Menjadi Seorang Komunikator yang Baik

43 maka guru mampu mengelola kelas dengan baik terhadap berbagai karakteristik siswa.

d. Menjadi Seorang Komunikator yang Baik

Berkomunikasi bagi guru berarti memiliki kemampuan dan keberanian menyampaikan kata-kata dengan lancar, jelas, dan intonasi yang tepat. Pada dasarnya seorang guru adalah seorang komunikator. Proses pembelajaran di dalam kelas merupakan proses komunikasi. Dalam konteks komunikasi pendidikan, guru seyogyanya memenuhi segala prasyarat komunikasi yang efektif dalam menyampaikan pelajaran. Dengan adanya komunikasi yang baik, tujuan pendidikan bisa tercapai secara efektif Agus Wibowo, 2013: 60. Jika tidak, proses pembelajaran akan sulit mencapai hasil maksimal. Berbagai persoalan akan muncul manakala hubungan komunikatif antara guru dan siswa tidak berjalan dengan optimal Ngainun Naim, 2011: 112. Kemampuan berkomunikasi merupakan kunci keberhasilan dari berbagai profesi yang ada. Tanpa menguasai kemampuan berkomunikasi yang baik dapat membuat kita akan mengalami kesulitan dalam menyampaikan maksud atau pemikiran kita kepada orang lain. Mulyana 2010: 96 menjelaskan bahwa komunikasi tampaknya merupakan hal yang sederhana tetapi ternyata tidak semua orang dapat menguasai dengan baik. Mengelola kelas dan menyelesaikan masalah secara konstruktif membutuhkan keterampilan komunikasi yang baik. Tiga aspek utama 44 dari komunikasi adalah keterampilan berbicara, keterampilan mendengarkan, dan komunikasi nonverbal John W. Santrock, 2009: 273. 1 Keterampilan Berbicara Guru harus memiliki keterampilan berbicara yang efektif agar dapat mengembangkan keterampilan berbicara siswa. Ketika berbicara di dalam kelas dan dengan siswa, satu hal terpenting yang harus diingat guru adalah mengomunikasikan informasi dengan jelas. Kejelasan dalam berbicara sangatlah penting dalam kegiatan pembelajaran. Florez John W. Santrock, 2009: 273 mengatakan bahwa ada beberapa strategi yang bagus untuk berbicara secara jelas di kelas, meliputi hal-hal berikut ini: a menggunakan tata bahasa yang benar, b memilih kosa kata yang bisa dimengerti, c menerapkan strategi guna meningkatkan kemampuan siswa untuk memahami apa yang guru jelaskan, dan d berbicara pada kecepatan yang sesuai. Hal ini sejalan dengan pendapat Thornburry anonim: 2016 bahwa strategi kompetensi disebut juga dengan strategi komunikasi. Ada beberapa hal yang yang harus diperhatikan dalam strategi komunikasi yaitu: a menggunakan kata-kata yang tidak langsung tidak to the point, b mengubah kata-kata baru agar lebih dikenal, c menggunakan kata-kata yang umum, d menggunakan ekspresi, dan e menggunakan gerak tubuh atau mimik untuk meyakinkan maksud yang diinginkan. 45 Miyades, dkk 2014 mengatakan bahwa pemberian kesempatan kepada siswa untuk saling menyampaikan pendapat secara lisan dalam bentuk diskusi sangat besar artinya. Kesempatan ini juga dapat merupakan latihan untuk siswa mengemukakan kritik yang konstruktif. Ross dan Roe Ahmad Rofi’udin dan Darmiyati Zuhdi, 2002: 13, guru menciptakan kegiatan untuk melatih keterampilan berbicara melalui menyampaikan informasi, partisipasi dalam diskusi, serta berbicara menghibur dan menyajikan pertunjukan. Sejalan dengan pendapat Yodhia Antariksa 2009, untuk mengembangkan keterampilan berbicara, yaitu: 1 memberikan perhatian penuh terhadap pembicara sebagai usaha yang sesungguhnya untuk memahami pokok-pokok penting dari pembicara. Termasuk memberikan perhatian penuh kepada mereka dan gunakan kata-kata pendorong seperti “ya”, “aha”, dan “mmm”. Hal ini juga termasuk pernyataan secara non-verbal seperti mengangguk, tersenyum, dan