Kewajiban Melaksanakan Integrasi Sistem Sosial Budaya Indonesia

56 kesatuan ummat dan keluarga, tidak semua manusia menyadari asal kejadiannya, dan tidak semuanya menunaikan tugasnya. Sebagian dari manusia itu merupakan anggota-anggota keluarga yang baik, yang tetap memelihara asas-asas Tuhannya. Sedang sebagain lagi merupakan anggota-anggota keluarga yang telah menyimpang yang merusak asas-asas kekeluargaan dan mendurhaka kepada Tuhannya. Anggota-anggota keluarga yang patuh dan setia itu adalah orang menyerahkan secara penuh kepada Tuhannya dan senantiasa mempertahankan panji-panji ke-Tuhanan dan kemanusiaan, yang tetap taat kepada perintah Allah dan Rasul-Nya dan tetap dalam hidayah Tuhan. Termasuk dalam kaum muslimin ialah mereka yang taat kepada Allah dan para utusan-Nya, mulai Nabi Adam a.s hingga Nabi Muhammad saw. Semua Nabi-nabi membawa ajaran agama yang sama yang kemudian disebut agama Islam hanya saja diturunkanya secara bertahap sesuai dengan tingkat peradaban umat. Dengan demikian maka persaudaraan itu meliputi persaudaraan berdasarkan agama, yaitu persaudaraan kaum Muslimin ukhuwah Islamiyah, pemeluk agama Allah dan persaudaraan seluruh ummat manusia, yaitu persaudaraan berdasarkan kesatuan keturunan ummat manusia ukhuwah insaniyah.

