Tahap Pendahuluan Pra Tindakan

91

b. Siklus II

1 Persiapan Tindakan Persiapan yang dilakukan pada siklus II ini memperhatikan refleksi pada siklus I. Persiapan pada siklus II meliputi : a Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus I b Merencanakan evaluasi pembelajaran c Mempersiapkan lembar observasi d Memepersiapkan lembar angket e Mempersiapkan lembar wawancara untuk mengetahui pendapat guru dan siswa tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together NHT. 2 Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II pada intinya sama dengan siklus I, yaitu guru memberikan materi pelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat. Pembagian kelompok pada siklus II sama dengan pembagian kelompok pada siklus I. 3 Observasi Observasi dilakukan peneliti dibantu oleh observer pengamat lain dengan menggunakan pedoman observasi. Lembar observasi yang digunakan sama seperti lembar observasi yang 92 digunakan pada siklus I. setelah itu dilakukan pemberian angket kepada siswa. 4 Refleksi Refleksi pada siklus II digunakan untuk membandingkan hasil dari siklus I dengan siklus II, apakah ada peningkatan minat belajar siswa atau tidak dalam mengikuti pembelajaran membuat hiasan pada busana embroidery khususnya membuat bordir sasak. Jika belum terdapat peningkatan sesuai dengan target yang ingin dicapai maka siklus bisa diulangi lagi.

F. Variabel penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian Suharsimi Arikunto, 2010:161. Dengan demikian variabel merupakan bagian penting dari suatu penelitian, karena merupakan objek penelitian atau menjadi titik perhatian penelitian. Jalaludin Rahmat membedakan variabel penelitian menjadi dua. Pertama variabel bebas yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel yang lain. Kedua, variabel tidak bebas yaitu variabel yang diduga sebagai akibat atau dipengaruhi oleh variabel yang mendahului sugiyono,2008. Berdasarkan pendapat di atas, maka dalam penelitian ini ada dua variabel yang menjadi titik perhatian, yaitu : 1 penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together NHT sebagai variabel bebas. 2 Minat belajar siswa SMK Karya Rini sebagai variabel terikat.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENGARUH METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUAT HIASAN PADA BUSANA DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SAWANGAN MAGELANG.

0 3 249

PENINGKATAN MINAT BELAJAR K3LH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN MEDIA POWER POINT DI SMK KARYA RINI YHI KOWANI SLEMAN.

0 2 287

PERSEPSI SISWA TENTANG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT MEMBUAT HIASAN PADA BUSANA (EMBROIDERY) DI SMK KARYA RINI YOGYAKARTA.

0 0 138

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MEMBUAT HIASAN BUSANA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA.

4 34 287

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SD MELALUI MODEL KOOPERATIF “NUMBERED HEAD TOGETHER” PADA PELAJARAN

0 0 9