Koordinasi Sistem Sosial Budaya Indonesia

9 konteks ini, sekarang banyak teori sosial individualistik yang menyajikan batasan eksternal secara palsu. Pendekatan terhadap teori sosial umum dikenal dan sering ditemukan teori ekonomi, teori politik modern, teori permainan dan teori pilihan logis. Walaupun demikian, tidak ada keraguan, tentang disiplin ilmu sosial. Dalam sosiologi paling sedikit yang simpatik pada pendekatan individual ini. Karena Emile Durkheim, posisi individualisme merupakan bagian terpenting dari usaha menetapkan disiplin sosiologi. Tradisi Marxian, sampai kedatangan pilihan logis Marxisme , telah menjadi sebagian besar anti-individualistik. Namun, metodologis indivualistik Max Weber mengaktifkan tradisi tentang teori sosial yang menekankan ketidakcukupan teori berdasar pada rasionalitas ekonomi. Hal ini disebabkan rumit dan pentingnya asumsi individualistik dalam teori sosial sering dilewatkan. Pakar teori yang mungkin berkembang yang benar-benar mempercayakan kepada macam penjelasan individualistik. Apa yang pakar teori ini katakan bahwa individu bukan hanya suatu kebebasan rasional egois, yang mengakui adanya individu sebagian dari waktunya, atau sampai taraf tertentu

d. Koordinasi

Kekuatan dan kemungkinan bagi munculnya kebutuhan individu menjadi minat sosial yang besar. Bayangkan sejumlah individu bertindak secara serempak, dengan setiap individu mampu memilih tindakan alternatif. Banyak kombinasi tindakan akan jadi mungkin. Bayangkan sejak semua individu setuju yang merupakan kombinasi paling buruk dan yang terbaik, dan bahwa mereka semua ingin dihasilkan salah satu kombinasi terbaik. Dalam hal ini, semua individu mungkin dikatakan mempunyai minat yang sama. Mereka semua berbagi dalam suatu minat menkoordinasikan tindakan mereka sedemikian rupa sehingga keseluruhan kombinasi adalah suatu hasil terbaik. Munculnya kebutuhan individu harus di utamakan dalam koordinasi tindakan mereka. Ketika setiap individu mencari hasil yang sama, mereka harus tidak ada rintangan serius menuju prestasinya meskipun dalam masyarakat egois. Macam koordinasi, permasalahan ini adalah suatu contoh produk tentang pengetahuan yang tidak cukup. Sasaran bersama dan minat dalam diri mereka tidak membatasi berbagai kemungkinan bagi tindakan yang memadai. Pembatasan lebih lanjut harus dicapai oleh persetujuan, tetapi untuk pengetahuan bersama itu dan pemahaman bersama adalah perlu untuk mengenali bahwa ini adalah sifat alami masalah untuk melihat bagaimana cara memecahkan persoalan itu. Ciptaan pengetahuan bersama lebih lanjut dan pemahaman bersama mencukupi. Apakah dua individu dalam contoh untuk menjadi atlet angkat besi profesional tentang objek berat yang siap mereka kembangkan untuk yang rutin dapat dipercaya, koordinasi 10 yang didasarkan pada pengetahuan bersama, pengetahuan bersama cukup untuk membuat koordinasi yang diperlukan yang mungkin adalah semua yang di sini perlu, sebab individu ingin koordinasi. Karena mereka mempunyai minat dan tujuan umum, ER individu dapat percaya satu sama lain di sini. Tentu saja, mereka dapat percaya satu sama lain untuk mencari kemungkinan koordinasi seperti halnya untuk menetapkan ketika dikenali. Dan yang terdahulu boleh benar-benar menjadi tidak ternilai dalam pengamanan yang belakangan. Dengan permasalahan koordinasi, solusi meningkatkan satu kesempatan menuju kesempatan lebih lanjut. Format solusi meletakkan persediaan pengetahuan sosial dan tindakan sosial masa depan menjadi lebih dikoordinasi. Ini adalah suatu proses sosial yang penting. Ketika sejumlah besar individu memecahkan permasalahan koordinasi, menghasilkan pola aktivitas melibatkan konvensi berikut, dan itu demi kepentingan munculnya kebutuhan ekonomi individu untuk dilanjutkan pada tingkat konvensi. Banyak permasalahan berhubungan dengan kekuasaan dapat diperjelas dengan memikirkan permasalahan koordinasi. Implikasi agen yang saksama itu perlu memanfaatkan orang lain dengan menggerakkan kekuasaannya. Ada suatu kecenderungan untuk peduli kekuasaan sebagai sesuatu yang hampir bersifat material, suatu unsur yang harus datang dari suatu tempat dan berada di suatu tempat. Kekuasaan yang diproduksi oleh koordinasi tampak untuk tidak datang dari mana pun juga, yang kita temukan susah untuk mengakui adanya. Marx mencatat kecenderungan itu untuk menguraikan kembali kekuasaan seperti sesuatu yang substansil, sesuatu yang selalu ke sana. Kekuasaan produktif yang dikembangkan oleh pekerja ketika bekerja sama adalah kekuasaan modal yang produktif. Kekuasaan yang produktif ini tentang tenaga kerja dihubungkan dan dikembangkan tanpa alasan kapan saja pekerja ditempatkan di bawah kondisi- kondisi yang diberikan, dan itu adalah modal yang ditempatkannya di bawah sebab tidak ada modal apa pun dan pada sisi lain sebab pekerja sendiri tidak mengembangkannya sebelum mereka mempunyai modal. Itu tampak sebagai kekuasaan dengan modal yang diberkati kekuasaan produktif secara alami yang tetap ada. Masyarakat kapitalis modern sangat terordinasi tentu saja. Kuasa-Kuasa mereka, kemampuan dan kapasitas mereka, secara besar-besaran diperbesar oleh koordinasi ini. Keluaran produktif mereka, yang mencerminkan penghisapan kuasa- kuasa ini sangat ditingkatkan. Apa yang dilaksanakan melalui tindakan ordinasi adalah tatanan penting yang lebih besar dari apa yang bisa dilaksanakan tanpa koordinasi. Lebih dari itu, minat individu dalam menahan keseluruhan koordinasi selalu menyajikan, selalu kuat, terutama pada masyarakat modern yang tindakan individunya dibalut ke dalam koordinasi dengan tindakan suatu cakupan berbeda 11 dari yang lain. Semua ini harus membantu ke arah stabilitas. Dan kuncinya adalah pengaturan kelembagaan masyarakat ini. Ini bukan untuk dikatakan bahwa status quo, untuk kebanyakan individu, adalah dunia yang paling mungkin, atau bahkan yang tidak ada pilihan lain orang- orang kebanyakan itu bisa menyetujui apa yang lebih baik.

d. Kooperasi