7.2 Kewajiban Melaksanakan Integrasi

Integrasi ummat manusia atau wahdatul ummah merupakan kewajiban yang tidak dapat ditawar-tawar lagi yang harus dilaksanakan oleh penganut agama Allah. Persatuan dan kesatuan umat pengangut agama Allah itu merupakan manifestasi dari nilai-nilai yang luhur, lahir dari kesadaran kesatuan kemanusiaan, merupakan pernyataan dari kesadaran keagamaan yang mendalam, dan lahir dari ketaatan dan penyerahan diri kepada yang mutlak yakni Allah swt., sehingga mewujudkan persatuan yang dijalin oleh rasa kasih sayang persaudaraan yang tiada taranya. 57 Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa doktrin Wahdatul Ummah itu merupakan ketentuan dan perintah atau kewajiban dari Allah Swt., serta berakar pada kesatuan kemanusiaan sebagai suatu ikatan kekeluargaan yang diperintahkan Allah untuk memeliharanya, maka perpecahan itu dengan sendirinya merupakan pengingkaran terhadap perintah Allah, merupakan perbuatan yang menyimpang dari Syari‘at Islam, menunjukkan kemerosotan budi pekerti dan berarti pemutusan ikatan yang diperintahkan Allah untuk memeliharanya. Karena itu kaum muslimin diperingatkan dengan keras agar menjaga diri dari perpecah-belahan dan harus selalu berpegang kepada Kitabullah dan Sunnah Rasul, terutama di dalam menyelesaikan perselisihan dan perbedaan pendapat yang terjadi di antara mereka. Sesuatu perjuangan tidak akan dapat mencapai kemenangan tanpa adanya kekuatan, dan tidak akan ada kekuatan yang mampu untuk memenangkan perjuangan tanpa adanya persatuan. Karena itu, persatuan merupakan syarat mutlak bagi kemenangan perjuangan. Sebab hanya dengan persatuanlah kekuatan perjuangan dapat digalang, baik berupa kekuatan manusia maupun kekuatan materil, semangat, moral dan daya tahan perjuangan. Dalam pada itu keutuhan persatuan akan hancur dengan timbulnya perselisihan dan pertentangan yang tidak dikendalikan dan tidak disalurkan oleh disiplin, kode-etik, norma-norma dan kaidah-kaidah persatuan. Sebab perselisihan dan pertentangan yang tidak terkendalikan itu akan membawa kepada perpecahan ummat sehingga menimbulkan penggolongan dalam masyarakat yang melemahkan dan membuyarkan potensi perjuangan. Dengan timbulnya perpecahan itu kekuatan perjuangan akan hancur, daya tahannya menjadi lemah dan moralnya pun runtuh. Hukum bahwa golongan kecil yang bersatu dapat mengalahkan golongan besar yang berpecah-belah, Bangsa Indonesia, yang semenjak masuknya kaum penjajah hingga tercapainya kemerdekaan, merupakan kekuatan pembebas revolusioner terbesar dan memegang peranan yang menentukan, maka setelah 58 tercapainya kemerdekaan, peranannya itu semakin lama semakin menurun, sehingga kekuatannya yang semula bagaikan gelombang yang paling besar dan paling dasyat dalam samudera revolusi bangsa Indonesia, kemudian telah terbalik hampir seolah- olah hanya merupakan buih-buih yang diombang-ambingkan oleh kekuatan- kekuatan lainnya. Adanya degradasi potensi ini terutama disebabkan oleh pertentangan dan perpecahan yang membuyarkan pemusatan kekuatannya. Pertentangan dan perpecah-belahan itu merupakan pola perilaku yang dipasang oleh kaum penjajah selama masa penjajahan, dan setelah tercapainya kemerdekaan, kita secara tidak sadar masih hidup dalam pola tersebut bahkan kadang-kadang lebih memperkuatnya. Integrasi tidaklah dapat diartikan dengan hanya sekedar bertemu dan berkumpul. Integrasi adalah merupakan persatupaduan yang melahirkan kesatuan tekad, tujuan dan tindakan. Integrasi yang tidak merupakan kesepaduan lahir dan batin yang tidak melahirkan satu kesatuan adalah merupakan integrasi semu. Secara lahiriah seolah-olah bersatu, tetapi pada hakikatnya masih berpecah-belah. Integrasi itu ada apabila telah ada kesepaduan lahir dan batin serta pembulatan seluruh potensi perjuangan, sehingga mewujudkan satu kesatuan bangsa yang tidak terpecah-belah kepada partai-partai dan golongan-golongan. Seluruh umat manusia sebagai satu kesatuan, karena itu kesatua ummat wajib dibina, dipelihara dan dipertahankan oleh seluruh manusa. Barang siapa memecah-belah kesatuan, maka ia telah mengadakan penyelewengan dan penyimpangan dari ajaran dan sistem kehidupan yang telah direncanakan penciptanya, tindakannya sama dengan memecah-belah dan dipandang sebagai penghianat amanat Allah. Ummat manusia harus tetap dalam kesatuan kemanusiaan, tidak boleh mengasingkan dan memisahkan diri da ri jama‘ahnya serta memecah-belah. Apabila ummat Islam tetap dalam kesatuan jama‘ahnya, tidak terpecah-belah kepada partai- 59 partai dan golongan-golongan segala persoalannya dipecahkan dalam musyawarah, serta keputusannya dijadikan keputusan bersama yang dipegang dan dilaksanakan oleh seluruh jama‘ah, maka masyarakat Islam itu akan menjadi masyarakat yang tangguh dan kuat, dan segala keputusan, gerak dan langkahnya akan berada di atas petunjuk dan jalan serta arah yang tepat dan benar. Sebab apabila ummat Islam itu bersatu, maka seluruh potensi perjuangannya pun akan dapat dipersatukan dengan bulat, dan segala gerak dan langkahnya akan langsung tertuju kepada tujuan dan cita-cita Islam, semata-mata untuk menegakkan Kalimah Allah, sebagaimana umat Nabi Isa al Masih yang bercita-cita menegakkan kerajaan Allah di Muka Bumi pada abad pertengahan. Tidak akan terhalangi atau menyimpang kepada maksud-maksud dan tujuan lainnya. Tetapi apabila keadaan ummat Islam itu berpecah-belah kepada partai-partai dan golongan-golongan, aliran agma, maka potensi perjuangannya pun akan berpecah-belah, dan segala keputusan, gerak dan langkah perjuangannya akan lebih mendahulukan dan mementingkan kepentingan golongannya daripada kepentingan Islam penyerahan diri kepada Alklah secara total, sehingga akan terjatuhkan kepada kelemahan dan kesesatan. Manusia merupakan satu kesatuan keturuan, berasal dari nenek-moyang yang sama, yaitu Adam dan Hawa. Dari keduanya manusia itu berkembang membentuk bangsa-bangsa dan kabilah-kabilah. Adanya bangsa-bangsa dan suku- suku bangsa itu bukanlah untuk saling bermusuh-musuhan, melainkan untuk saling kenal-mengenal dan bekerjasama denga baik. Pertentangan dan permusuhan terjadi karena manusia telah tidak sadar akan sal kejadiannya, lupa akan asal keturunannya dan menyeleweng dari petunjuk-petunjuk Tuhan dan kepercayaan yang benar. Karena itulah Tuhan mengutus para Nabi dan rasul dengan membawa Kitab petunjuk untuk mengembalikan manusia ke jalan yang benar. Demikianlah ukhuwah Islamiyah itu dibina di atas dasar keyakinan keagamaan dan kesadaran akan kesatuan kemanusiaan. Keyakinan keagamaan dan 60 kesadaran akan kesatuan kemanusiaan inilah yang telah mempertalikan hati seluruh manusia yang berserah diri kepada Allah dalam satu ikatan persaudaraan, seabagimana telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. Ketika membangun masyarakat Islam di madinah. Rasulullah telah mempersaudarakan Muhajirin dan Anshar sehingga menimbulkan satu keluarga Islam yang terlepas dari ikatan-ikatan asal keturunan, kebangsaan dan kesukuan, satu keluarga yang hanya mengenal satu ikatan, yaitu ikatan Islam. Bagi umat yang mempertahankan agama yang di anutnya tetap diperstaukan dalam kesatuan kemanusian dan kesatuan kedaulatan negara sehingga Persaudaraan telah menghasilkan satu kesatuan masyarakat yang kokoh kuat, diliputi oleh rasa kasih sayang, tolong menolong dan perasaan senasib seperjuangan, sehingga keutuhan kesatuannya telah diibaratkan oleh Rasulullah saw, sebagai sebuah bangunan yang bagian-bagiannya kuat menguatkan, atau sebagai satu kesatuan tubuh organisme yang mempuyani satu kesatuan perasaan, yang apabila salah satu anggota dari tubuh itu merasa sakit, dirasakan pula kesakitan itu oleh seluruh tubuh.

7.3 Musawah – Persamaan