Demokratisasi Kekayaan Sistem Sosial Budaya Indonesia

114 oleh virus HIV yang melemahkan sistem kekebalan tubuh melawan penyakit. Semuanya itu diproyeksikan menambah beban, pemikiran kita bagaimana kita mengantisipasinya dan memperbaiki kehidupan mendatang. Masalah ―pertumbuhan penduduk dan ekonomi‖ ini telah menyebabkan banyak perbedaan pendapat antara ahli demografi dan ahli ekonomi. Pada tahun 1960-an sudah lazim dikemukakan korelasi negatif antara pertumbuhan demografis dan perkembangan ekonomi : lebih banyak penduduk berarti lebih buruk, karena untuk membesarkan anak itu memerlukan biaya yang tinggi. Tetapi pada tahun 1980-an muncul aliran revisionis dan pro-natalis berpendapat bahwa mendidik anak dalam jangka panjang akan dihasilkan pekerja-pekerja produktif yang lebih besar antara usia 15 sampai 64 tahun, karena itu mereka berkeyakinan lebih baik mempunyai penduduk 100 juta daripada 1 juta. Sebenarnya tidak semua argumen kelompok pro-natalis dan revisionis itu salah, karena dalam beberapa hal pertumbuhan penduduk dapat juga berdampak pada pertumbuhan dan perluasan ekonomi. Akan tetapi pertumbuhan yang terjadi dibanyak negara miskin dan berkembang dan sudah melampaui tingkat moderat yang diyakini kelompok natalis dan revisionis, tidak cukup bukti untuk diyakini bahwa pertumbuhan penduduk tersebut membawa pengaruh positif dalam pertumbuhan ekonomi.

11.4 Demokratisasi Kekayaan

David dan Meyer memprediksi bahwa aktivitas ekonomi mendatang akan ditandai dengan terjadinya Demokratisasi kekayaan” democrtatization of wealth akibat adanya fenomena “perpindahan nilai” value migration dari ―asset-aset kelihatan‖ tangible assets yang bersifat fisikal ke ―aset-aset tidak kelihatan “intangible assets yang bersifat non-fisikal. Semua itu bisa terjadi karena adanya kecenderungan informasi dan komunikasi internet. Fenomena demokratisasi dan perpindahan nilai ini juga diprediksi akan be rpengaruh pada konstruk ―kekayaan masa depan‖ future wealth yang merupakan fokus utama dalam karyanya. Bila dalam ekonomi industri basis kekayaan adalah : barang dan jasa sebagai ―aset yang tampak‖ tangible assets; dan penghasilan dari gaji atau upah‖ earned income yang diperoleh sebagai pekerja worker; maka dalam ekonomi informasi basis kekayaan berubah ke modal manusia bakat, keahlian, kecerdasan, dll sebagai ―asset tidak kelihatan‖ itangible assets; dan ―penghasilan di luar gaji‖ unearned income yang diperoleh dari asuransi, investasi, simpanan, dll. Sebagai instrumen finansial masa depan. Resiko yang selama ini dipandang sebagai sesuatu yang berbahaya atau menjengkelkan, kini dipandang sebagai peluang opportunity yang bisa diakumulasi, dipilih, dikelola dan dipasarkan marketable atau diinvestasikan sehingga menghasilkan ―uang‖. Dominasi peran pemerintah dan undang-undang bergeser kepada peran individu, 115 perusahaan bagi terjadinya transformasi sosial. Individu, perusahaan harus semakin menyadari peran dan tanggungjawabnya terhadap kekayaan, dan perubahan di dalam kehidupan masyarakat dan bangsanya. Prediksi Davis dan Meyer tersebut diinspirasi oleh peristiwa ketika bintang rock David Brows sukses menciptakan gelombang baru di Wall Street ketika dia sukses mengembangkan