79
a. Sikap Hangat dan Antusias
Siswa akan senang mengikuti kegiatan belajar di kelas jika guru bersikap hangat dan antusias kepada mereka. Pelajaran yang dianggap
sebagian orang sulit pun dapat menjadi lebih mudah bagi siswa apabila guru bersikap hangat dan antusias kepada mereka. Dalam hal ini
kemampuan guru dalam menerapkan prinsip hangat dan antusias di SD Negeri Minomartani 2 rata-rata sudah cukup mampu memberikan sikap
hangat dan antusias kepada siswa. Hal itu dikarenakan guru mencari berbagai cara agar siswa bisa lebih dekat dengan guru dan mempunyai
semangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Peneliti melakukan wawancara kepada guru dengan hasil bahwa guru mempunyai cara
yang berbeda-beda. Guru Trn melalui penggunaan apersepsi, yaitu berupa lagu
ataupun sekedar menanyakan kabar. Guru Dw dan Umt melalui pendekatan kepada siswa dengan berbagai nasehat yang diberikan.
Guru Ln melalui bersikap adil kepada siswa dengan memberikan kesempatan pada semua siswa untuk bertanya. Namun, ternyata yang
dilakukan oleh guru Ln belum terealisasi. Lna : Saat siswa itu saat mereka bertanya, ya sebisa mungkin
rata satu kelas. Kadang yang nanya cuma itu-itu aja, jadi yang dijawab gak cuma penanya itu-itu terus, kalau bisa
satu kelas dipancing untuk bertanya juga. Tetapi ya pada kenyataannya belum maksimal. 11 Mei 2016
Guru Prh dengan berbicara hal-hal yang positif agar siswa senang dan guru berharap siswa tidak benci dengan guru. Guru Nrl membuat
80 siswa nyaman, saat menerangkan pelajaran harus dimulai dengan
semangat, dan membimbing siswa hingga menguasai materi yang diberikan. Selain itu, berpenampilan yang menarik karena dengan
melihat guru berpenampilan menarik, siswa akan ikut semangat dan tertarik mengikuti pelajaran.
Hasil wawancara guru didukung oleh pendapat dari siswa kelas I- VI diperoleh informasi bahwa guru sudah menerapkan prinsip hangat
dan antusias kepada siswa, melalui siswa dibantu ketika mengalami kesulitan, bersikap adil, dan dibela kalau ada teman yang nakal. Selain
itu, siswa diajari dengan pelan-pelan, dibantu ketika jawaban belum tepat, diberi nasehat-nasehat, diperhatikan, dan diajak bernyanyi
bersama. Namun, beberapa guru terkadang terlihat murung ketika ada siswa yang ramai di kelas.
Dv : Dikit-dikit seneng, dikit-dikit gak. Kalau gak nya, pas lagi marah soalnya ramai. siswa kelas I
Tr : Semangat, mbak. Sama kadang kalau kita susah diatur, bu guru jadi ga semangat bahkan pernah nangis juga. Siswa
kelas V 12 Mei 2016
Hasil wawancara guru dan siswa diperkuat dengan hasil wawancara dari kepala sekolah yang diperoleh informasi bahwa rata-
rata guru sudah memberikan sikap hangat dan antusias kepada siswa. Cara yang dilakukan, seperti memberi bimbingan kalau ada siswa yang
belum menguasai materi, memperhatikan karakter tiap siswa, menyampaikan berbagai nasehat, dan menyampaikan materi dengan
pelan-pelan. Dalam hal ini, guru kelas VI kreatif mencari media
81 pembelajaran baik media elektronik maupun karya sendiri sehingga
siswa memahami materi tersebut serta memiliki semangat ketika mengajar.
