94 menggunakan metode diskusi yang bertujuan agar siswa memahami
keliling dan luas bangun datar. Lebih lanjut, observasi pada 10 Mei 2016, guru Umt
menggunakan metode tanya jawab untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan siswa setelah membaca yaitu berkaitan dengan daur air.
Sedangkan, hasil observasi pada 7 Mei 2016 didapatkan hasil bahwa guru Dw dan Prh belum menerapkan prinsip keluwesan dengan baik
karena suasana kelas kurang kondusif sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan menjadi terhambat.
Berdasarkan hasil wawancara guru, siswa, dan kepala sekolah serta observasi yang telah dilakukan, peneliti mengambil kesimpulan
bahwa sebagian guru telah menerapkan prinsip keluwesan. Hal tersebut dilihat dari bagaimana guru mengubah metode mengajar dengan
kebutuhan siswa. Cara tiap guru berbeda-beda, yaitu menggunakan metode tanya jawab untuk mengetahui kemampuan siswa, permainan
untuk membangkitkan semangat siswa, sarapan soal breakfast dan sebelum pulang diberi soal untuk memperdalam materi yang belum
dimengerti siswa. Selain itu, menggunakan perlombaan kuis TGT untuk melatih kerja sama tiap kelompok dan meningkatkan
pengetahuan tiap siswa.
e. Penekanan pada Hal-Hal yang Positif
Penekanan pada hal-hal positif yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap perilaku siswa yang positif dan sebagai cara untuk
95 meningkatkan percaya diri siswa. Untuk memperoleh data tersebut,
peneliti melakukan wawancara kepada guru dengan hasil bahwa guru mempunyai cara yang berbeda-beda. Guru Trn memberikan reward,
seperti tepuk tangan dan kata-kata sanjungan sehingga siswa menjadi percaya diri.
Hasil wawancara guru Dw diperoleh informasi bahwa guru memberikan pesan-pesan kepada siswa. Guru Ln memberikan
penjelasan pada siswa yang berperilaku kurang baik. Guru Prh memberikan nasehat dan motivasi. Guru Umt dan Nrl memberi tepuk
tangan, acungan jempol, dan pujian kalau ada yang bisa mengerjakan. Guru Nrl tetap memberi tepuk tangan dan kata motivasi bagi siswa
yang belum bisa menjawab agar siswa tidak down. Hasil wawancara guru diperkuat oleh pendapat siswa bahwa
setelah menyelesaikan tugas siswa kelas I, III, IV, siswa mendapatkan tepuk tangan, dipuji, dan diberi reward. Namun, siswa kelas II dan V
tidak pernah mendapatkan reward dari guru setelah mampu menyelesaikan tugas dengan baik. Sedangkan, siswa kelas VI
mendapatkan reward, seperti istirahat, sholat, atau pulang terlebih dahulu ketika siswa tersebut mampu menyelesaikan tugas.
Hasil wawancara guru dan siswa diperkuat oleh pendapat dari kepala sekolah bahwa rata-rata guru sudah memberikan penekanan hal-
hal positif pada siswa. Namun, kembali lagi pada cara guru masing-
96 masing. Penekanan hal-hal positif ada yang berupa pemberian berbagai
nasehatteguran, motivasi, dan reward. Hasil wawancara guru, siswa, dan kepala sekolah diperkuat
dengan hasil observasi yang telah peneliti lakukan. Hasil observasi pada 14 Maret 2016, ketika ada siswa yang belum tepat menjawab
pertanyaan dari guru, guru Nrl tetap menghargai siswa. Hal itu dilakukan dengan
memberikan tepuk tangan dan berkata,”lain kali, pasti bisa” sehingga banyak siswa yang aktif untuk menjawab pertanyaan
dari guru. Observasi 30 April 2016, guru Trn memberikan pujian dengan berkata,”Sip, pintar” pada siswa yang berhasil menjawab
pertanyaan dengan benar. Cara yang dilakukan guru membuat siswa menjadi lebih percaya diri ketika diminta untuk maju menyampaikan
hasil diskusi dan menjawab pertanyaan. Observasi pada 7 Mei 2016, guru Dw memberikan pujian dengan
berkata,”Iya, benar. Berarti St memahami apa yang kita baca.” Namun, guru masih kurang memberikan apresiasi kepada siswa yang aktif
selama kegiatan pembelajaran sehingga ketika guru bertanya hanya satu atau dua siswa yang berani menjawab. Observasi 27 April 2016, guru
Ln kurang memberikan apresiasi pada siswa yang berhasil mengerjakan soal dan jawaban benar sehingga banyak siswa yang malas kalau tidak
ditunjuk oleh guru. Selain itu, kurang memberikan nasehat secara berulang pada siswa sehingga siswa kurang mendengarkan teguran dari
guru.
97 Observasi 28 April 2016, saat ada siswa yang ingin maju
menyelesaikan soal yang diberikan guru, guru Prh mengajarkan siswa dengan nada keras sehingga siswa merasa takut untuk menjawab. Selain
itu, guru Prh memberikan nasehat yang menggunakan bahasa yang kasar dan nada keras sehingga banyak siswa yang kurang menghargai
guru dan tidak berani untuk menyampaikan pendapat. Observasi pada 12 Mei 2016, guru Umt memberikan penekanan hal-hal positif berupa
memberikan nasehat kepada siswa, namun dari nasehat yang diberikan belum ada efek bagi siswa.
Berdasarkan hasil wawancara guru, siswa, dan kepala sekolah serta observasi yang telah dilakukan, peneliti mengambil kesimpulan
bahwa sebagian guru sudah memberikan penekanan hal-hal positif pada siswa dengan cara masing-masing. Cara yang dilakukan, meliputi
pemberian reward, nasehat, pesan, dan motivasi untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa dan menjaga jalannya kegiatan pembelajaran
tetap kondusif.
f. Penanaman Disiplin