dana pribadinya sebesar 55 juta dollar yang diperoleh dari royalty hak cipta album lagunya ke perusahaan “The Prudential Insurance Co”. Mereka menyebutnya sebagai fenomena “Bowie Bonds”, fenomena baru yang “emblematic” dalam penciptaan kekayaan masa depan model ―ekonomi jaringan‖. Kasus Bowie Bond mungkin dapat menjadi ―penenang jiwa‖ psychedeli bagi setiap individu, perusahaan, dan masyarakat yang memiliki aset tidakak kelihatan ―bernilai tinggi‖ bighly valued yang ingin terlihat dalam akumulasi kekayaan masa depan, demikian komentar O‘Koffe. Bagi Stain dan Meyer sendiri, kasus Bowie Bond memiliki dua arti penting berkaitan dengan proses penciptaan, akumulasi, distribusi, dan pengawasan kekayaan masa depan. Pertama, peningkatan peran : ―aset-aset tidak kelihatan‖ intangible assets sebagai sumber kekayaan. Kedua, adanya keyakinan kuat bahwa mekanisme pasar bebas akan menjadi instrumen utama dalam penciptaan kekayaan. Sejalan dengan itu, dasar-dasar ekonomi masyarakat pun berubah dari “ekonomi riil” ke “ekonomi finansial”. Nilai, resiko, dan kekayaan merupakan tiga konsep kunci dalam seluruh pemikiran Davis dan Meyer tentang kekayaan masa depan. Revolusi jaringan informasi global internet yang akan melahirkan fenomena demokratisasi ekonomi dan perpindahan nilai dalam basis-basis kekayaan masa depan bisa terjadi karena ada tiga kekuatan perubahan yaitu : informasi modal manusia dan demoikratisasi. “Informasi” akan menjadi basis kekayaan informasi yang sangat vital dan setiap saat bisa diakses oleh pelaku ekonomi dan pasar. “Modal manusia” sebagai aset tak kelihatan akan menggantikan peran ―barang‖ sebagai komoditas yang bisa dipasarkan; dan “demokratisasi” yang akan ditandai oleh munculnya perdebatan sekitar hak cipta, angka-angka rahasia chyptography, dan undang-undang kebebasan diri privaty yang menandakan tumbuhnya ketidak cocokan antara modal sosial yang dikembangkan di era industri dan di era ekonomi jaringan, sehingga terjadi ―keusangan modal sosial‖ absolesence of social capital. Sejalan dengan fenomena demokratisasi ―kekayaan‖ dan ―perpindahan nilai‖ tersebut, Davis dan Meyer memandang penting perubahan secara mendasar dan revolusioner dalam pola-pikir mind-set dari setiap individu, perusahaan, dan masyarakat dalam melihat perubahan-perubahan yang begitu revolusioner dan penuh risiko dan ketidak pastian full risk and uncertainty untuk melakukan restrukturisasi, inovasi, dan kreasi intelektual untuk kekayaan masa depan masing- masing. Bagi individu, tidak ada cara lain kecuali 1 memaksimalisasi nilai modal 116 diri, 2 hijrah dari sebagai pekerja menjadi pemain, 3 mencari peluang keuntungan dalam situasi ketidakpastian, 4 mengelola risiko menjadi peluang dan komoditas perdagangan. Bagi perusahaan 1 perlu dibentuk unit-unit risiko strategis SRU yang berorientasi pada pengelolaan ‗risiko finansial‖ financial risk, disamping unit- unit bisnis strategis SBU yang berorientasi pada pengelolaan ―resiko nyata‖ real risk perusahaan, 2 mengalihkan kecenderungan berpikir internal perusahaan kepada logika pasar eksternal, 3 dari ―vestasi‖ ke ―investasi‖ dengan memaksimalkan nilai pasar dari modal manusia yang dimiliki, dan 4 beralih berpikir tentang dari