94
kita peroleh dari makanan pada dasarnya tidak sama dengan lemak, tapi kolesterol ini ditemukan pada makanan hewani.
Konsumsi  lemak  yang  berlebih  akan  dioksidasi  oleh  tubuh  untuk kebutuhan  energi  tubuh  dan  sisanya  disimpan  dalam  jaringan  adiposa.
Kemungkinan lainnya, konsumsi tinggi lemak dapat digunakan tubuh melalui satu jalan  yang  berdampak  pada  penurunan  asupan  makanan  yang  tinggi  lemak  guna
menjaga keseimbangan energi, sekalipun pada mereka yang mengalami gizi lebih mekanisme  penurunan  asupan  makanan  sulit  dicapai  karena  pada  umumnya
mereka  memiliki  kebiasaan  makan  yang  berlebihan  dengan  konsumsi  lemak tinggi.
6.3.10 Hubungan Antara Kebiasaan Konsumsi Fast Food dengan Status Gizi Lebih
Pada Siswai SD N 05 Kuningan Barat
Konsumsi fast food  dalam penelitian ini ingin diketahuinya hubungannya terhadap  kejadian  gizi  lebih.  Anak-anak  merupakan  sasaran  strategis  bagi
pengusaha  makanan  tersebut  karena  fast  food  lebih  praktis  dan  cepat  dalam penyajiannya  dan  mengandung  gengsi  bagi  kalangan  tertentu.  Yang  menjadi
persoalan  adalah  kandungan  gizi  yang  ada  pada  fast  food  tersebut  seperti diungkapkan  para  ahli  bahwa  fast  food  imengandung  lemak,  karbohidrat,
kolesterol  dan  garam  yang  relatif  tinggi.Jika  fast  food  sering  dikonsumsi  maka akan terjadi masalah gizi lebih dengan kemungkinan akan terjadi obesitas .
Kecenderungan anak – anak menyukai mengunjungi restoran fast food dan mengkonsumsi  fast  food  diantaranya  gencarnya  iklan  di  media  massa  yang
95
menyebabkan anak – anak terpesona dan menjadikan fast food sebagai  makanan yang mereka pilih.
Berdasarkan hasil analisis diketahui siswa yang memiliki kebiasaan sering konsumsi fast food yang berstatus gizi lebih sebanyak 78  40 orang sedangkan
siswa  yang  memiliki  kebiasaan  jarang  konsumsi  fast  food    yang    berstatus  gizi lebih sebanyak 47  9 orang.  Lima  jenis  makanan fast  food yang paling sering
dikonsumsi  adalah  Fried  chicken,  donut,  dan  hamburger.  Hasil  penelitian  ini konsisten  dengan  hasil  penelitian  Daryono  2003,  yang  menyatakan  adanya
hubungan antara kebiasaan konsumsi fast food dengan status gizi lebih. Mengkonsumsi fast food  2 kali seminggu atau lebih dapat meningkatkan
resiko  gizi  lebih  karena  makanan  fast  food  secara  terus  menerus  mengandung banyak  lemak  42,8  dan  47,9  dari  total  kalori  dan  rendah  karbohidrat.
Kebiasaan  mengkonsumsi  fast  food    2  kali  seminggu  juga  menimbulkan peningkatan rata – rata energi harian sebesar 750 k joule, yang rata – rata setahun
dapat menambah berat badan sebesar 8,8 kg.