161
khususnya bordir sasak. Hal tersebut terbukti dengan diterimanya model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan siswa dapat mencapai peningkatan
minat belajarnya.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian di atas tentang minat belajar siswa pada pembelajaran membuat hiasan pada busana embroidery melalui model
pembelajaran kooperatif tipe numbered head together NHT di SMK Karya Rini mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Minat belajar siswa pada
pra siklus masih rendah, terbukti dengan adanya siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran, siswa ramai sendiri pada saat pembelajaran berlangsung, siswa
malas mengerjakan tugas dan mengumpulkan tugas tidak tepat waktu.untuk itu diperlukan pembelajaran yang menarik dan mengaktifkan siswa serta
menumbuhkan minat belajar siswa guna mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan kesimpulan di atas maka hasil penelitian ini adalah melalui
model pembelajaran koopertif tipe numbered head together NHT terbukti sebagai model pembelajaran yang lebih efektif dan dapat melatih siswa untuk
bekerja sama dengan temannya dan berpartisipasiaktif selama pembelajaran berlangsung serta dapat meningkatkan minat belajar siswa.
C. Saran
Berdasarkan bukti empirik yang telah diperoleh, berikut disampaikan
beberapa saran dalam upaya peningkatan minat belajar siswa :
162
1. Perlu adanya sosialisasi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran melalui pelatihan penerapan model
pembelajaran tersebut dalam pembelajaran membuat hiasan pada busana embroidery pada guru-guru yang mengampu mata pelajaran tersebut.
2. Pada pembelajaran mata pelajaran praktik sebaiknya guru menggunakan model pembelajaran yang sesuai sehingga proses belajar mengajar di kelas
lebih efektif dengan cara mengajar guru yang lebih bervariasi. Selain itu, model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat memberikan rangsangan
siswa untuk mengikuti kegiatan belajar di kelas dan menumbuhkan minat belajar dan keaktifan siswa untuk mengikuti pelajaran dari awal sampai
akhir. Proses belajar mengajar yang baik tentunya ikut mempengaruhi minat belajar siswa pada mata pelajaran tersebut.
3. Pada proses belajar mengajar di kelas guru harus selalu berinteraksi dengan siswa, karena dengan komunikasi yang baik tersebut dapat
mencairkan suasana yang tegang. Siswa bisa lebih terbuka kepada guru ketika menghadapi kesulitan dalam proses belajar mengajar dan
sebaliknya guru juga bisa menanyakan kepada siswa mengenai isi materi yang telah diajarkan.
4. Pada pelaksanaan penelitian ini guru harus memberikan bimbingan dengan intensif untuk memotivasi minat belajar siswa.
5. Dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, disini dapat dilakukan di dalam maupun di luar ruangan kelas agar siswa dapat belajar
dengan lancar dan mendapatkan suasana yang berbeda dari sebelumya.
163
DAFTAR PUSTAKA
Abu Akhmadi. 1991. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Abu Akhmadi Widodo Suproyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta. Abdul Rachman Abror. 1993. Pskologi Belajar. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana.
Agus Suprijono. 2011. Cooperative Learning teori dan aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Anita Lie. 2002. Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT. Grasindo.
Arif Furchan. 2007. Pengantar Pendidikan dalam Penelitian. Surabaya: Usaha Nasional.
Arman Hakim M, dkk. 2007. Pengantar pendidikan dalam penelitian. Surabaya: Viska Nasional.
Asep Jihad Abdul Haris. 2008. Evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Baharudin, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Media Group.
Bimo Walgito. 1981. Psikologi umum. Yogyakarta: Pineka Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.
Bimo Walgito. 1997. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Depdikbud. 2002. Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Daryanto. 2009. Panduan proses pembelajaran kreatif dan inovatif. Jakarta: AV Publisher.
Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Djaali dan Pudji Mujiono. 2008. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta:
PT. Grasindo. Ernawati, dkk. 2008. Tata Busana jilid 3. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan. Herawati Susilo. 2009. Penelitian tindakan kelas sebagai sarana pengembangan
keprofesionalan guru dan calon guru. Malang: Bayumedia.