bahasa tubuh lainnya, 2 melihat ke arah pembicara untuk mengamati bahasa tubuh dan mengambil nuansa pembicaraan, 3 mengajukan pertanyaan, dan 4 memberikan waktu kepada pembicara untuk mengeluarkan pemikirannya dan membiarkan orang-orang menyelesaikan apa yang mereka katakan sebelum memberikan opini. Hal lain yang dapat menunjang keberhasilan keterampilan berbicara, yaitu dengan berbicara tegas. Menurut John W. Santrock 2009: 274, orang-orang yang sedang menghadapi konflik dapat dilakukan dalam empat gaya, yaitu agresif, manipulatif, pasif, atau tegas. Orang-orang yang menggunakan gaya agresif akan bersikap kasar dengan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya 46 manipulatif akan berusaha untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan cara membuat orang lain merasa bersalah. Orang- orang yang menggunakan gaya pasif merupakan orang yang tidak bersikap tegas atau pasrah. Namun, orang-orang yang menggunakan gaya tegas akan mengungkapan isi hati dan menolak sesuatu hal yang tidak mereka inginkan. Dalam hal menangani konflik, bersikap tegas merupakan pilihan yang terbaik. Dari paparan di atas yang berkaitan dengan keterampilan berbicara dapat disimpulkan bahwa guru harus memiliki keterampilan berbicara yang efektif agar dapat mengembangkan keterampilan berbicara siswa. Strategi berbicara yang bagus untuk dapat dilakukan oleh guru, yaitu menggunakan tata bahasa yang benar, memilih kosakata yang bsia dimengerti, menerapkan strategi untuk meningkatkan siswa memahami apa yang sedang dijelaskan oleh guru, berbicara pada kecepatan yang sesuai, menggunakan kata- kata umum, menggunakan gerak tubuh atau mimik dan menggunakan ekspresi. Selanjutnya, untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa dapat melalui kebiasaan menyampaikan pendapat saat diskusi kelas dan memberikan perhatian pada pembicara. Hal lain yang mampu menunjang keterampilan berbicara, yaitu dengan berbicara tegas. Di mana guru harus menggunakan gaya tegas agar siswa dapat diatur dan tidak membantah. Hal-hal inilah 47 yang dapat membantu guru untuk mengembangkan keterampilan berbicara kepada siswa agar siswa dapat memahami maksud dan tujuan dari apa yang disampaikan oleh guru. 2 Keterampilan Mendengarkan Mengelola kelas secara efektif akan menjadi lebih mudah apabila guru dan siswa mempunyai keterampilan mendengarkan yang baik. Apabila siswa mampu menjadi pendengar yang baik, maka akan mendapatkan lebih banyak manfaat dari pelajaran yang dilalui dan akan memiliki hubungan sosial yang lebih baik. Pendengar yang baik akan mendengarkan secara aktif dan menyerap informasi yang diberikan. Mendengarkan secara aktif adalah memberikan perhatian penuh kepada pembicara, berfokus pada isi intelektual, dan emosional dari pesan John W. Santrock, 2009: 278. Pendengar yang baik hanya fokus dengan apa yang sedang dibicarakan dan memahami isi dari pembicaraan tersebut. Seseorang tidak akan memahami isi yang dibicarakan bila tidak mendengarkan dengan fokus. Hal ini sejalan dengan Burhan Nisa Alrochmah, 2013 menjelaskan bahwa pelajar yang tidak pandai mendengarkan pelajaran akan mendapat kesukaran dalam mengikuti pelajaran dan bahkan besar kemungkinan gagal. Berikut ini adalah beberapa untuk mengembangkan keterampilan mendengarkan yang aktif John W. Santrock, 2009: 278-279. Gabungkanlah keterampilan ini dengan gaya interaksi 48 guru dengan siswa dan bekerja sama untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan ini. a memperhatikan orang yang berbicara, Hal ini menunjukkan bahwa topik yang sedang dibicarakan itu menarik. Pertahankanlah kontak mata yang baik dan condongkanlah badan ke depan ketika mendengarkan. b memparafrasekan, dan Topik pembicaraan yang telah disampaikan, diuraikan kembali dengan bahasa sendiri. c memberikan umpan balik dengan cara yang kompeten, Umpan balik verbal atau nonverbal memberi pembicara ide tentang seberapa banyak kemajuan yang dibuat pembicara dalam mengomunikasikan satu poin dengan jelas. Pendengar yang baik memberikan umpan balik dengan cepat, jelas, jujur, dan informatif. 