Siklus II Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head

147 Berdasarkan nilai rata-rata tersebut, kompetensi menggambar busana siswa pada siklus pertama dapat dikategorikan pada tabel distribusi frekuensi kompetensi belajar dibawah ini: Tabel 15. Distribusi Frekuensi kompetensi Belajar Siklus II No. Skor Kategori Frekuensi 1. 70 Belum tuntas 2. 100 – 70 Tuntas 32 100 Jumlah 32 100 Berdasarkan tabel distribusi frekuensi kompetensi belajar siswa pada siklus II, yang disajikan pada tabel 16, menunjukkan bahwa kompetensi belajar siswa yang terdiri dari 32 siswa termasuk dalam kategori tuntas 100. Dapat dikatakan minat belajar siswa dalam membuat hiasan pada busana embroidery pada siklus kedua dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan minat siswa. Dengan minat belajar yang lebih baik dari yang sebelumnya dan ditunjukkan pada peningkatan minat sebesar 20.63, dan kompetensi belajar seluruh siswa 100 sudah termasuk dalam kategori tuntas. Seluruh siswa sudah mendapatkan skor diatas rata-rata, maka penelitian tindakan kelas ini tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya, dan penelitian ini telah dianggap berhasil. 4 Refleksi Adanya peningkatan pada siklus kedua, sesuai dengan kriteria keberhasilan tindakan yang ingin dicapai yaitu, 148 peningkatan minat belajar siswa dalam membuat hiasan pada busana embroidery. Kegiatan belajar pada siklus kedua ini berjalan lebih efektif dan efisien sehingga sesuai dengan tujuan pembelajaran di dalam kelompok telah aktif menjalin kerja sama. Setiap siswa memberikan kontribusi terhadap keberhasilan kelompok, Terdapat tanggung jawab dalam belajar terhadap pembelajaran sendiri dan temannya. Dalam siklus II berjalan dengan lancar, siswa termotivasi untuk belajar giat sehingga bisa menyampaikan materi terhadap kelompoknya. Susasana pembelajaran pada siklus II tampak menyenangkan bagi siswa, perasaan kaku terhadap teman kelompok tidak terjadi, tampaknya sesama anggota kelompok dapat menyesuaikan diri dan proses pembelajaran telihat lebih kondusif. Dengan pencapaian minat belajar siswa lebih baik dari pada sebelumnya dan ditunjukan pada penilaian minat belajar siswa bahwa sebagian besar siswa 100 siswa sudah mencapai nilai diatas rata-rata dengan kategori kategori sangat tinggi dan tidak terdapat siswa yang mencapai nilai dibawah rata-rata dengan kategori rendah. Oleh karena itu penelitian ini tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya karena sudah memenuhi tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini telah dianggap berhasil. 149

2. Partisipasi siswa dalam penerapan model model pembelajaran

kooperatif tipe numbered head together NHT

a. Siklus I

Data yang dihasilkan dari partisipasi siswa tentang model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together NHT pada pembelajaran membuat hiasan pada busana embroidery dilakukan pengamatan melalui lembar observasi dan catatan lapangan selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian aktivitas siswa pada siklus I diperoleh rata-rata 6.88. Pengamatan melalui lembar observasi untuk mengetahui partisipasi siswa dilihat dari perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. Pengamatan dilakukan berdasarkan kegiatan pendahuluan terdiri dari 6 aspek yang diamati, kegiatan inti terdiri dari 6 aspek, dan kegiatan menutup pelajaran terdiri dari 3 aspek yang diamati. Dari hasil penilaian diperoleh ada 3.16 siswa yang mengamati pada kegiatan pendahuluan dalam melakukan kegiatan belajar membuat hiasan pada busana embroidery, 2.66 siswa yang mengamati pada kegiatan inti dalam melakukan kegiatan belajar membuat hiasan pada busana embroidery, dan 1.06 siswa yang mengamati pada kegiatan menutup pelajaran dalam kegiatan belajar membuat hiasan pada busana embroidery. 150

b. Siklus II

Data yang dihasilkan dari partisipasi siswa tentang model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together NHT pada pembelajaran membuat hiasan pada busana embroidery dilakukan pengamatan melalui lembar observasi dan catatan lapangan selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian aktivitas siswa pada siklus II diperoleh rata-rata 10.57. Pengamatan dilakukan terhadap peningkatan minat belajar siswa dalam membuat hiasan pada busana embroidery. Pengamatan untuk mengetahui minat belajar siswa yang dilihat dari perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi berdasarkan kegiatan pendahuluan terdiri dari 6 aspek yang diamati, kegiatan inti terdiri dari 6 aspek, dan kegiatan menutup pelajaran terdiri dari 3 aspek yang diamati. Dari hasil pengamatan diperoleh ada 4.25 siswa yang mengamati pada kegiatan pendahuluan dalam melakukan kegiatan belajar membuat hiasan pada busana embroidery, 4.13 siswa yang mengamati pada kegiatan inti dalam melakukan kegiatan belajar membuat hiasan pada busana embroidery, dan 2.19 siswa yang mengamati pada kegiatan menutup pelajaran dalam kegiatan belajar membuat hiasan pada busana embroidery. Berdasarkan hasil lembar observasi yang diperoleh dari 32 siswa yang mengikuti materi pembelajaran membuat hiasan pada busana 151 embroidery dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together NHT bahwa partisipasiaktivitas siswa mencapai peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 53.63.

