129 dengan efektif dan tujuan yang direncanakan dalam kegiatan
pembelajaran dapat tercapai. Hal ini sejalan dengan pendapat Djamarah dan Aswan Saifuddin, 2014: 74 mengatakan bahwa kevariasian dalam
penggunaan media, gaya mengajar guru, pola interaksi guru dan anak didik merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif
dan menghindari kejenuhan. Sejalan pula dengan Isman 2012 mengatakan bahwa memvariasikan gaya mengajar guru dan penggunaan
media dapat menarik perhatian siswa. Melalui variasi tersebut, siswa akan menjadi lebih tertarik dengan pelajaran yang sedang disampaikan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian guru telah
mampu menerapkan
prinsip bervariasi
ketika kegiatan
pembelajaran. Hal itu dilakukan dengan cara melakukan variasi intonasi suara, gerak anggota badan, posisi mengajar, mimik wajah, serta
penggunaan metode dan media. Kekhasan guru dalam menerapkan prinsip bervariasi, diantaranya menyisipkan bernyanyi bersama, bermain
tepuk, melakukan lelucon, menyindir anak, dan memberikan gambaran contoh perilaku baik maupun kurang baik. Hal tersebut membuat suasana
kelas menjadi menyenangkan dan kondusif.
d. Keluwesan
Begitu dinamis sebuah kelas dengan beragam siswa yang ada di dalam, membuat guru harus luwes dalam melakukan pengelolaan kelas.
Pembelajaran dari waktu ke waktu membutuhkan guru yang cepat tanggap terhadap situasi-situasi yang akan ditemui. Guru harus luwes
130 dalam menentukan dan memilih alternatif-alternatif tindakan untuk
mengelola kelas supaya tetap berjalan kondusif selama kegiatan pembelajaran.
Sebagian guru telah menerapkan prinsip keluwesan saat kegiatan pembelajaran. Hal tersebut dilihat dari bagaimana guru mengubah
metode mengajar dengan kebutuhan siswa. Cara tiap guru berbeda-beda, yaitu menggunakan metode tanya jawab untuk mengetahui kemampuan
siswa, permainan untuk membangkitkan semangat siswa, sarapan soal breakfast dan sebelum pulang diberi soal untuk memperdalam materi
yang belum dimengerti siswa, serta perlombaan kuis TGT untuk melatih kerja sama tiap kelompok dan meningkatkan pengetahuan tiap
siswa. Beberapa cara yang dilakukan oleh guru di atas dapat mengurangi
kejenuhan dan keributan di kelas. Hal tersebut dikarenakan sebagian guru telah menerapkan prinsip keluwesan yang selalu siap dengan berbagai
kondisi siswa sehingga suasana kelas dapat menjadi kondusif. Hal ini sejalan dengan Saifuddin 2014: 74 mengatakan bahwa keluwesan
pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan, seperti keributan anak didik, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.
Lebih lanjut, Fakhrizal 2016 menegaskan bahwa keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan siswa, tidak ada
perhatian, tidak mengerjakan tugas, dan sebagainya.
131 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian guru
telah mampu menerapkan prinsip keluwesan dalam kegiatan pembelajaran. Hal itu dilakukan dengan mengubah metode pembelajaran
yang disesuaikan dengan kondisi kelas.
e. Penekanan pada Hal-Hal yang Positif
Pembelajaran yang dilakukan oleh guru tentu dimaksudkan juga untuk menanamkan nilai-nilai atau hal-hal yang bersifat positif. Contoh
konkret dari prinsip penekanan pada hal-hal positif, misalnya penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku siswa yang positif daripada
mengomeli tingkah laku yang negatif. Sebagian guru sudah memberikan penekanan hal-hal positif pada siswa dengan cara masing-masing, yaitu
pemberian reward, nasehat, pesan, dan motivasi untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa dan menjaga jalannya kegiatan pembelajaran tetap
kondusif. Pemberian reward bisa berupa pujian, tepuk tangan, acungan
jempol, ataupun hadiah berupa benda. Ketika siswa tidak percaya diri saat maju, guru bisa memberikan nasehat, pesan ataupun motivasi pada
siswa agar dapat memunculkan rasa percaya diri siswa. Dalam hal ini, penekanan hal-hal positif pada perilaku yang positif lebih baik daripada
mengomentari perilaku yang negatif. Hal ini sejalan dengan pendapat Saifuddin 2014: 74 yang mengatakan bahwa penekanan pada hal-hal
yang positif, yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku positif daripada mengomentari tingkah laku yang negatif. Nizwa Ayuni
132 2013 menegaskan bahwa cara memelihara suasana yang positif dengan
memberikan penguatan terhadap tingkah laku siswa yang positif. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian guru
telah menerapkan prinsip penekanan hal-hal positif pada siswa, yaitu dengan cara memberikan reward, seperti tepuk tangan, acungan jempol,
dan pujian. Kekhasan guru dalam penerapannya, meliputi pemberian nasehat, pesan, dan motivasi sehingga dapat meningkatkan rasa percaya
diri siswa dan menjaga jalannya kegiatan pembelajaran tetap kondusif.
f. Penanaman Disiplin