Prinsip Penyusunan Kelas Merancang Lingkungan Fisik Kelas

100

a. Prinsip Penyusunan Kelas

Untuk menunjang terciptanya lingkungan fisik kelas yang kondusif perlu memperhatikan prinsip dasar yang bisa digunakan ketika menyusun kelas. Hasil wawancara guru didapat informasi bahwa guru telah menata dan menempatkan barang-barang di samping atau belakang tempat duduk siswa. Selain itu, guru menata posisi tempat duduk siswa agar mudah dilalui dengan siswa dengan cara memberikan jarak tiap posisi tempat duduk. Guru memindahkan dan menata dua meja menjadi satu dan kursi seperti huruf L, membentuk huruf U, dua meja jadi satu dan kursi berhadapan, dan berderet ke belakang. Lingkungan kelas sudah nyaman untuk kegiatan pembelajaran. Kemudian, guru menata ruang kelas yang menyenangkan dan kondusif dengan cara banyak berkomunikasi dengan siswa dan memberikan reward agar siswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Lebih lanjut, juga memberikan permainan yang berkaitan dengan materi, mengubah posisi tempat duduk, memberikan humor di sela-sela kegiatan pembelajaran, menempelkan poster, alat peraga, dan hasil karya siswa, mengajak siswa bernyanyi, serta permainan kuis yang berkaitan dengan materi. Hasil wawancara guru diperkuat dengan pendapat siswa bahwa penataan ruangan kelas yang diatur guru tidak mengganggu pandangan siswa karena kelas terlihat rapi. Selain itu, bisa memperhatikan guru dengan bebas ketika menjelaskan dan jarak tempat duduk siswa sudah 101 cukup untuk dilewati dengan bebas. Selain itu, penataan tempat duduk diubah menjadi huruf U, dua meja dijadikan satu dan kursi berhadapan, berderet ke belakang, huruf L, serta beberapa kelas berpindah posisi tempat duduk. Siswa kelas I, III, dan VI sudah merasa nyaman dengan ruangan kelas karena kelas begitu bersih dan rapi. Namun, siswa kelas II, IV, dan V belum merasa nyaman dengan ruangan kelas karena kelas cukup kotor. Hal itu dikarenakan siswa yang mempunyai jadwal piket di hari itu tidak membersihkan kelas. Selanjutnya, siswa diajak bernyanyi, bermain kuis, bermain, membuat kerajinan tangan dan dipajang di kelas, serta diberikan reward ketika bisa menjawab pertanyaan Hal tersebut ditegaskan dengan pendapat kepala sekolah yang mengatakan bahwa sebagian guru sudah memperhatikan penempatan dan penataan barang-barang di dalam kelas. Ada yang menaruh di sebelah kiri meja ataupun belakang siswa. Selain itu, jarak tempat duduk siswa sudah cukup dilalui dengan bebas karena ruangan kelas yang begitu luas. Penataan tempat duduk ada yang membentuk huruf U, dua meja dijadikan satu dan kursi berhadapan atau kursi membentuk huruf L, dan berderet ke belakang. Ruangan kelas sudah nyaman, tetapi kalau dalam hal kebersihan, kelas yang masih nyaman, yaitu kelas I dan VI. Lalu, keindahan kelas tidak hanya diukir dari fisik, namun juga dinilai dari bagaimana guru bisa menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Rata-rata guru sudah dapat menciptakan suasana 102 tersebut, ada yang mendengarkan pendapat siswa, menggunakan permainan, ada pula yang mengajak bernyanyi bersama. Namun, guru kelas VI merupakan guru yang paling kreatif menciptakan suasana pembelajaran menjadi menyenangkan. Hal itu dikarenakan guru selalu memberikan motivasi pada siswa sehingga menimbulkan rasa ingin tahu dan keinginan untuk berkreasi. Rmnh : Kelas VI, karena gurunya memotivasi anak. Jadinya, menimbulkan anak-anak ingin tahu, ingin berkreasi karena pancingan-pancingan gurunya. 4 Mei 2016 Hasil wawancara guru, siswa, dan kepala sekolah diperkuat dengan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti. Hasil observasi pada 30 April dan 10 Mei 2016, posisi barang-barang tiap ruangan kelas diletakkan di belakang atau samping tempat duduk siswa sehingga tidak mengganggu pandangan siswa. Selain itu, penataan kursi satu dengan kursi lain cukup untuk dilalui siswa dengan bebas. Temperatur ruangan kelas cukup hangat, cahaya ruangan kelas cukup terang, jumlah siswa tidak begitu banyak, dan suara guru dapat didengar semua siswa. Observasi 15 Maret 2016, guru Nrl mengajak siswa bernyanyi bersama, yaitu lagu Gambuh dan melakukan permainan kuis. Tanggal 30 April 2016, guru Trn sering mengajak siswa banyak berkomunikasi dan memberikan reward pada siswa yang berani mengeluarkan pendapat. Tanggal 10 Mei 2016, guru Ln setiap seminggu sekali mengubah posisi tempat duduk agar siswa tidak bosan. Guru Prh memberikan lelucon pada siswa berupa cerita-cerita lucu. 103 Hasil wawancara dan observasi diperkuat dengan dokumentasi yang berupa foto ruangan kelas. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi yang telah dilakukan, peneliti mengambil kesimpulan bahwa rata-rata guru sudah memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan kelas. Guru sudah menata dan menempatkan barang-barang di samping dan belakang meja siswa sehingga kelas terlihat rapi dan tidak mengganggu pandangan siswa. Penataan ruang tiap kelas sudah memudahkan siswa untuk mengambil barang-barang yang dibutuhkan karena kelas yang cukup luas dan jarak tempat duduk tiap siswa sudah cukup dilewati dengan bebas. Lebih lanjut, penataan tempat duduk tidak hanya monoton, misalnya diubah menjadi bentuk U, dua meja dijadikan satu dan kursi berhadapan atau kursi berbentuk huruf L, serta berderet ke belakang tradisional. Semua kelas sudah termasuk kategori nyaman, namun masih terdapat beberapa kelas yang belum menjaga kebersihan kelas, misalnya kelas II-V. Selain itu, keindahan tidak hanya dilihat dari fisik, namun dinilai dari cara guru menciptakan suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan. Keindahan dilihat dari segi fisik, yaitu rata-rata kelas sudah cukup indah, yaitu adanya hasil karya siswa yang dipajang dan berbagai macam materi yang ditempelkan. Dilihat dari segi nonfisik, cara guru menerapkan prinsip keindahan berbeda-beda. Ada yang menggunakan 104 cara pemberian reward agar siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran, menggunakan permainan, dan mengubah posisi tempat duduk. Selain itu, guru banyak mengajak siswa berkomunikasi, memberikan humor di sela kegiatan pembelajaran, permainan kuis, dan mengajak siswa bernyanyi.

b. Gaya Penyusunan