98
Maha  Pencipta.  Bukti-bukti  fisik  itu  menunjukan  secara  empirik  Adanya  Tuhan Allah.
Allah  tidak  dapat  dilihat  secara  fisik  dan  emprik,  menunjukan  adanya program  Allah  untuk  melihat  kebenaran  akan  keimanan  manusia  terhadap-Nya.
Apakah dengan bukti-bukti fisik dan empirik dari ciptaannya, serta dengan adanya figur  manusia  yang  menggabungkan  antara  wahyu  dengan  ciptaan  secara  fisik
sebagai  Human  reference  manusia  rujukan,  manusia  sampai  kepada  keyakinan atau  keimanan  kepada  Allah  mencapai  Tauhid  Rubbubiyah?,    atau  malah
melampaui  batas  dengan  kecongkakannya,  ataukah  tidak  mau  mengerti  karena kebodohannya  ?,  atau  malah  terlena  dengan  keindahan  dirinya  dan  ciptaan  Allah
lainnya  sebagai  asesoris  kehidupan  manusia  ?.    Disini  Allah,  memberikan kemerdekaan kepada manusia dalam menggunakan kemampuannya untuk memilih
iman atau kufur  Q.S Al- Kahfi [18] : 29. Sunah  merupakan  perpaduan  antara  dua  ayat  tersebut  yakni  pada  Sosok
Nabi Muhammad Saw., yang secara basyariah fisik sama dengan manusia lainnya namun secara insaniah ruhaniah sangat berbeda karena, ucapan dan perbuatannya
berdasarkan  wahyu  yang  di  tanamkan  kedalam  hatinya,  karena  itu  jika  berbuat kekeliruan  maka  dengan  cepat  diperbaikinya  melalui  wahyu.  Kehidupan  Nabi
Muhammad  Saw.,  adalah  sumber  pelajaran  bagi  manusia  lain,  ketika  melakukan kekeliruan menunjukan sebagai manusia biasa yang sama dengan manusia lainnya,
namun  ketika  mendapat  perbaikan  langsung  dari  wahyu  yang  disampaikan  jibril, merupakan pelajaran tentang sifat dasar wahyu yang membimbing kepada kebaikan,
dengan  perbaikan  inilah  Nabi  Muhammad  Saw.  dimaksum,  yakni  dipelihara  dari kesalahan.  Keadaan  tersebut  menjadi  pelajaran  sebagaimana  di  sampaikannya
melalui sunahnya yang berbunyi : ―Ikutilah kejelekanmu dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu menjadi penghapus kejelekan‖. Degan demikian maka terpeliharalah
manusia dari kesalahan, dengan meminjam istilah Soewardi 2001 : 1 manuaia akan terhindar dari 3R Resah, Renggut, Rusak .
9.4 Kesimpulan
Sains yang menyebagkan kerusakan sisten sosial budaya Indonesia adalah sains  barat  sekuler  yang  tidak  lengkap  sehingga  mengantarkan  pada  3  R  Resah,
Renggut, Rusak. Sedangkan sains yang mampu memberikan solusi dari krisis dan membangun,  memelihara,  serta  mengembangkan  sistem  sosial  budaya  Indonesia
yang  harmoni  dalam  perbedaan,  damai  dalam  kebersamaan,  dan  mampu membangun masa depan yang berkelanjutan adalah sains tauhidullah.
99
1. Pertem Ke 10
2. Pokok Bahasan : Kearifan Lokal
3. Materi Perkuliahan
KEARIFAN LOKAL 10.1 Pengaruh Lingkungan
seseorang  individu  dalam  pertumbuhan  dan  perkembangannya  tidak  dapat dipisahkan  dari  lingkungan  hidupnya.  Karl
Mannhein  menyatakan  :  ―situation gebunden  heid  des  mens  ligendenken  on  willien
‖  cara  berpikir  dan  berkehendak seseorang  itu  di  pengaruhi  oleh  situasidan  kondisi  sekelilingnya  Chaplin,
menguraikan lingkungan  kehidupan individu  itu  kedalam  dua  macam:    lingkungan umgebung  :  yaitu  lingkungan  yang  berhubungan  benda-benda  atau  objek  fisik,
sosial,  kultural  budaya,  maupun  spiritual;  dan  lingkungan  umwelt,  yaitu lingkungan  bermakna  bagi  individu  yang  memungkinkan  dirinya  mengadakan
interaksi  secara  berarti.  Jadi  lingkungan ini tidak  sama realitas  fisik,  sosial-budaya dan  spiritual  di  sekitar  individu  yang  menjadi  lingkungan  kehidupannya.    Lewin,
dalam  teori  medannya  mengartikan  medan  atau  lingkungan  kehidupan  sebagai realitas  fisik,  sosial  budaya  dan  spiritual  yang  menjadi  bagian  life-space  seseorang
individu Hall dkk., l979 dan Supriadi, l989. Dalam  tradisi  masyarakat  kita,  orang  dewasa  tidak  dapat  dilepaskan  dari
lingkungan  fisik-sosio-kulturalnya.  Kehidupannya  lebih  banyak  luluh  dalam kehidupan  komunalnya,  dan  komitmennya  terhadap  kelompok  sosial-budayanya
sangat  solid.  Ia  telah  terikat  pada  kewajiban  dan  tanggung  jawab  sosial  berskala mikro,  seperti  keterikatan  orang  tua  dengan  anaknya,  atau  tanggung  jawab  sosial
skala makro, seperti hubungannya dengan masyarakat sekitar tempat tinggalnya atau institusi lainnya Soedomo, l989 : 53. Kluckohn menegaskan bahwa keharmonisan
hidup  manusia  akan  tercipta  jika  ada  keseimbangan  hubungan  manusia-alam, manusia  dengan  waktu,  manusia  dengan  kerja  karya,  manusia  dengan  sesama
manusia Kuntjaraningrat, l974. Nilai sosial-budaya yang dipedomani itu sifatnya inherent pada dan berakar
dalam diri seseorang, sekelompok komunitas dan masyarakat dalam kehidupannya. Nilai-nilai  itu  sifatnya  resiprokal  :  benar-salah,  indah-jelek  dan  baik-buruk.
Eksistensi  nilai-nilai  tersebut  berfungsi  mengontrol  seseorang  dalam  menentukan sikapnya dan memandu dalam cara memandang, menata atau menetapkan langkah-
langkah pemecahan. Dalam struktur masyarakat yang budayanya beragam pola pikir dan  kualitas  rasanya  berbeda.  Perbedaan    struktur  kognitif  dan  kualitas  afeksi
seseorang mempengaruhi thought-frame of reference atau persepsi seseorang.  Oleh
100
sebab  itu  penting  memperhatikan  keunggulan  daerah  dalam  berbagai  halnya keunggulan daerah tersebut diketahui secara  detil seningga dikenali dengan istilah
kearifan lokal.
10.2  Kampung Dukuh dan Kampung Veractruz