100
sebab itu penting memperhatikan keunggulan daerah dalam berbagai halnya keunggulan daerah tersebut diketahui secara detil seningga dikenali dengan istilah
kearifan lokal.
10.2 Kampung Dukuh dan Kampung Veractruz
Berikut ini penulusuran terhadap masyarakat yang memiliki kerifan lokal seperti masyarakat kampung dukuh di Garut selatan dengan bandinganya
masyarakat Veractruz Mexico. Dua masyarakat yang jauh berbeda, manun dalam hal tradisi mereka sama-sama memegang tradisi yang menurut penulis dapat
dibandingkan dalam merespon inovasi. Masyarakat kampung Dukuh Dalam, sekalipun jumlah anggota
masyarakatnya kurang dari 200 dua ratus orang, mereka mempunyai struktur yang jelas dalam suatu kesatuan masyarakat yang utuh dengan ikatan norma-norma tradisi
yang di wariskan oleh leluhur mereka. Sehingga perubahan yang terjadi dari sebagain atau suatu unsur dari suatu kehidupan masyarakat akan mempengaruhi
stabilitas struktur yang ada. Upaya inovasi penerangan yang dilakukan pemerintah terhadap orang Dukuh Dalam tidak bisa diterjemah. Hal itu disebabkan norma
tradisi yang ada dalam struktur masyarakat melarangnya, mereka yakin akan ada malapetaka bila larangan itu dilanggarnya.
Konsistensi terhadap nilai-nilai dan norma-norma yang telah diyakini bersama mewarnai kehidupannya, mereka tidak menolak inovasi tetapi mereka tidak
dapat melanggar norma-norma yang ada. Disini terlihat adanya konflik interest antara mengikuti perkembangan jaman dengan kebutuhan-kebutuhan perubahan di
suatu sisi, tetapi disisi lain keteguhan terhadap adat menjadi kewajiban untuk dipertahankan, apalagi dengan selalu diyakini bahwa melarang adat sama dengan
melawan leluhur yang akan mengaibatkan datangnya malapetaka. Lain halnya dengan desa Veractruz di Mexico sekalipun pada awalnya mereka menolak inovasi
namun setelah terdapat penyesuaian maka inovasi itu diterima. Di Veractruz tidak ada ikatan sanksi untuk mempertahankan adat atau kebiasaan masyarakat sehingga
perubahan dengan sendirinya dapat terjadi.
b. Gambaran Wilayah Kampung Dukuh
Kampung Dukuh terletak di daerah pedalaman yang secara admnistratif berada di Desa Cikelet Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Garut Selatan, Propinsi
Jawa Barat. Kampung Dukuh terbagi pada dua wilayah yaitu Kampung Dukuh Dalam
dan Kampung Dukuh Luar. Kampung Dukuh Dalam memiliki daerah tidak begitu luas hanya memuat 45 rumah panggung yang amat sederhana dengan jarak yang
101
berdekatan. Menurut ceritera petua orang yang dianggap ketua yang sekaligus sebagai ketua RT. Daerah itu merupakan daerah suci yang ditaburkan oleh leluhur
yang pertama-tama datang ke daerah tersebut. Batas daerah kampung dalam itu hanya dengan pagar bambu yang dibelah, sehingga dengan melangkahi pagar yang
ada di pinggir rumah saja sudah berada di daerah dukuh luar. Dukuh dalam memiliki aturan yang berbeda dengan kampung dukuh luar, yaitu 1 Isi kampung itu hanya
45 rumah tidak boleh lebih. Jika anak-anak mereka berkeluarga maka mereka tidak boleh membangun rumah lagi, jika keluarga baru ingin punya rumah sendiri mereka
harus keluar dari Dukuh Dalam, yaitu ke Dukuh Luar. 2 Bentuk rumah harus rumah panggung dengan lantai talupuh yang terbuat dari bambu. 3 Penerangan di
rumah dan lingkungan itu tidak boleh menggunakan listrik atau patromak tetapi harus dengan damar atau cempor. 4 Diwilayah Dukuh Dalam dilarang memiliki
radio ataupun TV. 5 Dilarang membawa alat-alat musik seperti gitar dan lain- lainnya. 6 Di daerah Dukuh Dalam tidak boleh membaut WC, sumur, sehingga
WC dan sumur itu berada di luar batas daerah Dukuh Dalam 7 tidak boleh melakukan acara hiburan. 8 daerah Dukuh dianggap sebagai daerah suci yang
berasal dari pemberian seorang suci dan memiliki kesakitan berasal dari Arab yang kemudian menaburkan tanah di daeah tersebut. 9 untuk keperluan minum, mandi,
dan bersuci terdapat peninggalan sebuah sumur yang berupa mata air dan dibuatnya pancuran, di dekat sumur tersebut terdapat Masjid tempat orang tua mengajarkan
agama pada keluarganya. Menurut ketua kampung pernah terjadi orang di daerah itu mencoba
melanggar larangan leluhur dengan menyalakan lampu patromak ternyata dua hari setelah itu orang tersebut meninggal, kejadian tersebut menurut merekan
membuktikan bahwa larangan itu masih berakibat buruk pada orang-orang yang melanggarnya. Tetapi ketika talupuh di ganti dengan papan ternyata tidak
menimbulkan kematian. Namun walaupun demikian orang-orang Dukuh Dalam takut menerima inovasi penerangan dengan listrik sehingga penerangan listrik hanya
ada di Dukuh Luar.
c. Keadaan Penduduk