91 Berdasarkan hasil wawancara guru, siswa, dan kepala sekolah
serta observasi yang telah dilakukan, peneliti mengambil kesimpulan bahwa sebagian guru sudah variatif saat mengajar. Hal tersebut dapat
dilihat dari beberapa kelas yang mempunyai semangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, yaitu kelas I dan VI. Variasi mengajar tiap guru
berbeda-beda cara, yaitu berupa memberikan penekanan pada kata-kata terpenting, menyampaikan materi dengan santai dengan menggerakan
anggota badan, dan mengelola mimik wajah. Selain itu, posisi mengajar guru berpindah-pindah, serta metode yang digunakan berupa ceramah,
diskusi, tanya jawab, pemberian tugas, pelajaran di luar kelas, permainan, dan TGT. Sedangkan media pembelajaran yang digunakan,
yaitu gambar, video, kertas lipat, dan mikrofon. Lebih lanjut, saat pelajaran terdapat guru yang menyisipkan bernyanyi bersama, bermain
tepuk, melakukan lelucon, dan menyindir anak. Cara lain yang digunakan, yaitu memberikan gambaran contoh perilaku baik maupun
kurang baik sehingga siswa merasa tidak bosan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas.
d. Keluwesan
Keluwesan dalam konteks mengelola kelas merupakan keluwesan perilaku guru untuk mengubah metode mengajar sesuai dengan
kebutuhan siswa. Peneliti melakukan wawancara pada guru dengan hasil bahwa guru mempunyai cara yang berbeda-beda dalam
menerapkan prinsip keluwesan. Guru Trn memberikan sarapan soal dan
92 sebelum pulang memberi soal MTK dapat meningkatkan kemampuan
siswa pada materi MTK karena masih banyak siswa yang belum menguasai materi penjumlahan dan pengurangan. Guru Dw
menggunakan metode make a match dan NHT dapat membuat siswa tidak bosan untuk mengikuti pelajaran di kelas dan meningkatkan
kemampuan pada masing-masing siswa dalam memahami materi. Guru Ln melempar pertanyaan kepada tiap siswa dengan rata akan
mengetahui siswa mana yang belum memahami materi yang disampaikan.
Lebih lanjut, guru Prh diperoleh informasi bahwa materi dapat tersampaikan dengan baik dengan menggunakan metode ceramah dan
tanya jawab. Guru Umt dengan berdiskusi, siswa akan jauh lebih memahami materi yang disampaikan. Guru Nrl menggunakan metode
permainan, diskusi, dan perlombaan antar kelompok. Metode permainan dimaksudkan agar siswa tidak mudah bosan dan menjadi
semangat belajar. Diskusi mengajarkan siswa untuk kerjasama sekaligus meningkatkan pemahaman siswa, serta perlombaan antar
kelompok bertujuan untuk membuat siswa menjadi aktif, cekatan, dan tentunya lebih memahami materi dari setiap pertanyaan yang diajukan.
Hasil wawancara tiap guru diperkuat dengan pendapat dari siswa kelas I-VI diperoleh informasi bahwa siswa diberi sarapan soal dan
sebelum pulang pulang diberi soal, tanya jawab, permainan, dan perlombaan kuis. Hal tersebut membuat siswa memahami materi yang
93 disampaikan oleh guru dan tidak mudah bosan. Hasil wawancara guru
dan siswa diperkuat oleh pendapat dari kepala sekolah di mana sebagian guru sudah mampu menerapkan prinsip keluwesan.
Adapun prinsip keluwesan yang dilihat selama penilaian, seperti menggunakan metode tanya jawab untuk mengetahui kemampuan siswa
dan permainan untuk membangkitkan semangat siswa. Selain itu, menggunakan perlombaan kuis TGT untuk melatih kerja sama tiap
kelompok dan meningkatkan pengetahuan tiap siswa. Namun, tingkat keluwesan paling tinggi dimiliki oleh guru kelas VI. Hal ini
dikarenakan mampu menyesuaikan metode mengajar dengan kondisi siswa sehingga siswa tidak merasa bosan selama mengikuti pelajaran
sehingga suasana kelas terlihat kondusif. Rmnh : Guru kelas VI karena kalau saya menilai itu beliau bisa
menyesuaikan metode
mengajar dengan
kondisi siswanya. Jadi, siswa tidak terlihat bosan. Cara
mengajarnya juga membuat anak jadi bisa fokus mengikuti pelajaran. 4 Mei 2016
Hasil wawancara guru, siswa, dan kepala sekolah diperkuat dengan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti. Hasil
observasi 14 Maret 2016, guru Nrl menggunakan metode berpasangan saat terdapat beberapa siswa yang belum menguasai materi tentang
volume bangun ruang. Tanggal 30 April 2016, guru Trn menggunakan metode pemberian tugas untuk membuat siswa menyukai menulis dan
menguasai penggunaan huruf kapital. Observasi 27 April 2016, guru Ln
94 menggunakan metode diskusi yang bertujuan agar siswa memahami
keliling dan luas bangun datar. Lebih lanjut, observasi pada 10 Mei 2016, guru Umt
menggunakan metode tanya jawab untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan siswa setelah membaca yaitu berkaitan dengan daur air.
Sedangkan, hasil observasi pada 7 Mei 2016 didapatkan hasil bahwa guru Dw dan Prh belum menerapkan prinsip keluwesan dengan baik
karena suasana kelas kurang kondusif sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan menjadi terhambat.
Berdasarkan hasil wawancara guru, siswa, dan kepala sekolah serta observasi yang telah dilakukan, peneliti mengambil kesimpulan
bahwa sebagian guru telah menerapkan prinsip keluwesan. Hal tersebut dilihat dari bagaimana guru mengubah metode mengajar dengan
kebutuhan siswa. Cara tiap guru berbeda-beda, yaitu menggunakan metode tanya jawab untuk mengetahui kemampuan siswa, permainan
untuk membangkitkan semangat siswa, sarapan soal breakfast dan sebelum pulang diberi soal untuk memperdalam materi yang belum
dimengerti siswa. Selain itu, menggunakan perlombaan kuis TGT untuk melatih kerja sama tiap kelompok dan meningkatkan
pengetahuan tiap siswa.
e. Penekanan pada Hal-Hal yang Positif