Kajian Penelitian yang Relevan Kerangka Berfikir

78 yang tegang dan siswa tidak lagi menunjukkan sikap pasif selama mengikuti pembelajaran. Dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT diharapkan dapat mempermudah siswa menguasai materi membuat hiasan pada busana embroidery khususnya bordir sasak, dengan terciptanya proses belajar mengajar yang lebih baik maka dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam membuat hiasan pada busana embroidery. Selain itu juga proses belajar mengajar di dalam kelas akan lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Kerangka berfikir yang diuraikan di atas dapat digambarkan pada bagan sebagai berikut : Gambar 18. Bagan kerangka berfikir Pengamatan : Minat belajar membuat hiasan pada buasana Pelaksanaan Tindakan : 1. Fase 1: menyampaikan tujuan pembe- lajaran dan memotivasi siswa 2. Fase 2: apersepsi materi dan menyajikan informasi jobsheet dibagikan kepada setiap siswa 3. Fase 3: mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar 4. Fase 4: membimbing kelompok dalam bekerja dan belajar 5. Fase 5: pemberian tugas dan evaluasi Peningkatan Minat Belajar siswa Perencanaan Tindakan : Model pembelajaran kooperatif tipe NHT Melakukan observasi dan evaluasi proses dan hasil tindakan Refleksi 79

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, maka perumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together NHT dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam membuat hiasan pada busana embroidery khususnya bordir sasak. 80

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas atau sering disebut classroom action research. Penelitian tindakan kelas adalah satu jenis penelitian tindakan yang dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dikelasnya Pardjono, 2007:12. Menurut Basuki Wibawa 2003:9, penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh gurupelaku, mulai dari perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata didalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Metode ini dipilih berdasarkan pertimbangan sebagai berikut: 1 Masalah dan tujuan penelitian menuntut sejumlah informasi dan tindak lanjut berdasarkan prinsip daur ulang. 2 Masalah dan tujuan penelitian menuntut tindakan reflektif, kolaboratif dan partisipatif berdasarkan situasi kelas dalam pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis terhadap berbagai tindakan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dikelasnya. 81

B. Desain Penelitian

Rancangan atau desain penelitian tindakan kelas ini digunakan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang penelitian yang akan dilaksanakan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model dari kemmis dan McTaggart, karena dengan menggunakan model ini apabila dalam awal pelaksanaan tindakan ada kekurangan, maka perbaikan masih dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya sampai target yang diinginkan tercapai. Adapun desain penelitian ini adalah berdasarkan model kemmis dan McTaggart. Gambar 19. Gambar kemmis dan McTaggart Model penelitian tindakan kelas ini menggunakan empat komponen penelitian. Keempat komponen tersebut dipandang sebagai sebagai proses daur ulang atau suatu siklus. Oleh karena itu, pada konteks ini proses daur ulang atau siklus diartikan sebagai suatu putaran kegiatan yang diawali dengan perencanaan tindakan planning, pelaksanaan tindakan action, 82 mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan observation and evaluation, serta melakukan refleksi reflection Sa’dun Akbar dan Luluk faridatuz Z, 2010:65-66. 1. Perencanaan planning Menurut Pardjono dkk 2007:28 perencanaan merupakan tindakan yang dibangun dan akan dilaksanakan, sehingga harus mampu melihat sejauh kedepan. Tahap perencanaan dimulai dari refleksi awal yaitu merencanakan pelaksanaan tindakan dalam penelitian. Perencanaan ini meliputi : a. Mengidentifikasi masalah yang ada di lapangan. Pada fase ini dilakukan melalui diskusi dengan guru kelas, kepala sekolah maupun observasi di dalam kelas. b. Merencanakan pelaksanaan tindakan kelas dalam pembelajaran membuat hiasan pada busana embroidery melalui model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together NHT. Rencana tindakan tersebut meliputi persiapan perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian tindakan yaitu menyiapkan silabus mata pelajaran membuat hiasan pada busana embroidery, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan lembar observasi, menyiapkan angket, menyiapkan lembar wawancara, dan menyiapkan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together NHT. 83 2. Pelaksanaan tindakan Action Pelaksanaan tindakan adalah Implementasi tindakan ke dalam konteks proses belajar mengajar yang sebenarnya. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dengan menggunakan panduan perencanaan tindakan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam pelaksanaannya bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Pada tahap ini, guru melaksanakan pembelajaran membuat hiasan pada busana embroidery melalui model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together NHT. Pelaksanaan tindakan harus secara kritis dilaporkan hasilnya. Peneliti bersama kolaborator, berperan untuk melakukan pengamatan pada jalannya pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. 3. Observasi observation Observasi atau pengamatan merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan. Menurut Pardjono dkk 2007:29 pengamatan perfungsi sebagai proses pendokumentasian dampak dari tindakan dan menyediakan informasi untuk tahap refleksi. Observasi pada penelitian tindakan mempunyai fungsi mendokumentasikan implikasi tindakan yang diberikan kepada subyek. Dalam perencanaan observasi yang baik adalah observasi yang fleksibel dan terbuka untuk dapat mencatat gejala yang muncul baik yang diharapkan atau yang tidak diharapkan Sukardi, 2004:2113. Adapun pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan catatan lapangan.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENGARUH METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUAT HIASAN PADA BUSANA DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SAWANGAN MAGELANG.

0 3 249

PENINGKATAN MINAT BELAJAR K3LH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN MEDIA POWER POINT DI SMK KARYA RINI YHI KOWANI SLEMAN.

0 2 287

PERSEPSI SISWA TENTANG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT MEMBUAT HIASAN PADA BUSANA (EMBROIDERY) DI SMK KARYA RINI YOGYAKARTA.

0 0 138

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MEMBUAT HIASAN BUSANA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA.

4 34 287

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SD MELALUI MODEL KOOPERATIF “NUMBERED HEAD TOGETHER” PADA PELAJARAN

0 0 9