa menjawab bisa dapat bintang atau apa.
Berbeda dengan guru Prh yang menggunakan kata-kata menghibur, kadang menyindir baik yang positif maupun negatif, dan
memberikan gambaran contoh mana perilaku yang baik dan kurang baik. Guru Umt melakukan diskusi, menggunakan media pembelajaran
88 misalnya, video, metode pembelajaran berupa pelajaran di luar kelas
dan metode wawancara, serta memberikan soal-soal latihan. Guru Nrl mengajak siswa bernyanyi yang berkaitan dengan pelajaran, membuat
perlombaan kuis dengan reward, dan pelajaran di luar kelas. Perlombaan kuis dengan reward yang dimaksud, yaitu ketika ada siswa
yang menjawab benar maupun kurang benar akan mendapatkan reward yang berbeda.
Hasil wawancara tiap guru diperkuat oleh pendapat dari siswa kelas I-VI diperoleh informasi bahwa guru selalu berpindah posisi saat
mengajar di kelas, serta beberapa guru pernah menggunakan alat peraga, seperti video, gambar, dan bagan saat menjelaskan materi.
Beberapa guru menjelaskan materi dengan santai sehingga siswa merasa tidak terlalu bosan saat mengikuti kegiatan pembelajaran.
Hasil wawancara guru dan siswa diperkuat oleh pendapat dari kepala sekolah bahwa sebagian guru sudah variatif saat mengajar. Rata-
rata variasi yang digunakan itu, seperti posisi mengajar guru tidak berpusat pada satu titik, menyampaikan materi dengan santai sehingga
siswa mudah memahami, ada juga yang memberikan penekanan pada kata-kata penting, ada yang senyum ataupun datar ketika
menyampaikan materi di kelas. Selain itu, media yang digunakan, seperti video dan gambar, serta metode yang digunakan, seperti
ceramah, diskusi, tanya jawab, dan permainan. Namun, ternyata guru kelas VI merupakan guru yang paling variatif karena pemilihan materi
89 jelas begitupun dengan metode mengajar guru sehingga siswa merasa
tertarik dan ingin langsung bertanya. Rmnh : Guru kelas VI karena anak-anak kalau dengan gurunya,
ketika guru mengajar, pemilihan materi terasa jelas, mereka merasa tertarik, mereka langsung bertanya. Tapi,
kalau ditanya apakah anaknya pinter semua? Jawabannya enggak. Tapi, gurunya juga termasuk saya nilai bagus
untuk inovasinya. 4 Mei 2016
Data ini diperkuat dengan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti. Hasil observasi tanggal 14-16 Maret 2016, guru Nrl tidak
hanya berada pada satu titik saja saat mengajar dan menyampaikan materi dengan santai, menggunakan metode TGT dan bernyanyi
“Gambuh” bersama siswa, menggunakan media pembelajaran berupa video, dan bermain tepuk bersama siswa. Tanggal 28 April 2016, guru
Trn memberikan penekanan pada kata-kata terpenting, menggerakan anggota badan, serta mimik wajah terkadang senyum dan terkadang
tegas. Selain itu, posisi mengajar guru selalu berpindah-pindah, serta menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Hal
ini membuat siswa menjadi tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas.
Observasi pada 7 Mei 2016, guru Prh memberikan penekanan pada kata-kata yang penting, menggerakkan anggota badan, serta mimik
wajah berubah terkadang senyum dan terkadang serius. Selain itu, posisi mengajar lebih condong berada di depan kelas, serta
menggunakan metode ceramah dan diskusi. Lebih lanjut, guru menyisipkan dengan menyindir siswa yang berperilaku sedikit
90 menyimpang. Namun, banyak siswa yang terlihat bosan dan kurang
tertarik dengan apa yang dijelaskan oleh guru. Observasi pada 9 Mei 2016, guru Ln
memberikan penekanan pada kata-kata yang penting, menggerakkan anggota badan, mimik wajah berubah terkadang senyum
dan terkadang serius, posisi mengajar berpindah-pindah, serta menggunakan metode pemberian tugas, ceramah, dan diskusi. Namun,
hanya beberapa siswa yang tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran. Observasi 10 Mei 2016, guru Dw memberikan penekanan pada
kata-kata yang penting, menggerakan anggota badan, mimik wajah monoton, posisi mengajar berpindah-pindah, dan menggunakan metode
diskusi, ceramah, dan tanya jawab. Namun, banyak siswa terlihat bosan mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Observasi 12 Mei 2016, guru
Umt memberikan penekanan pada kata-kata terpenting, menggerakkan anggota badan, mimik wajah lebih condong datar, dan posisi mengajar
berpindah tetapi tidak keseluruhan titik kelas. Selain itu, guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, serta menggunakan
media pembelajaran berupa video saat menonton film perang kemerdekaan Indonesia. Lebih lanjut, guru menyisipkan bermain tepuk
bersama siswa. Hal yang telah dilakukan oleh guru masih belum optimal karena masih banyak siswa yang merasa bosan sehingga
banyak siswa berbicara sendiri dan bermain bersama teman ketika kegiatan pembelajaran.
91 Berdasarkan hasil wawancara guru, siswa, dan kepala sekolah
serta observasi yang telah dilakukan, peneliti mengambil kesimpulan bahwa sebagian guru sudah variatif saat mengajar. Hal tersebut dapat
dilihat dari beberapa kelas yang mempunyai semangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, yaitu kelas I dan VI. Variasi mengajar tiap guru
berbeda-beda cara, yaitu berupa memberikan penekanan pada kata-kata terpenting, menyampaikan materi dengan santai dengan menggerakan
anggota badan, dan mengelola mimik wajah. Selain itu, posisi mengajar guru berpindah-pindah, serta metode yang digunakan berupa ceramah,
diskusi, tanya jawab, pemberian tugas, pelajaran di luar kelas, permainan, dan TGT. Sedangkan media pembelajaran yang digunakan,
yaitu gambar, video, kertas lipat, dan mikrofon. Lebih lanjut, saat pelajaran terdapat guru yang menyisipkan bernyanyi bersama, bermain
tepuk, melakukan lelucon, dan menyindir anak. Cara lain yang digunakan, yaitu memberikan gambaran contoh perilaku baik maupun
kurang baik sehingga siswa merasa tidak bosan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas.
d. Keluwesan