54 c.
timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus. d.
anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat atas prestasi belajar. e.
anak-anak suka membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya.
Pada masa kelas tinggi sekolah dasar, anak sudah mampu berpikir secara operasional. Jadi, anak sudah bisa membedakan mana yang baik dilakukan dan
mana yang tidak baik dilakukan. Selain itu, anak pada masa ini masih memilih teman untuk diajak bermain.
Berdasarkan paparan di atas, maka siswa Sekolah Dasar termasuk ke dalam perkembangan tahap operasional konkret yakni pada kisaran umur 67
tahun-1112 tahun. Karakteristik siswa usia tersebut, antara lain memiliki kemampuan berpikir sistematis yang mengacu pada benda konkret dan
mengacu pada kekinian. Pendidik dan orang tua sebagai orang yang berperan dalam perkembangan anak harus memberikan fasilitas untuk membentuk suatu
sikap yang positif.
D. Kajian Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu tentang manajemen
kelas di kelas V sekolah dasar negeri se-kecamatan Danurejan Yogyakarta yang disusun oleh Dheni Purwanti pada tahun 2015. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan manajemen kelas oleh guru kelas V di sekolah dasar negeri se-kecamatan Danurejan Yogyakarta. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan manajemen kelas oleh guru kelas V di sekolah dasar negeri se-kecamatan Danurejan Yogyakarta
55 sudah baik kategori tinggi. Hal itu dilihat dari aspek menciptakan iklim
belajar yang tepat, mengatur ruangan belajar, dan mengelola interaksi kegiatan belajar mengajar. Adapun relevansi dengan penelitian dalam
skripsi ini, yaitu pada indikator-indikator manajemen kelas. 2.
Penelitian Rury Sandra Dewi tahun 2012 yang berjudul “Pengelolaan Kelas dalam Proses Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama Se-
Kecamatan Muntilan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan pengelolaan kelas yang ada dalam kegiatan pembelajaran di
SMP se Kecamatan Muntilan ditinjau dari masalah individu dan masalah kelompok, serta untuk mengetahui upaya mengatasi masalah-masalah
dalam kegiatan pembelajaran di SMP se-Kecamatan Muntilan. Hasil penelitian ini, terdapat dua kelompok masalah pengelolaan kelas. a
pertama yaitu masalah individu, dalam masalah individu masih dikelompokkan lagi menjadi empat tingkah laku. b Masalah pengelolaan
kelas yang kedua yaitu masalah kelompok. Masalah kelompok juga dikelompokkan menjadi enam kategori. Lebih lanjut, upaya mengatasi
masalah pengelolaan kelas antara masalah individu dan kelompok yang pertama kali guru lakukan dengan memberi teguran dan nasehat. Adapun
relevansi penelitian ini dalam skripsi, yaitu cara mengatasi masalah pengelolaan kelas di mana dalam skripsi ini pada bagian penanaman sikap
disiplin pada siswa. 3.
Penelitian Nur Chamidah tahun 2014 yang berjudul “Pengaruh Pengelolaan Kelas terhadap Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas IV SD
56 Negeri Margoyasan Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh perbedaan pengelolaan kelas terhadap prestasi belajar IPS siswa kelas IV di SD Negeri Margoyasan Yogyakarta. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar IPS antara kelompok eksperimen dan kontrol di mana nilai rerata kelompok
eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rerata mean populasi pada kelompok eksperimen sebesar
16,24 lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol sebesar 14,60. Selisih nilai rerata mean antara kelompok eksperimen dan kontrol
sebesar 1,64. Adapun relevansi pada penelitian ini, yaitu dilihat dari dua hal dalam mengelola kelas, yaitu pengaturan siswa dan pengaturan ruang
kelas.
E. Kerangka Pikir