Hasil wawancara guru, siswa, dan kepala sekolah diperkuat dengan hasil observasi selama peneliti melakukan pengamatan sikap
hangat dan antusias guru di sekolah. Hasil observasi tanggal 28 April 2016, guru Trn mendengarkan pendapat semua siswa, mengajak siswa
bernyanyi untuk apersepsi, dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. Selain itu, guru Trn menyimpan perlengkapan alat tulis siswa
yang ketinggalan, dan rasa gembira ketika mengajar selalu ada. Observasi pada 10 Mei 2016, guru Dw mendengarkan semua
pendapat siswa dan membimbing siswa ketika mengalami kesulitan. Namun, guru Dw kurang terlihat gembira ataupun senyum selama
kegiatan pembelajaran dan membiarkan siswa yang memukul teman. Sikap antusias yang ditunjukkan oleh guru Dw belum terlihat karena
guru kurang semangat saat mengajar sehingga kondisi kelas kurang kondusif.
Observasi pada 3 Mei 2016, guru Ln membantu siswa yang mengalami kesulitan, membantu siswa merautkan pensil, bersikap adil
saat memberikan kesempatan siswa lain untuk bertanya, dan terlihat cukup gembira ketika mengajar. Sikap antusias yang ditunjukkan guru
kelas III sudah terlihat dengan semangat guru saat mengajar dan dengan membangkitkan semangat siswa melalui bernyanyi sorak-sorak
82 bergembira. Namun, masih banyak siswa yang terlihat belum semangat
dan gembira mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil observasi 7 Mei 2016, guru Prh cukup gembira saat
mengajar. Namun, sikap hangat kepada siswa belum terlihat karena perhatian guru masih belum menyeluruh sehingga beberapa siswa
terlihat lemas serta banyak siswa asyik berbicara sendiri. Sebelum pembelajaran dimulai, guru selalu mengatakan berbagai hal positif atau
pesan kepada siswa agar selalu diingat. Namun, ketika ada siswa yang belum tepat menjawab, guru membantu siswa dengan nada yang sedikit
keras sehingga siswa menjadi takut ketika mau mencoba menjawab pertanyaan.
Observasi tanggal 12 Mei 2016, guru Umt mendengarkan pendapat dari semua siswa dan guru langsung membenarkan jawaban
siswa yang belum tepat tanpa memarahi. Namun, guru terlihat kurang semangat mengajar ketika banyak siswa yang ramai dan sulit untuk
diatur. Hasil observasi 14-16 Maret 2016 didapatkan bahwa guru Nrl menjelaskan dengan lemah lembut pada siswa yang belum paham
dengan materi hingga siswa tersebut memahami materi. Selain itu, guru terlihat sangat gembira saat mengajar karena ketika ada siswa yang
terlihat kurang semangat, guru membangkitkan semangat siswa melalui bernyanyi “Gambuh” dan “Disini Senang Disana Senang”. Lebih lanjut,
b ermain tepuk “kalau kau suka hati” dan guru membimbing siswa yang
belum tepat menjawab hingga mampu mengerjakan sendiri dapat
83 menciptakan suasana kelas terlihat kondusif. Sikap antusias pun terlihat
dari guru tidak pernah lemas selama mengajar. Berdasarkan hasil wawancara guru, siswa, dan kepala sekolah
serta observasi yang telah dilakukan, peneliti mengambil kesimpulan bahwa rata-rata guru di SD Negeri Minomartani 2 cukup mampu
menerapkan prinsip hangat dan antusias kepada siswa dengan cara masing-masing. Namun, beberapa kelas masih terlihat kurang kondusif
saat kegiatan pembelajaran dimulai. Berbagai cara yang dilakukan oleh guru dalam mengelola kelas secara efektif dengan prinsip hangat dan
antusias berbeda-beda. Cara yang dilakukan, yaitu melalui apersepsi, bersikap adil, berbicara hal-hal positif, selalu memberikan nasehat, dan
membimbing siswa yang belum menguasai materi. Selain itu, memperhatikan tiap siswa, memberikan kenyamanan siswa melalui
bernyanyi dan bermain tepuk, berpenampilan menarik dan ceria, serta selalu semangat saat mengajar.
b. Tantangan