23 Berdasarkan beberapa pendpaat dapat disimpulkan bahwa prinsip-
prinsip yang perlu dilakukan dalam pengelolaan kelas diantaranya hangat dan antusias, tantangan, bervariasi, keluwesan, penekanan pada
hal-hal positif, serta penanaman disiplin diri. Prinsip-prinsip tersebut mampu mendukung keberhasilan guru dalam mengelola kelas dengan
baik. Selain itu, teori tentang prinsip-prinsip pengelolaan kelas dalam penelitian ini dijadikan sebagai pedoman wawancara, observasi, dan
dokumentasi.
b. Merancang Lingkungan Fisik Kelas
Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran yang dilakukan. Selain itu, lingkungan
yang mendukung mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Martha Kaudfeldt 2008: 44-48 menegaskan
bahwa untuk menciptakan lingkungan fisik kelas yang kondusif, maka beberapa pertimbangan pengaruh rangsangan lingkungan, yaitu
pencahayaan, kebisingan, rangsangan visual, serta suhu dan kualitas udara. Sejalan dengan pendapat Sri Budyartati 2014: 55, masalah
penting dalam manajemen kelas berkenaan dengan penataan lingkungan fisik tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran, kebersihan kelas,
pengaturan tempat duduk, ventilasi, dan pengaturan cahaya. Hal tersebut merupakan beberapa hal kecil yang perlu diperhatikan guru
untuk menata lingkungan fisik kelas yang kondusif.
24 Hal lain yang dapat menunjang terciptanya lingkungan fisik kelas
yang kondusif, yaitu memperhatikan prinsip dasar yang bisa digunakan ketika menyusun kelas menurut Evertson, dkk John W. Santrock,
2009: 259-260, yaitu: 1
Mengurangi hambatan di area macet Pada area kerja kelompok, meja siswa, meja guru, rak buku,
ruang komputer, dan lokasi penyimpanan sebaiknya dipisahkan agar area tersebut mudah didatangi.
2 Pastikan Anda bisa dengan mudah melihat semua siswa
Saat kegiatan pembelajaran dimulai, pastikan ada barisan kosong di antara meja lokasi pembelajaran, meja siswa, dan semua
area kerja siswa agar dapat memantau aktivitas siswa. 3
Membuat materi pengajaran yang sering digunakan dan persediaan siswa menjadi mudah diakses
Hal ini dapat meminimalisasi waktu persiapan sebelum mengajar dan waktu pembersihan saat waktu istirahat tiba sehingga
guru bisa lebih tepat waktu. 4
Memastikan bahwa siswa bisa dengan mudah mengobservasi presentasi seluruh siswa
Ketika siswa melakukan kegiatan presentasi, guru harus memastikan keberadaan semua siswa agar tidak mengalami kesulitan
dalam hal mengamati.
25 Guru tidak hanya memperhatikan dari segi akademik saja,
melainkan penataan fisik kelas juga diperlukan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan penataan benda-benda di kelas,
dekorasi kelas, dan jarak tempat duduk siswa diberi jarak secukupnya sehingga siswa dapat bergerak dengan bebas. Senada dengan Loisell
Winataputra, 2003: 22, prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menata lingkungan fisik kelas, yaitu:
1 Visibility Keleluasaan Pandangan
Visibility artinya penempatan dan penataan barang-barang di dalam kelas yang tidak mengganggu pandangan siswa. Hal ini
memudahkan siswa secara leluasa dapat memandang guru, benda atau kegiatan yang sedang berlangsung. Selain itu, guru harus dapat
memandang semua siswa saat kegiatan pembelajaran. 2
Accesibility Mudah Dicapai Penataan ruang harus dapat memudahkan siswa untuk meraih
atau mengambil barang-barang yang dibutuhkan selama proses pembelajaran. Jarak antar tempat duduk harus cukup untuk dilalui
oleh siswa sehingga siswa dapat bergerak dengan mudah dan tidak mengganggu siswa lain yang sedang bekerja.