3 Komunikasi Nonverbal Komunikasi nonverbal hanyalah berupa gerakan anggota tubuh untuk mempertegas maksud yang ingin disampaikan. Hal ini sejalan dengan Hardjana 2003: 26 menyatakan bahwa komunikasi non verbal adalah komunikasi di mana pesan dikemas dalam bentuk nonverbal, tanpa kata-kata. Hal ini ditegaskan oleh Widya Pontoh 2013 bahwa komunikasi non verbal adalah komunikasi yang berbaur dengan pembicaraan, misalnya gerakan, ekspresi wajah, 49 gerakan mata, karakteristik suara, dan penampilan pribadi adalah merupakan suatu bentuk komunikasi nonverbal. Sikap saat sedang berbicara juga perlu diperhatikan, seperti posisi tangan, melemparkan pandangan, menggerakan mulut, dan posisi kaki. Berikut adalah beberapa contoh perilaku umum yang menjadi jalan dalam komunikasi secara nonverbal antar-individu John W Santrock, 2009: 278. 1 mengangkat alis dengan perasaan tidak percaya, 2 mendekap lengan untuk mengasingkan atau melindungi diri, 3 mengangkat bahu ketika merasa tidak tertarik, 4 mengedipkan mata untuk menunjukkan kehangatan, 5 mengetuk-ngetukkan jemari ketika merasa tidak sabar, dan 6 memukul dahi ketika lupa akan suatu hal. Dari pendapat beberapa ahli di atas menyatakan bahwa komunikasi nonverbal merupakan cara berkomunikasi dengan gerakan tubuh yang bertujuan untuk mempertegas maksud yang sedang disampaikan. Komunikasi nonverbal dilakukan dengan tujuan agar siswa bisa memahami maksud dari apa yang disampaikan oleh guru kaitannya dengan meningkatkan pengetahuan siswa tersebut. Berdasarkan uraian di atas, untuk menjadi seorang komunikator yang baik terdapat tiga aspek utama, yaitu keterampilan berbicara, keterampilan mendengarkan, dan keterampilan nonverbal. Di mana ketiga aspek tersebut merupakan salah satu cara untuk mengelola kelas dengan baik. Strategi untuk keterampilan berbicara, yaitu berbicara dengan kelas dan siswa, serta bersikap tegas karena itu diperlukan agar 50 siswa mampu memahami maksud dan tujuan dari guru serta tidak membantah apa yang disampaikan oleh guru. Dalam membantu siswa mengembangkan keterampilan mendengarkan dapat dilakukan dengan memperhatikan orang yang berbicara, memparafrasekan, dan memberikan umpan balik. Yang terakhir yaitu komunikasi nonverbal di mana sikap dan perilaku seseorang saat berkomunikasi ditunjukkan. Jadi, pesan yang akan disampaikan dikemas dengan gerakan tubuh. Misalnya, gerakan mata, ekspresi wajah, penampilan pribadi, atau karakteristik suara. Komunikasi nonverbal bertujuan untuk mempertegas apa yang sedang disampaikan agar mengerti apa yang disampaikan. Berdasarkan uraian mengenai cara mengelola kelas secara efektif, dapat disimpulkan bahwa cara yang dapat digunakan untuk mengelola kelas secara efektif, yaitu dengan menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan kelas, merancang lingkungan fisik kelas, menciptakan lingkungan yang positif untuk belajar, dan menjadi komunikator yang baik. Kajian tentang pengelolaan kelas dan cara mengelola kelas secara efektif akan dijadikan sebagai tambahan pengetahuan dalam penyusunan pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi dalam penelitian ini.

4. Standar Pengelolaan Kelas