78
5.3.7 Hubungan Antara Kebiasaan Konsumsi Karbohidrat dengan Status Gizi Lebih
Pada Siswai SD N 05 Kuningan Barat
Distribusi Siswai SD N 05 Kuningan Barat berdasarkan hubungan antara kebiasaan konsumsi karbohidrat dengan status gizi lebih dapat dilihat pada Gambar
5.16 berikut :
Garfik 5.16 Hubungan Kebiasaan Konsumsi Karbohidrat dengan Status Gizi Lebih Pada Siswai SD N 05 Kuningan Barat Tahun 2013
Berdasarkan Gambar hasil analisis diketahui siswa yang memiliki kebiasaan konsumsi karbohidrat lebih yang berstatus gizi lebih dari 60 total
energi sebanyak 79 38 orang sedangkan siswa yang memiliki kebiasaan konsumsi karbohirat lebih yang berstatus tidak gizi lebih sebanyak 21 10
orang. Dari hasil uji statistik, didapatkan nilai probabilitas P value sebesar 0,023
. Artinya pada α = 5 dapat disimpulkan terdapat perbedaan signifikan proporsi siswa yang berstatus gizi lebih pada siswa yang memiliki kebiasaan
konsumsi karbohidrat lebih maupun cukup atau ada hubungan antara kebiasaan konsumsi karbohidrat dengan status gizi lebih.
5 10
15 20
25 30
35 40
Gizi Lebih Gizi Tidak Lebih
Lebih Cukup
79
5.3.8 Hubungan Antara Kebiasaan Konsumsi Protein dengan Status Gizi Lebih Pada
Siswai SD N 05 Kuningan Barat
Distribusi Siswai SD N 05 Kuningan Barat berdasarkan hubungan antara kebiasaan konsumsi protein dengan status gizi lebih dapat dilihat pada Gambar
5.17 berikut :
Grafik 5.17 Hubungan Kebiasaan Konsumsi Protein dengan Status Gizi Lebih Pada Siswai SD N 05 Kuningan Barat Tahun 2013
Berdasarkan Gambar hasil analisis diketahui siswa yang memiliki kebiasaan konsumsi protein kurang yang berstatus gizi lebih sebanyak 77 40
orang sedangkan siswa yang memiliki kebiasaan konsumsi protein 15 total energi yang berstatus tidak gizi lebih sebanyak 23 12 orang. Dari hasil uji
statistik, didapatkan nilai probabilitas P value sebesar 0,041 . Artinya pada α =
5 dapat disimpulkan terdapat perbedaan signifikan proporsi siswa yang berstatus gizi lebih pada siswa yang memiliki kebiasaan konsumsi protein kurang
maupun lebih atau ada hubungan antara kebiasaan konsumsi protein dengan status gizi lebih.
5 10
15 20
25 30
35 40
45
Gizi Lebih Gizi Tidak Lebih
Kurang Lebih