3 Fleksibilitas Keluwesan
Barang-benda di dalam kelas hendaknya mudah ditata dan dipindahkan dan disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Seperti
26 penataan tempat duduk yang perlu diubah, jika proses pembelajaran
menggunakan metode diskusi dan kerja kelompok. 4
Kenyamanan Kenyamanan di kelas berkenaan dengan temperatur ruangan,
cahaya, suara, dan kepadatan kelas. 5
Keindahan Prinsip keindahan ini berkenaan dengan usaha guru menata
ruang kelas yang menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan belajar. Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan dapat berpengaruh
positif pada sikap dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
Perancangan lingkungan fisik kelas perlu pula memperhatikan gaya penyusunan tiap kelas yang dapat mempengaruhi tingkat perhatian
siswa saat kegiatan pembelajaran dimulai. Penyusunan fisik kelas harus memperhatikan tiap jenis aktivitas yang sedang dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran. Crane, dkk John W. Santrock, 2009: 261 menegaskan bahwa harus mempertimbangkan susunan fisik yang paling
mendukung jenis aktivitas siswa. Abdul Majid 2007: 168 menjelaskan bahwa dalam mengatur
tempat duduk yang penting memungkinkan terjadinya tatap muka sehingga guru dapat mengontrol tingkah laku siswa. Hal ini berarti
bahwa pengaturan posisi tempat duduk siswa memberi dampak dalam proses pembelajaran Radno Harsanto, 2007: 59. Berbagai jenis
27 penyusunan kelas standar menurut Renne John W. Santrock, 2009:
261, yaitu gaya auditorium, berhadap-hadapan, off-set, seminar, dan kelompok.
1 Gaya auditorium
Gaya susunan kelas di mana semua siswa menghadap guru. Susunan ini mencegah kontak siswa secara berhadap-hadapan dan
guru bebas untuk bergerak ke manapun di dalam ruangan. Hal tersebut membuat siswa bisa lebih fokus memperhatikan guru.
2 Gaya berhadap-hadapan
Siswa duduk menghadap satu sama lain. Gaya penyusunan ruang kelas ini, dapat menyebabkan banyak gangguan dari siswa lain
dan akan membuat kelas menjadi kurang kondusif. Hal itu dikarenakan siswa langsung menghadap dengan siswa lain yang
dapat diajak saling berbicara. 3
Gaya off-set Siswa dalam jumlah kecil dua atau tiga siswa duduk di meja,
namun tidak duduk berseberangan secara langsung. 4
Gaya seminar Siswa dalam jumlah besar sepuluh atau lebih duduk dalam
susunan empat persegi atau bentuk U. Gaya ini cocok apabila guru menginginkan siswa untuk berbicara satu dengan yang lain agar
memudahkan siswa lain memperhatikan teman yang sedang berbicara.
28 5
Gaya kelompok Siswa dalam jumlah kecil empat hingga delapan bekerja dalam
kelompok kecil yang berdekatan. Djamarah dan Aswan Saifuddin, 2014: 76 menyatakan jika,
pengajaran ditempuh dengan metode ceramah, maka tempat duduk sebaiknya berderet memanjang ke belakang. Sedangkan, menurut
Ummu Hany Almasitoh 2012 gaya susunan lain, yaitu: 1
Kelompok untuk Kelompok Susunan ini memungkinkan untuk menyusun permainan peran,
berdebat atau observasi aktivitas kelompok. Cara menyusun posisi tempat duduk ini dengan meletakkan meja pertemuan di tengah-
tengah dan dikelilingi oleh kursi-kursi pada sisi luar. 2
Workstation Susunan ini tepat untuk lingkungan tipe laboratorium, aktif di
mana setiap siswa duduk pada tempat untuk mengerjakan tugas seperti mengoperasikan komputer, mesin, melakukan kerja laborat
tepat setelah didemonstrasikan. Tempat berhadapan mendorong patner belajar untuk menempatkan dua siswa pada tempat yang
sama. Berdasarkan uraian di atas tentang cara merancang lingkungan
fisik kelas dapat disimpulkan bahwa lingkungan fisik mempunyai pengaruh yang penting untuk menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan. Menciptakan lingkungan fisik kelas yang kondusif
29 memerlukan
beberapa pertimbangan
diantaranya pencahayaan,
kebisingan, rangsangan visual, serta suhu dan kualitas udara. Dari sisi lain, perlu memperhatikan prinsip penyusunan kelas dan gaya
penyusunan. Prinsip penyusunan kelas dapat memperhatikan beberapa hal, yaitu visibility, accesbility, fleksibilitas, kenyamanan, dan
keindahan. Prinsip-prinsip tersebut dapat menjadi pedoman guru untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif dan nyaman untuk kegiatan
pembelajaran. Kemudian, untuk menciptakan lingkungan fisik kelas yang kondusif juga perlu memperhatikan gaya penyusunan kelas karena
dapat berpengaruh pada semangat dan antusias siswa mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas.
c. Menciptakan Lingkungan yang Positif untuk Pembelajaran