Pendekatan Teori Konplik Sistem Sosial Budaya Indonesia

22 sadar serta syarat nilai mutlak yang kekal abadi, perlu mempertahankan pola-pola kehidupan keagamaan dalam jalinan setiap unsur sistem Lembaga Pemasyarakatan.

6.2 Pendekatan Teori Konplik

Apabila pendekatan fungsional memusatkan perhatiannya pada situasi kerjasama yakni pelembagaan harapan-harapan akan peranan, maka pendekatan konplik lebih memusatkan perhatiannya pada kompetisi dan pertikaian. Pendekatan teori konplik berpankal pada anggapan dasar sebagai berikut : 1 setiap masyarakat senantiasa berada di dalam proses perubahan yang tidak pernah berakhir. 2 Setiap masyarakat senantiasa mengandung konplik-konplik di dalam dirinya. 3 Setiap unsur di dalam masyarakat senantiasa memberikan sumbangan untuk terjadinya disintegrasi dan perubahan-perubahan sosial. 4 Setiap masyarakat berintegrasi di atas penguasaan orang lain atau bangsa lain. Para penganut teori ini memandang bahwa perubahan sosial merupakan sumber konplik dari berbagai faktor yang ada di dalam masyarakat itu sendiri. Perubahan sosial timbul dari kenyataan-kenyataan adanya unsur yang saling bertentangan di dalam setiap masyarakat. Setiap masyarakat selalu terjadi adanya pembagian kekuasaan secara tidak merata, kenyataan ini merupakan sumber kontradiksi yang menimbulkan persaingan dan berkembang menuju pertikaian. Disuatu pihak berada kelompok pemegang kekuasaan, di lain pihak tidak memiliki kekuasaan tetapi ingin berkuasa, sengingga berjuang untuk memperolehnya sedangkan yang lain mempertahankan atau melanjutkan kekuasaannya. Pembagian kekuasaan seperti itulah yang menjadi sumber-sumber konplik sosial. Juga pemilikikan kekayaan yang tidak merata, di satu pihak melimpah ruah bahkan semakin melimpah di lain pihak serba kekurangan bahakan semakin bertambah kurang. Jurang pemisah inipun menjadi sumber konplik sosial di masyarakat. Dari sumber-sumber konplik itu juga munculnya pendorong berbagai kejahatan. Timbulnya kepentingan-kepentingan yang berlawanan tidak hanya 23 berakhir dengan kompetisi tetapi menimbulkan untuk saling memusnahkan lawan- lawannya, bahkan untuk terus menerus menciptakan konplik yang berkelanjutan. Di dalam pemerintahan biasanya ditandai dengan adanya oposisi terhadap pemerintah pemegang kekuasaan. Munculnya oposisi karena adanya ketidak puasan dari sistem harapan dan kepauasan yang tidak terpenuhi membawa kepada subtansi dan arah dari kepentingan tersebut berlawanan. Para penganut pendekatan teori konplik menyatakan di dalam setiap masyarakat selalu terdapat konflik antara kepentingan. Mereka yang memiliki kekuasaan berkepentingan untuk memelihara bahkan mengukuhkan status-quo dari pada pola hubungan kekuasaan yang ada dengan yang tidak memiliki kekuasaan yang berusaha untuk merubah atau merombak status-quo. Demikian juga pemilik kekuasaan di bidang ekonomi para kapitalis lebih memusatkan perhatiannya kepada investasi yang lebih menguntungkan dan bekelanjutan ketimbang memikirkan pemeratan pendapatan masyarakat. Hal ini dapat di buktikan dengan berbagai pinjaman luar negri yang bukan hanya menguasai ekonomi tetapi mereka berkembang kepada politik yang akan menjadi sumber kekuatan konplik. 24 1. Pertemuan Ke 3 2. Pokok Bahasan : Sistem Sosial 3. Materi Perkulian : SISTEM SOSIAL

2.1 Pengertian Sistem Sosial