Tindakan Soaisl Tingkat Messo

12 sepenanggungan, sehingga seolah-olah merupakan satu kesatuan tubuh atau organisme. Di dunia ini manusia membawa tugas kehambaan ibadah dan kekhilafan. Tugas kehambaan ialah bahwa semua manusia itu adalah hamba Allah, maka hanyalah harus menghamba, menyembah, taat dan patuh kepada dan karena Allah. Adapun tugas kekhilafan ialah bahwa manusia dijadikan Allah sebagai khalifah- Nya, sebagai wakil-Nya di muka bumi. Sebagai khalifah manusia harus melaksanakan peraturan-peraturan Allah di bumi, membina kemakmuran, peradaban dan kebudayaan di atasnya serta membangun kehidupan yang damai dan sejahtera secara kooperatip atau bersama-sama. Demikianlah bahwa manusia itu pada hakikatnya merupakan satu kesatuan ummat, merupakan satu keluarga besar yang berasal dari nenek-moyang yang sama, yaitu Adam dan Hawa. Begitu pula bahwa semua manusia itu adalah sama sebagai hamba Allah yang harus hanya mengabdi kepada-Nya dan melaksanakan segala peraturan-peraturan-Nya, dan sama pula sebagai pengemban amanat kekhilafan yang harus membina kemakmuran peradaban, kebudayaan dan kehidupan yang damai dan sejahtera di muka bumi. Oleh karena itu, baik dilihat dari asal kejadian dan keturunannya maupun dari tugasnya, maka semua manusia itu berada dalam satu kesatuan ikatan dan hubungan. Oleh karena itulah mereka melaksanakan amanat atau aturan hidup yang satu yaitu menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah. Penyerahan diri itu disebut Islam. Dengan demikian semua nabi itu adalah Islam membawa prinsip-prinsip kesatuan, persamaan dan persaudaraan seluruh umat manusia.

1.2 Tindakan Soaisl Tingkat Messo

Interaksi sosial berlangsung diberbagai tempat, seperti keluarga, lingkungan pertetanggaan, lingkungan pertemanan, lingkungan kelompok-kelompok tertentu group, kelembagaan, organisasi, komunitas, masyarakat, negara bangsa, organisasi dunia. Keluarga terdiri dari keluarga asli atau kelaurga batih, anggotanya ayah, ibu, dan anak. Keluarga besar extended family anggotanya keluarga batih ditambah kakek, nenek, adik- kakak dan saudara lainnya. Clan dan marga yakni kelompok oang seketurunan atau senenek moyang yang sama, misalnya keturunan nasution, maka mereka bermarga nasution, Dalam kelembagaan senantiasa terdapat empat unsur yakni : sistem nilai, sistem peralatan atau sarana, sistem personal dan seperangkat tantang aturan dari ketiga sistem tersebut yang biasa dikenal dengan pranata. Kelembagaan baik itu lebaga pemerintah, lembaga kemasyarakatan, atau lebaga lainnya merupakan 13 tempat berlangsungnya interaksi sosial baik secara individu maupun secara kelompok. Masyarakat adalah sebuah struktur dan proses sosial yang komplek dan rumit. Setiap masyarakat senantiasa mengalami perubahan. Dan perubahan yang terjadi senantiasa mengalami keragaman ada perubahan yang cepat dan ada perubahan yang lamban. Sebagaimana kita saksikan pada masyaraka kota dan masyarakat desa.. Masyarakat Indonesia bersifat majemuk karena terdiri dari berbagai individu dengan latar belakang ras, suku bangsa, dan agama yang beraneka. Salah satu faktor yang menyebabkan kemajemukan masyarakat Indonesia antara lain adalah keadaan geografis Indonesia. Keadaan geografis, posisi Indonesia terletak di antara dua samudra, yaitu Samudera Pasifik dan Samudera Indonesia, dan dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia memberikan kontribusi dalam perkembangan kemajemukan atau terjadinya diferensiasi masyarakat Indonesia. Selain letak geografis juga kedatangan bangsa-bangsa asing yang datang dan kemudian menetap di