82
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa kelemahan yang terjadi sehingga menjadi ketebatasan penelitian. Keterbatasan ini kemungkinan berasal dari peneliti sendiri
maupun keterbatasan instrument penelitian. Berikut ini beberapa keterbatasan yang ada pada penelitian, yaitu :
6.1.1 Keterbatasan Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan desain cross sectional, yang memiliki kekurangan yaitu tidak dapat melihat hubungan sebab akibat karena pengukuran
variabel independen dan dependen dilakukan secara bersamaan.
6.1.2 Keterbatasan Variabel Penelitian
Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi lebih. Namun dalam kerangka konseppada penelitian ini, hanya beberapa variabel independen yang
diperkirakan mempunyai hubungan dengan variabel dependen, sehingga kemungkian masih ada variabel-variabel independen lainnya yang belum masuk
dalam kerangka konsep karena tidak sesuai dengan kriteria penelitian.
6.1.3 Keterbatasan Pengumpulan Data
Beberapa keterbatasan yang perlu diketahui dalam pengumpulan data untuk penelitian ini adalah :
1. Dalam pengambilan data sekunder yang dilakukan peneliti untuk memperoleh data sekunder memakan waktu yang cukup lama karna terbentur dengan
dilaksanakannya renovasi sekolah.
83
2. Dalam mengambil data pola makan responden, peneliti menggunakan foodrecall 2x24 jam yang memungkinkan terjadinyabias recallkarna sangat bergantung
padadaya ingat responden. Sehingga untuk meminimalisir bias recall tersebut peneliti menggunakan food model pada saat wawancara recall. pada penggunaan
metode ini dapa terjadi flat slope syndrome yaitu kecenderungan bagi responden untuk mengurangi makanan yang dikonsumsi atau menambah makanan yang
dikonsumsi sehingga kemungkinan data pola konsumsi individu tidak dapat menggambarkan kondisi sebenarnya.
3. Pengolahan data recall konsumsi pangan menggunakan program Nutri Survey yang dimana memiliki kelemahan yaitu, tidak semua jenis bahan makanan yang
dikonsumsi oleh responden bisa dianalisis dengan program tersebut. Hal yang dilakukan untuk meminimalisir bias adalah memperkirakan kandungan zat gizi
yang hampir sama dengan makanan yang sejenis, sehingga hasil yang diperoleh kurang atau lebih dari nilai gizi yang sebenarnya.
6.2 Gambaran Status Gizi Lebih Pada Pada Siswai SD N 05 Kuningan Barat
Menurut almatsier 2006, yang dimaksud dengan Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan pengguna zat-zat gizi. Status gizi
diklasifikasikan berdasarkan standar ukuran baku. Baku antropometri yang sering digunakan adalah baku Harvard dan baku WHO.
Gambaran status gizi responden berdasarkan penggolongan berat badan per umur seperti yang terlihat pada gambar 5.2 menunjukkan bahwa di SD N 05 Kuningan Barat
sudah muncul masalah gizi lebih, artinya pihak sekolah dan orangtua hendaknya lebih