73
2 Mengajukan pertanyaan Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa.
Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya.
3 Berfikir bersama Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan
itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya dan mengetahui jawaban timkelompok.
4 Menjawab pertanyaan Guru memanggil peserta didik yang memiliki nomor yang
sama dari tiap-tiap kelompok, kemudian siswa diberi kesempatan memberi jawaban atas pertanyaan yang diterimanya dari guru. Hal
tersebut terus dilakukan hingga semua siswa dengan nomor yang sama dari masing-masing kelompok mendapat giliran memaparkan
jawaban atas pertanyaan guru Trianto, 2010:82-83. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together NHT merupakan strategi yang menempatkan siswa belajar dalam kelompok
dengan tingkat kemampuan atau jenis kelamin atau latar belakang yang berbeda. Pembelajaran harus menekankan kerja sama dalam
kelompok untuk mencapai tujuan yang sama. Oleh sebab itu penanaman kompetensi kerja sama sangat perlu dilakukan, antara lain
menghargai pendapat orang lain, mendorong berpartisipasi, berani
74
bertanya, mendorong teman untuk bertanya, mengambil giliran dan berbagi tugas.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Urgensi untuk penelitian ini ditunjukan dengan penelitian yang relevan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian oleh Ruslan 2004, yang menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe numbered head together NHT dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 1 SMP Negeri 1 Sampolawa pada pokok bahasan bilangan bulat dalam belajar matematika.
2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hartini 2011, yang menyimpulkan bahwa melalui pembelajaran kooperatif tipe numbered head together
NHT dapat meningkatkan kompetensi komunikasi dan kerja sama dalam tim atau kelompok di SMK Negeri 2 Godean.
C. Kerangka Berfikir
Pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan peserta didik dalam proses bagaimana belajar memperoleh dan
memproses pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Pembelajaran bertujuan untuk menciptakan perubahan secara terus-menerus dalam perilaku dan
pemikiran siswa pada suatu lingkungan belajar. Keberhasilan proses pembelajaran tidak lepas dari ketepatan pemilihan model pembelajaran yang
berdampak pada peningkatan kompetensi siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat interaksi belajar antara guru dan peserta didik yang
75
merupakan inti dari kegiatan pendidikan disekolah. Belajar merupakan proses perubahan perilaku, yang meliputi pengetahuan, kecakapan, pengertian, sikap,
ketrampilan dan sebagainya yang disusun secara sistematik dan terarah dan dilandasi oleh nilai-nilai etik dan norma-norma tertentu.
Mata diklat membuat hiasan pada busana embroidery adalah pelajaran praktek yang harus diikuti oleh siswa SMK Karya Rini YHI Kowani
Yogyakarta. Pembelajaran ini merupakan suatu sistem yang terdiri dari tujuan pembelajaran membuat hiasan pada busana embroidery, bahanmateri
membuat hiasan pada busana embroidery, dan alat media yang digunakan dalam membuat hiasan pada busana serta penilaian atau evaluasi. Semua
komponen dalam pembelajaran saling berhubungan dan mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran membuat hiasan pada
busana embroidery, dalam proses belajar mengajar merupakan komponen pertama yang harus ditetapkan, karena tujuan berfungsi sebagai indikator
keberhasilan pengajaran. Tujuan ini pada dasarnya merupakan rumusan tingkah laku dan kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki peserta didik
setelah ia menyelesaikan pengalaman dan kegiatan belajar dalam proses pembelajaran.
Pada pelaksanaan pembelajaran membuat hiasan pada busana embroidery di SMK Karya Rini Sleman masih belum maksimal, hal
tersebut terlihat pada kurangnya minat belajar siswa dalam pembelajaran tersebut. Untuk itu perlu adanya upaya peningkatan minat belajar siswa pada
pembelajaran membuat hiasan pada busana embroidery. Kualitas proses
76
pembelajaran ditentukan oleh komponen di dalamnya yang saling berhubungan satu sama lain. komponen pembelajaran terdiri dari peserta
didik, guru, tujuan, isi pelajaran, metode, media, dan evaluasi. Pemilihan dan penerapan metode dan media pembelajaran yang tepat, dalam arti efektif dan
efisien disesuaikan dengan tujuan, karakteristik mata pelajaran serta kondisi siswa, sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa.
Selain hal tersebut di atas kondisi proses belajar mengajar pada mata diklat membuat hiasan pada busana embroidery lebih ditekankan pada aspek
pengetahuan kognitif, masih sedikit yang mengacu pada keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran yang memicu aspek-aspek sosialnya afektif. Hal
ini menyebabkan keaktifan, kepekaan sosial masih kurang, sehingga nilai akademik siswapun kurang memuaskan. Melihat kondisi demikian, perlu
adanya perbaikan dalam prses belajar mengajar yang lebih aktif, efektif, kreatif, inovatif dan menyenangkan. Artinya bahwa kegiatan belajar mengajar
harus berpusat pada siswa dengan melibatkan siswa dalam pembelajaran secara aktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe numbered head
together NHT. Berdasarkan hal tersebut, ada beberapa upaya perbaikan dalam proses
belajar mengajar pada mata diklat membuat hiasan pada busana embroidery yang dapat meningkatkan minat belajar siswa. Salah satunya adalah dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif numbered head together NHT. Pembelajaran ini adalah suatu pembelajaran yang lebih mengaktifkan siswa