Allah Berkuasa Menjadikan Seseorang Menangis dan Tertawa

90 Begitulah para nabi yang mulia. Semakin ditambah anugerah nikmat oleh Allah, bertambah pula sujud dan deraian air mata sebagai wujud tunduk dan cinta kepada Allah, seraya mengakui bahwa diri mereka adalah hamba Allah. Menurut Ibn Katsîr w.774 H., para ulama sepakat untuk melakukan sujud pada ayat ini sebagai bentuk iqtidâ dan ittibâ’ mengikuti kebiasaan mereka. 90 Bahkan menurut Imam al-Alûsî w.1270 H., ayat ini menjadi dalil dianjurkannya untuk bersujud dan menangis ketika membaca membaca al- Qur’an. 91 Para ulama memberikan petunjuk agar ketika berjumpa atau mendengar ayat-ayat yang dikategorikan sebagai ayat sajadah, hendaknya kita melakukan sujud tilawah. Dan ketika kita telah sampai pada ayat 58 dari surat Maryam ini, kita dianjurkan untuk membaca doa berikut ini: 92 ةو ﺪ آﺎ ا ﺪﻬ ا ﻬ ا كدﺎ ا ﻬ ا ﻚ ﺎ ا Ya Allah, jadikanlah aku termasuk hamba-hamba-Mu yang telah dianugerahkan nikmat, mendapatkan petunjuk, bersujud kepada-Mu dan menangis ketika membaca ayat-ayat-Mu.” Begitulah tangisan yang ditunjukkan oleh hamba-hamba-Nya yang shalih dan terpilih. Demikianlah tangisan yang lahir karena adanya rasa takut akan siksa Allah, kerinduan kepada Allah, dan sebagai wujud syukur atas segala anugerah nikmat yang sedemikian melimpah dari Allah.