3. Minat belajar siswa dalam membuat hiasan pada busana embroidery.

Minat belajar siswa dalam membuat hiasan pada busana embroidery meliputi minat belajar ditinjau dari aspek ketertarikan, perhatian, perasaan senang, harapan, kebutuhan, dan motivasi.

a. Pra siklus

Data minat belajar pra siklus diperoleh melalui angket yang diisi oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Angket yang dibagikan kepada siswa pada akhir pembelajaran. Minat belajar siswa SMK Karya rini dalam membuat hiasan pada busana embroidery ditinjau dari beberapa aspek dapat dilihat pada berikut: Tabel 16. Kategori minat belajar siswa ditinjau dari beberapa aspek minat Pra siklus No. Aspek Frekuensi Persentase Kategori 1. Ketertarikan 30 93.75 Tinggi 2 6.25 Cukup 2. Perhatian 17 53.13 Tinggi 15 46.88 Cukup 3. Perasaan Senang 14 43.75 Tinggi 18 56.25 Cukup 4. Harapan 18 56.26 Tinggi 14 43.75 Cukup 5. Kebutuhan 16 50 Tinggi 16 50 Cukup 6. Motivasi 13 40.63 Tinggi 19 59.38 Cukup 152 Dari penjelasan tabel diatas menunjukan bahwa masih terdapat beberapa siswa yang minat belajarnya dalam membuat hiasan pada busana embroidery ditinjau dari beberapa aspek minat masih kurang.

b. Siklus I

Data minat belajar siklus I diperoleh melalui angket yang diisi oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Angket yang dibagikan kepada siswa pada akhir pembelajaran. Minat belajar siswa SMK Karya rini dalam membuat hiasan pada busana embroidery ditinjau dari beberapa aspek dapat dilihat pada berikut: Tabel 17. Kategori minat belajar siswa ditinjau dari beberapa aspek minat siklus I No. Aspek Frekuensi Persentase Kategori 1. Ketertarikan 4 12.5 Sangat Tinggi 28 87.5 Tinggi 2. Perhatian Sangat Tinggi 32 100 Tinggi 3. Perasaan Senang Sangat Tinggi 32 100 Tinggi 4. Harapan 11 34.38 Sangat Tinggi 21 65.63 Tinggi 5. Kebutuhan 12 37.5 Sangat Tinggi 20 62.5 Tinggi 6. Motivasi Sangat Tinggi 32 100 Tinggi Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa minat belajar siswa dalam membuat hiasan pada busana embroidery ditinjau dari beberapa aspek minat sudah mencapai kategori tinggi tetapi hasil yang dicapai belum sesuai dengan yang diharapkan karena pembelajaran 153 dapat dikatakan berhasil apabila sebagian besar siswa 75 siswa sudah mencapai hasil belajar di atas KKM yang telah ditetapkan.

c. Siklus II

Data minat belajar siklus II diperoleh melalui angket yang diisi oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Angket yang dibagikan kepada siswa pada akhir pembelajaran. Minat belajar siswa SMK Karya rini dalam membuat hiasan pada busana embroidery ditinjau dari beberapa aspek dapat dilihat pada berikut: Tabel 18. Kategori minat belajar siswa ditinjau dari beberapa aspek minat siklus II No. Aspek Frekuensi Persentase Kategori 1. Ketertarikan 32 100 Sangat Tinggi Tinggi 2. Perhatian 28 87.5 Sangat Tinggi 4 12.5 Tinggi 3. Perasaan Senang 32 100 Sangat Tinggi Tinggi 4. Harapan 32 100 Sangat Tinggi Tinggi 5. Kebutuhan 32 100 Sangat Tinggi Tinggi 6. Motivasi 32 100 Sangat Tinggi Tinggi Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa minat belajar siswa dalam membuat hiasan pada busana embroidery ditinjau dari beberapa asspek minat sudah mencapai di atas rata-rata dengan kategori sangat tinggi dan tidak terdapat siswa yang mencapai nilai dibawah rata-rata dengan kategori rendah. Oleh karena itu penelitian ini dianggap berhasil.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENGARUH METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUAT HIASAN PADA BUSANA DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SAWANGAN MAGELANG.

0 3 249

PENINGKATAN MINAT BELAJAR K3LH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN MEDIA POWER POINT DI SMK KARYA RINI YHI KOWANI SLEMAN.

0 2 287

PERSEPSI SISWA TENTANG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT MEMBUAT HIASAN PADA BUSANA (EMBROIDERY) DI SMK KARYA RINI YOGYAKARTA.

0 0 138

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MEMBUAT HIASAN BUSANA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA.

4 34 287

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SD MELALUI MODEL KOOPERATIF “NUMBERED HEAD TOGETHER” PADA PELAJARAN

0 0 9