160 kelas yang baik. Indikator tersebut, yaitu pada keterampilan berbicara siswa,
keterampilan mendengarkan pada siswa, dan penggunaan komunikasi nonverbal. Sebaiknya tiga indikator ini dimasukkan ke dalam Permen
DIKNAS Nomor 41 Tahun 2007 agar guru lebih mampu untuk mengelola kelas dengan baik.
E. Temuan Penelitian
1. Cara mengelola kelas tiap guru berbeda-beda. Hal tersebut dapat menjadi
tolak ukur kreativitas guru dalam hal mengelola kelas. 2.
Usia dan penampilan guru menjadi faktor keberhasilan dalam hal mengelola kelas. Hal tersebut dikarenakan usia guru yang masih mudah mempunyai
semangat yang lebih tinggi untuk mengajar. Selain itu, guru dengan usia muda masih memperhatikan penampilan sehingga siswa akan merasa
tertarik dengan guru dan tidak bosan selama mengikuti kegiatan pembelajaran.
3. Guru kelas III membuat rancangan kegiatan les bagi siswa pada sore hari
yang bertujuan untuk membantu siswa memahami materi yang telah dipelajari.
4. Terdapat guru yang mampu menciptakan kelas yang kondusif walau
dihadapkan dengan berbagai karakteristik siswa. 5.
Masih terdapat beberapa hal yang dapat menunjang keberhasilan guru dalam mengelola kelas, namun belum tercantum pada standar pengelolaan kelas
menurut Permen DIKNAS Nomor 41 Tahun 2007.
161
F. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian yang berjudul “Kemampuan Guru dalam Pengelolaan Kelas di SD
N Minomartani 2” masih terdapat kekurangan karena keterbatasan peneliti. Kekurangan tersebut, yakni peneliti tidak mengajak teman sejawat
dalam melaksanakan penelitian sehingga peneliti tidak bisa mengamati cara guru mengelola kelas secara menyeluruh dan begitu banyak aspek yang perlu
diperhatikan. Peneliti juga tidak mengamati secara langsung cara guru mengelola kelas yang efektif secara menyeluruh karena pelaksanaan penelitian
yang dilakukan di pertengahan semester. Oleh karena itu, peneliti hanya dapat menganalisis berdasarkan wawancara dengan narasumber.
Peneliti juga mengalami kesulitan dalam hal dokumentasi karena tidak adanya dokumentasi selama guru mengajar di kelas. Peneliti juga mengalami
keterbatasan dalam hal dokumentasi tentang prestasi belajar siswa karena peneliti hanya melihat dari respon siswa tentang cara mengajar guru. Oleh
karena itu, peneliti masih terbatas untuk menyimpulkan lebih luas dan detail mengenai kemampuan guru dalam pengelolaan kelas di SD Negeri
Minomartani 2.
162
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola kelas di SD Negeri Minomartani 2
sudah terbilang cukup karena baru sebagian guru yang mampu menciptakan kelas yang kondusif dan menyenangkan. Secara lebih lengkap kemampuan
guru dalam mengelola kelas di SD Negeri Minomartani 2 adalah sebagai berikut:
1. Rata-rata guru di SD Negeri Minomartani 2 telah menerapkan prinsip-
prinsip pengelolaan kelas, diantaranya prinsip hangat dan antusias, pemberian tantangan, bervariasi, keluwesan, dan penanaman displin.
Kekhasan guru dalam menerapkan sikap hangat dan antusias, yaitu berbicara hal-hal positif, selalu memberikan nasehat, membimbing siswa
yang belum menguasai materi, memperhatikan tiap siswa, memberikan kenyamanan siswa melalui bernyanyi dan bermain tepuk, serta
berpenampilan menarik dan ceria. Penerapan dalam hal pemberian tantangan, melalui penggunaan apersepsi, memberikan soal-soal latihan dan
penggunaan metode Teams Games Tournaments TGT. Penerapan prinsip bervariasi, yaitu menyisipkan bernyanyi bersama, bermain tepuk,
melakukan lelucon, membantu siswa menilai tingkah laku melalui sindiran, dan memberikan gambaran contoh perilaku baik maupun kurang baik.
Penerapan prinsip keluwesan, yaitu dengan cara menyesuaikan metode