6. Allah Berkuasa Menjadikan Seseorang Menangis dan Tertawa

90 Ibn Katsîr, Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azîm, Juz 3, h. 127 91 al-Âlûsî, Rûh al-Ma’ânî, Juz 16, h. 158 92 Fakhr al-Dîn al-Râzî, Mafâtih al-Ghaib, Jilid 11, h. 235; Hamka, Tafsire Al Azhar., Juzu 16, h. 71 91 Salah satu nama Allah yang terdapat dalam al-asmâ al-husna adalah “al- Khâliq” Yang Maha Pencipta. Kata ini terambil dari akar kata “khalq” yang arti dasarnya adalah “mengukur” atau “memperhalus”, yang kemudian berkembang menjadi “menciptakan dari tiada”, “menciptakan tanpa suatu contoh terlebih dahulu”, “mengatur”, “membuat”, dan sebagainya. 93 Biasanya kata “khalaqa” dalam berbagai bentuknya memberikan aksentuasi tentang kehebatan dan kebesaran Allah dalam ciptaan-Nya, berbeda dengan “ja’ala” menjadikan yang mengandung penekanan terhadap manfaat yang harus atau dapat diperoleh dari suatu yang dijadikan-Nya itu. Keberadaan nama Allah tersebut menandaskan kepada manusia, bahwa Dia-lah Zat Yang Mahakuasa untuk menciptakan segala sesuatu di alam dunia ini, baik yang bersifat materi ataupun immateri. Dia yang menciptakan manusia, Dia pula yang mematikannya. Dia yang menciptakan bumi, dan Dia pula yang kelak akan menghancurkannya. Dia yang menciptakan laki-laki, dan Dia pula yang menciptakan perempuan. Bahkan, segala gejala kejiwaan yang terdapat dalam diri manusia, termasuk tertawa dan menangis, Dia pula yang menciptakannya. Perhatikanlah firman Allah berikut ini: ﻰﻜ أو ﻚ أ ﻮه أو . ﺎ أو تﺎ أ ﻮه أو أو او ﺮآﺬ ا وﺰ ا ﻰ Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.dan bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan.dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan. QS.al-Najm53:43-45 al-Wâhidî w.427 H. meriwayatkan dari ‘Aisyah w.57 H., ia ‘Aisyah berkata: Suatu ketika Rasulullah saw. melewati suatu kaum yang sedang 93 M. Quraish Shihab, Menyingkap Tabir Ilahi, Ciputat: Penerbit Lentera Hati, 2001, Cet.IV, h. 75 92 tertawa. Maka Rasulpun bersabda: “Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan banyak menangis dan sedikit tertawa.” Maka, datanglah malaikat Jibril membawa ayat “ dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.” Lalu, Rasul kembali kepada kaum tadi dan berkata: “Tidaklah aku melangkah empat puluh langkah, sehingga Jibril a.s. datang kepadaku dan berkata: “Datangilah mereka kembali dan katakanlah, sesungguhnya Allah azza wajalla berfirman ayat “ dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.” 94 Menurut Imam Ibn Katsîr w.774 H., Allah-lah yang telah menjadikan dalam diri hamba-hamba-Nya tertawa dan menangis serta faktor-faktor yang menimbulkan keduanya. 95 Segala kebahagiaan dan kesedihan, segala suka dan duka, Dia-lah yang menciptakan. Dia yang berkuasa menjadikan seseorang tertawa di dunia, dan Dia pula yang menjadikan seseorang menangis di alam fana ini. Menurut Mujahid, Allah-lah yang menjadikan penghuni surga tertawa bahagia di surga dan menjadikan penghuni neraka menangis menderita di neraka. 96 Allah juga yang berkuasa menjadikan bumi tertawa dengan tumbuhnya berbagai macam tumbuhan dan menjadikan langit menangis dengan turunnya curah hujan. 97 Dalam tafsir al-Qurtubî w.567 H. disebutkan, al-Hasan w.110 H. berkata: “Allah menjadikan para ahli surga tertawa di surga dan menjadikan para ahli neraka menangis di neraka.” Ada pula yang mengatakan bahwa Allah yang menjadikan seseorang yang Ia kehendaki tertawa di dunia dengan 94 al-Wâhidî, Asbâb al-Nuzûl, h. 222 95 Ibn Katsîr, Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azîm, Juz 4, h. 259 96 Ali al-Sâbûnî, Safwah al-Tafâsîr, Jilid 3, h. 279 97 al-Alûsî, Rûh al-Ma’ânî, Juz 27, h. 104 93 memberinya sesuatu yang menyenangkannya. Dia pula yang membuat seseorang yang Ia inginkan menangis di dunia dengan memberinya sesuatu yang menyedihkan. Ada pula yang mengatakan bahwa Allah menjadikan pohon tertawa dengan bunganya dan menjadikan awan menangis dengan hujan. Dzû al-Nûn al-Misrî berkata: “Allah menjadikan hati orang-orang yang beriman dan orang-orang arif tertawa dengan cahaya ma’rifat-Nya, dan menjadikan hati orang-orang kafir dan pelaku maksiat menangis dengan gelapnya keingkaran dan kemaksiatan mereka.” Sahal bin ‘Abdullâh berkata: “Allah membuat tertawa bagi orang-orang yang taat dengan rahmat-Nya dan membuat pelaku maksiat menangis dengan kemurkaan-Nya..” 98 Tertawa dan menangis adalah kelebihan yang Allah berikan khusus kepada manusia. Tidak semua jenis hewan dapat tertawa dan menangis seperti manusia. Ada binatang yang dapat tertawa, namun tidak dapat menangis, seperti kera. Ada pula yang bisa menangis, namun tidak bisa tertawa seperti unta. Yusuf bin al-Husain berkata: Thahir al-Muqaddisi pernah ditanya: “Apakah malaikat tertawa?” Ia menjawab: “Mereka tidak tertawa, begitu pula yang berada di bawah ‘arsy, sejak diciptakan neraka jahanam.” 99 Kegembiraan dan kesedihan tidaklah akan terlepas dari kehidupan manusia. Ada saatnya kita tertawa-tawa karena mendapatkan sesuatu yang menggembirakan hati. Namun, bisa saja di saat kita berada dalam kebahagiaan yang memuncak, kita mendapatkan sesuatu yang menyebabkan hati sedih dan menangis. Terkadang kesusahan mengandung kebahagiaan, dan ada pula kegembiraan yang amat mengharukan. Lihatlah kedua orang tua yang 98 al-Qurtubî, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’ân , Juz 17, h. 116-117 99 Abul Fida M.Izzat M.Arif, Air Mata Orang-orang Shalih, Jakarta: Penerbit Pustaka Tazkia, 2004, Cet.I, h. 12 94 menyaksikan prosesi khidmat akad nikah anaknya. Mereka bergembira, dan dalam kegembiraannya mereka mencucurkan air mata. Semua itu diatur oleh Allah. Itulah sebabnya, kita diajarkan agar tidak terlalu bergembira ketika datang sesuatu yang menyenangkan hati. Kita diperintahkan untuk mensyukurinya. Begitu pula ketika datang sesuatu yang menyedihkan, kita diperintahkan agar bersikap sabar. 100

7. Celaan Allah Kepada Orang yang Tidak Menangis Mendengar Berita Hari Kiamat