Indonesia membawa dan memperkenalkan kebudayaan mereka, termasuk penyebaran agama, menambah kemajemukan atau diferensiasi semakin besar. Kemajemukan atau diferensiasi masyarakat Indonesia dapat dilihat di antaranya ras, suku bangsa, budaya dan agama. Kemajemukan ditandai dengan adanya keragaman sistem sosial yang berdasarkan ras, suku bangsa, dan agama. Sistem sosial berwujud perbedaan sosial atau di disebut diferensiasi sosial, karena bersifat horizontal, bukan perbedaan sosial secara vertikal atau stratifikasi sosial. Dengan kata alin, perbedaan ras, suku bangsa, dan agama dalam masyarakat Indonesia tidak merupakan suatu bentuk pelapisan sosial, tetapi merupakan perbedaan setara yang mempunyai kedudukan dan derajat yang sama. Perbedaan secaa disik itu misalnya tampak pada warna kulit, bentuk kepala, indeks muka, warna rambut, dan perbedaan fisik lainnya seperti dalam kelompok ras. Ras merupakan suatu golongan manusia dengan ciri tubuh tertentu. Para ahli mempunyai pandangan yang berbeda tentang pengertian ras maupun klasifikasi ras. Akan tetapi, di dalam perbedaan itu, ada persamaan umum yakni bahwa ras merupakan suatu pengertian biologi dan bukan pengertian sosio kultural.. Secara biologis dapat dibedakan ke dalam tiga kelompok ras utama, yakni ras Mongoloid, Caucasoid, dan Negroid. Pengelompokkan manusia tersebut tidak bergantung hanya pada 14 satu sifat fisik, melainkan juga bergantung kepada suatu kombinasi sifat-sifat fisik yang lainnya seperti bentuk badan, bentuk kepala, bentuk raut muka dan tulang rahang bawah, bentuk hidung, warna kulit, warna mata, warna rambut, dan bentuk rambut. Merujuk pada tanda-tanda fisik tersebut masyarakat Indonesia dapat dibedakan menjadi empat kelompok ras, yaitu : 1 Kelompok Papua Melanezoid, di antaranya penduduk Pulau Irian Jaya, Pulau Aru. 2 Kelompok Negroid, di antaranya orang Semang di Semenanjung Malaka dan orang Mikopsi di Pulau Andaman. 3 Kelompok Weddoid, di antaranya orang Sakai di Siak Riau, orang Kubu Sumatera Selatan dan Jambi, orang Tomuna dn Pulau Muna Sebelah selatan pulau Sulawesi, orang Enggano di Pulau Enggano Sebelah barat Sumatera Barat, orang Mentawai di Kepulauan Mentawai Sebelah barat Sumatera Barat. 4 Kelompok Melayu Mongoloid, di antaranya kelompok Melayu Tua di antaranya suku Batak, Toraja, Dayak. Kelompok Melayu Muda di antaranya suku Jawa, Bali, Bugis, Madura. Terdapat dua kelompok masyarakat yang hidup saling berhubungan, saling mempengaruhi atau saling berinteraksi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yakni Melayu Mongoloid dan Papua Melanesoid. Ras Melayu Mongoloid umumnya hidup di pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Madura, Pulau Sulawesi, dan kepulauan di sekitarnya. Sedangkan ras Papua Melanesoid umumnya hidup di Pulau Irian Irian Jaya dan pulau-pulau sekitarnya. Kedua kelompok itu hidup berdampingan dan membaur dalam satu kesatuan wilayah Republik Indonesia. Misalnya, suku bangsa Batak, Minangkabau, Jawa, Bugis, Makassar, dan suku lainnya sudah menyebar hingga ke Irian Jaya, demikian pula sebaliknya suku bangsa Dani, Asmat dan lainnya sudah menyebar ke berbagai daerah di Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan daerah lain. Selain keempat kelompok masyarakat di atas, terdapat pula suku lainnya seperti kelompok keturunan. Cina termasuk ras Mongoloid dan kelompok keturunan Arab, Pakistan, India dan sebagainya termausk ras Kaukasoid.mwmiliki kedudukan yang sama dengan suku bangsa lainnya. 