142 Tabel 6. Perancangan Lingkungan Fisik Kelas di SD N Minomartani 2
Aspek Cara yang Dilakukan
Standar Pengelolaan Kelas yang Baik
Prinsip Penyusunan
Kelas a.
Visibility Guru menata dan menempatkan barang-
barang di samping dan belakang meja siswa. Guru
menciptakan kenyamanan
dalam menyelenggarakan
proses pembelajaran. b.
Accesibility Jarak tempat duduk tiap siswa sudah cukup
dilewati dengan bebas c.
Fleksibilitas Penataan tempat terkadang diubah menjadi bentuk U, dua meja dijadikan satu dan kursi
berhadapan atau kursi berbentuk huruf L saat melakukan diskusi kelompok.
d. Kenyamanan Temperatur ruangan yang cukup sejuk,
memiliki cukup cahaya, suara guru bisa didengar, dan jumlah siswa yang tidak
begitu banyak. e.
Keindahan Keindahan fisik, yaitu adanya hasil karya
siswa yang dipajang dan berbagai macam materi yang ditempelkan, seperti peta, huruf-
huruf, perkalian, nama-nama binatang, dan huruf tegak bersambung. Segi nonfisik, yaitu
guru menggunakan cara pemberian reward agar
siswa aktif
dalam kegiatan
pembelajaran, menggunakan permainan,
mengubah posisi tempat duduk, banyak mengajak
siswa berkomunikasi,
memberikan humor
di sela
kegiatan pembelajaran,
permainan kuis,
dan mengajak siswa bernyanyi.
Gaya Penyusunan
Guru mengubah tempat duduk siswa menjadi huruf U, leather L, dua meja
dijadikan satu dan kursi mengelilingi meja, saling berhadapan, dan berderet ke belakang
sesuai
dengan materi
yang akan
disampaikan. Guru mengatur tempat
duduk sesuai dengan karakteristik siswa, dan
mata pelajaran, serta aktivitas
pembelajaran yang akan dilakukan
3. Menciptakan Lingkungan Positif untuk Belajar
a. Strategi Umum
Strategi umum dalam menciptakan lingkungan positif untuk belajar dapat dilihat dari gaya manajemen kelas. Gaya manajemen kelas
guru di SD N Minomartani 2 ada yang menggunakan gaya otoriter, permisif, dan demokrasi. Guru yang gaya manajemen otoriter
143 ditunjukkan saat siswa melanggar aturan dan guru tegas kepada siswa
tersebut dengan memberikan sanksi. Gaya manajemen permisif digunakan untuk siswa yang mudah diatur sehingga siswa tersebut
kurang pengawasan atau perhatian. Gaya demokratis lebih condong digunakan oleh guru di SD
Negeri Minomartani 2 karena guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mengeluarkan pendapat dan melibatkan siswa dalam aktivitas
pembelajaran. Oleh karena itu, siswa menjadi lebih bisa berpikir secara rasional dan kritis karena adanya perhatian yang ditunjukkan oleh guru.
Hal ini sejalan dengan John W. Santrock 2009: 264 mengatakan bahwa gaya demokratis melibatkan siswa dalam banyak aktivitas
penbelajaran dan menunjukkan sikap perhatian kepada siswa. Tim Portal Informasi Pendidikan Sekolah Dasar 2009 mengatakan bahwa
gaya manajemen guru yang demokratis lebih mungkin terbina sikap persahabatan guru dan siswa dengan dasar saling mempercayai. Dari
situlah, gaya manajemen demokratis lebih baik digunakan dibandingkan dengan gaya manajemen otoriter dan permisif.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian guru lebih condong menggunakan gaya manajemen kelas demokratis.
Hal itu dapat dilihat dari cara guru membebaskan siswa untuk menyampaikan pendapat dan ikut terlibat dalam kegiatan pembelajaran
di kelas. Dengan menggunakan gaya demokratis ini, siswa akan menjadi lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
144
b. Menerapkan Peraturan
Rata-rata siswa pasti pernah melanggar aturan. Oleh karena itu, menetapkan batasan-batasan perilaku di kelas dapat meningkatkan
lingkungan belajar yang lebih produktif. Dalam hal ini guru mencari beberapa cara untuk meminimalisir pelanggaran, yaitu dengan membuat
aturan dan sanksi sesuai kesepakatan bersama. Cara tiap guru agar aturan yang dibuat dapat disepakati bersama pun bermacam-macam,
yaitu memberikan hukuman atau hadiah yang masuk akal, menggunakan bahasa yang sopan dan halus, peraturan jelas dan singkat,
peraturan yang dibuat berlaku untuk siswa maupun guru, serta banyak mengajak siswa untuk berkomunikasi. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Suyanto dan Asep Jihad 2013: 97 beberapa saran agar aturan dapat disepakati bersama, yaitu dengan membuat aturan seminimal dan
sejelas mungkin, memberikan hadiah atau hukuman yang masuk akal, banyaklah berkomunikasi dengan siswa, serta bekerja sama dengan
siswa. Untuk menerapkan aturan, terdapat beberapa strategi yang dapat
dilakukan, diantaranya memberikan hukuman atau nasehat, peraturan dibuat dengan kesepakatan bersama, serta peraturan harus jelas dan
masuk akal. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Ummu Hany Almasitoh 2012, strategi menerapkan batasan untuk siswa, yaitu
aturan dan prosedur harus masuk akal dan dibutuhkan, serta aturan dan prosedur harus jelas dan dapat dipahami. Dari beberapa strategi tersebut
145 dapat mencegah timbulnya gangguan-gangguan dalam kegiatan
pembelajaran yang menyebabkan suasana kelas menjadi kurang kondusif.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa cara tiap guru agar aturan yang dibuat dapat disepakati bersama, yaitu
memberikan hukuman atau hadiah yang masuk akal, peraturan jelas dan singkat, peraturan yang dibuat berlaku untuk siswa maupun guru, serta
banyak mengajak siswa untuk berkomunikasi. Untuk menerapkan aturan, terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan, diantaranya
peraturan dibuat dengan kesepakatan bersama, serta peraturan harus jelas dan masuk akal. Kekhasan guru untuk membuat aturan agar
disepakati bersama, yaitu dengan menggunakan bahasa yang sopan dan halus. Untuk menerapkan aturan, guru memberikan hukuman atau
nasehat.
c. Mengajak Siswa Saling Bekerja Sama