aset riil yang dimiliki kepada berpikir tentang masa depan perusahaan, kepemilikan aset tidak kelihatan, berkelanjutan perusahaan sebagai ukuran masa depan perusahaan. Bagi msayarakat, yang perlu dilakukan adalah : 1 menciptakan kekayaan untuk kelas menengah, 2 melepaskan diri dari ―penjara peng hutang‖ dengan memaksimalisasi nilai jual modal manusia yang dimiliki, 3 beralih dari kecenderungan mencari keamanan pendapatan dan akumulasi kekayaan kepada keberanian untuk mengambil, mengemas, mengelola, dan memasarkan resiko. Davis dan Meyer menawarkan 20 kiat sebagai wawasan ke depan menuju kekayaan masa depan, yaitu 1 jalin hubungan dan berpartisipasi, 2 fokuskan diri pada jaringan yang bernilai, dibandingkan kepada penghasilan, 3 buat resiko finansial bekerja untuk kita 4 bangun pasar finansial untuk modal manusia, 5 tingkatkan ikatan dan perkuat jaringan, 6 perlakukan tenaga kerja sebagai sebuah keamanan yang dapat diperdagangkan, 7 lakukan persiapan untuk kekayaan, 8 percapai pasar untuk menentukan imbalan, 9 kelola aset agar siap terhadap resiko, 10 lakukan prakarsa untuk mencipta ketika melakukan perdagangan, 11 kembangkan unit risiko strtategis untuk mengoptimalkan nilai risiko dalm bisnis, 12 pacu organisasi sesuai kaidah-kaidah pasar, 13 kelola sumber daya manusia sebagai aset bernilai, 14 cobalah berinvestasi dalam bisnis tenaga kerja terampil, 15 mulailah hidup dalam ikatan iklim dan era ekonomi jaringan, 16 sokong pasar modal sebagai kekuatan pembebas baru dalam ekonomi jaringan, 17 ingatlah bahwa kekayaan tidak selamanya milik kaum hartawan, 18 pilih sebuah sistem perpajakan baru, 19 lakukan lobi bagi penciptanya keragaman global, efesiensi pasar, fleksibiulitas, dan toleransi budaya, dan 20 berharti-hatilah terhadap keinginan, sebab kekayaan bisa menj adikan kita ―lebih baik‖ tetapi bisa juga menjadikan kita ―lebih buruk‖. Akhirnya, perlu dikatakan bahwa Davis dan Meyer mungkin bukan orang yang pertama kali menulis tentang kekayaan masa depan, namun keduanya memiliki kontribusi dalam mengembangkan pemik iran baru tentang, ―nilai ekonomis‖ seseorang sebagai intangable asset. Semuanya bergantung pada kepekaan pasar global melihat fenomena ini, serta sejauh mana individu, perusahaan, dan 117 masyarakat mampu membangun sinergi dalam proses penciptaan dan akumulasi kekayaan masa depan berbasis intangible assets. Dari uraian di atas dapat disimpulkan beberapa rumusan penting yaitu 1. Transformasi sosio-ekonomi di abad 21 memerlukan aspek pendidikan yang mampu menciptakan kemajuan wawasan berfikir penduduk sebagai asset kekayaan, melalui bebagai keahlian dan keterampilan. 2. Pertumbuhan penduduk tidak lagi dipandang sebagai kehawatiran yang potensial menciptakan kemiskinan dimasa depan, tetapi justru sebagai pertambahan nilai ekonomis yang menjadi aset kekayaan tidak kelihatan intangable asset melalui bakat, keahlian, dan kecerdasannya. 3. Sistem ekonomi jaringan saat ini merupakan cara perolehan kekayaan yang paling menjanjikan bagi perolehan kekayaan melalui aset tidak kelihatan, yakni pemasaran jasa. 118 1. Pertemuan Ke 12 2. Pokok Bahasan : Semokrasi di Indonesia 3. Materi Perkuliahan : DEMOKRASI MASYARAKAT INDONESIA

12.1 Makna Demokrasi