15 Kelompok ini hidup berdampingan dengan warga masyarakat lainnya dan menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Dalam interaksi sosial masyarakat di Indonesia, perbedaan sifat-sifat fisik yang membedakan kelompok yang satu dengan yang lain tidak memberikan pengertian adanya superioritas. Artinya, tidak ada suatu kelompok yang berdasarkan ciri-ciri fisik tertentu yang dianggap lebih istimewa atau lebih unggul dibanding kelompok lainnya. Masyarakat Indonesia tidak menganut paham rasialisme, yaitu suatu paham yang meyakini bahwa kelompok ras tertentu lebih tinggi daripada kelompok ras lain. Akan tetapi, masyarakat Indonesia meyakini bahwa semua kelompok ras mendapat hak dan kewajiban yang sama, baik di bidang politik, ekonomi, pendidikan, hukum, kesehatan, maupun bidang yang lain. Keadaan semacam ini dapat terlihat dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan yang lainnya. Bahkan, perkawinan antarkelompok yang berlainan suku, ras, maupun agama.. Keanekaragaman masyarakat Indonesia juga terdiri atas berbagai macam suku bangsa atau etnik yang tersebar di seluruh kepulauan Nusantara. Suku-suku bangsa di antaranya adalah suku bangsa Aceh, Batak, Minagkabau, Komering, Rejang, Nias, Kerinci, Lampung dan suku bangsa lain di Sumatra; suku bangsa Jawa, Sunda, Madura di Pulau Jawa; suku bangsa Dayak di Kalimantan; suku bangsa Bugis, Toraja, Minahasa, dan suku bangsa lain di Sulawesi; suku bangsa Bali dan Pulau Bali; suku bangsa Kamoro, Mapia, Asmat dan sebagainya di Irian Jaya, Jumlah suku bangsa di Indonesia sulit dihitung dengan tepat.karena luasnya wilayah Indonesia yang tersebar sampai berbagai pelosok. Di beberapa daerah, seperti di pedalaman Kalimantan dan Irian Jaya, masih banyak daerah yang terisolir dan sulit ditembus karena diliputi oleh hutan belukar. Keadaan alam di lokasi yang demikian biasanya diguni oleh penduduk dengan populasi yang kecil. Misalnya, beberapa suku bangsa di Irian Jaya yang hidup terpencar di daerah-daerah pedalaman, jumlah warganya ada yang hanya mencapai ratusan bahkan puluhan jiwa saja. Kenyataan seperti ini jelas sangat menyulitkan perhitungan yang pasti dan tetap. Geerts. Mengemukakan bahwa masyarakat Indonesia terdiri atas 300 suku bangsa yang masing-masing ditandai oleh bahasa dan identitas kultur yang berbeda-beda. Japson, menyatakan bahwa masyarakat Indonesia 16 terdiri atas 366 suku bangsa, yakni : Sumatra: 49 suku bangsa; Jawa: 7 suku bangsa; alimantan: 73 suku bangsa; Sulawesi 117 suku bangsa; Nusa Tenggara: 30 suku bangsa; Maluku Ambon: 41 suku bangsa; Irian Jaya: 49 suku bangsa; Jumlah 366 suku bangsa. Masing-masing suku bangsa memiliki jumlah penduduk yang berbeda-beda. Ada suku bangsa yang besar karena jumlah penduduknya mencapai puluhan juta jiwa dan ada pula suku bangsa yang kecil karena jumlah penduduknya hanya mencapai ribuan bahkan puluhan jiwa saja. Suku bangsa yang tergolong besar pada umumnya adalah suku-suku bangsa yang terdapat di wilayah Indonesia bagian barat, misalnya suku bangsa Jawa yang jumlah penduduknya melebihi 45 juta jiwa, suku bangsa Sunda berjumlah lebih 20 juta jiwa, suku bangsa Minangkabau berjumlah lebih lima juta jiwa, dan suku bangsa Batak berjumlah lima juta lebih. Sedangkan mulai dari wilayah Sulawesi ke timur, jumlah penduduk setiap suku bangsa makin sedikit, walaupun jumlah suku bangsanya makin besar. Misalnya, suku bangsa Jamdena dan Fordata yang berada di bagian timur Pulou Timor masing-masing hanya berpenduduk puluhan ribu jiwa, di daerah Teluk Cendrawasih, irian Jaya, terdapat beberapa suku bangsa yang hanya berpenduduk ratusan atau bahkan hanya puluhan jiwa.

1.3 Tindakan Sosial Tingkat Makro