Kriteria keberhasilan METODE PENELITIAN

111 busana embroidery dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together NHT. Data yang disajikan merupakan hasil pengamatan dengan menggunakan lembar observasi, angket, dan catatan lapangan. Adapun hal-hal yang akan diuraikan meliputi deskripsi tiap siklus dan hasil dari penelitian.

a. Pra Siklus

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Karya Rini YHI Kowani Yogyakarta. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan persiapan-persiapan yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian. Salah satunya adalah tempat dan waktu penelitian. Adapun persiapan- persiapan tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 10. Persiapan Pra Siklus Tanggal Deskripsi 17 Oktober 2011 Mengajukan pemberitahuan izin penelitian pada pihak sekolah. 19 Oktober 2011 Menemui ketua jurusan untuk diberikan arahan 22 Oktober 2011 Berkomunikasi dengan guru yang mengampu mata pelajaran membuat hiasan pada busana embroidery kelas VII Busana, bertanya tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan dan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT serta kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam mengikuti pembelajaran dikelas. Dan peneliti juga berkomunikasi tentang waktu dan materi dan sumber materi yang akan dugunakan. 24 Oktober 2011 Mengkomunikasikan lembar instrumen lembar observasi dan angket dan RPP yang dibuat peneliti kepada guru Membuat hiasan busana embroidery kelas VII Busana. 31 Oktober 2011 Observasi kelas dan pemberian lembar angket 112 Sesuai dengan kesepakatan guru membuat hiasan busana embroidery, penelitian tindakan kelas ini dilakukan selama 2 kali pertemuan dan terbagi dalam 2 siklus. Siklus I dimulai pada tanggal 7 November 2011, sedangkan siklus II dimulai pada tanggal 14 November 2011. Dalam penelitian ini juga disepakati bahwa peneliti berposisi sebagai pengamat dikelas, sedangkan guru pengampu mata pelajaran membuat hiasan pada busana sebagai guru inti dalam mengelola kelas dan pembelajaran. Kegiatan pra siklus dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober 2011. Pada tahap awal peneliti mengamati keadaan dan minat belajar siswa dalam membuat hiasan pada busana embroidery yang merupakan suatu kompetensi dasar yang dianggap siswa sangat membosankan dan sulit dikerjakan melalui observasi antara lain bagaimana gambaran minat belajar siswa, keterlibatan siswa dalam pembelajaran, sikap siswa pada saat pembelajaran, dan penggunaan model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Kegiatan pra siklus diawali dengan mengamati proses pembelajaran membuat hiasan pada busana embroidery di kelas. Berdasarkan hasil pra siklus tersebut peneliti mendapatkan informasi tentang kondisi kelas pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dalam mengajar guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional, yaitu model pembelajaran yang dominan menerapkan metode ceramah. Hal tersebut menyebabkan siswa kurang 113 termotivasi dan kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran, dan tidak bersemangat dalam mengerjakan tugas. Sebagian siswa tidak mengerjakan tugas atau terlambat dalam pengumpulannya, bahkan ada siswa yang mengerjakan tugas asal jadi. Keadaan demikian menyebabkan rendahnya kualitas belajar mengajar, sehingga menyebabkan minat belajar siswa rendah yang berdampak pada kompetensi siswa dalam pembelajaran kurang tercapai dalam tujuan pembelajaran. Kondisi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar pada umumnya masih bersikap pasif. Ini dibuktikan pada saat penyampaian materi, siswa hanya mendengarkan dan tidak bertanya pada guru tentang materi yang kurang dipahaminya. Setelah penyampaian materi pembelajaran kemudian guru memberikan tugas atau praktek yang terkait dengan materi pembelajaran tersebut. Cukup banyak siswa yang mengalami kesulitan saat praktek sehingga dalam pengerjaan tugas tidak maksimal, dan sering bertanya pada temannya. Hal itu disebabkan karena pada saat guru menerangkan siswa kurang memperhatikan penjelasan. Selain itu juga siswa terlihat jenuh dan bosan dengan penjelasan guru yang monoton. Proses belajar mengajar terkesan kurang bervariasi. Partisipasi siswa dalam membuat hiasan pada busana embroidery, masih rendah, siswa kurang aktif dan ragu-ragu dalam mengungkapkan pendapatnya ketika dimintai guru untuk menjawab pertanyaan dari guru ataupun mengajukan pertanyaan. Ini dibuktikan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENGARUH METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUAT HIASAN PADA BUSANA DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SAWANGAN MAGELANG.

0 3 249

PENINGKATAN MINAT BELAJAR K3LH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN MEDIA POWER POINT DI SMK KARYA RINI YHI KOWANI SLEMAN.

0 2 287

PERSEPSI SISWA TENTANG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT MEMBUAT HIASAN PADA BUSANA (EMBROIDERY) DI SMK KARYA RINI YOGYAKARTA.

0 0 138

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MEMBUAT HIASAN BUSANA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA.

4 34 287

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SD MELALUI MODEL KOOPERATIF “NUMBERED HEAD TOGETHER” PADA PELAJARAN

0 0 9