189 “Hanya kepada-Mu-lah kami mengabdi dan hanya kepada-Mu-lah kami
mohon pertolongan.” Ayat yang selalu dibaca berulang-ulang dalam shalat tersebut
sesungguhnya merupakan suatu upaya mengingatkan dan memperbaharui tauhid seorang mukmin.
Dalam akidah Islam, tidak mengabdi kepada Allah dan berbuat syirik kepada-Nya dianggap sebagai dosa terbesar yang tidak akan diampuni oleh Allah,
jika yang bersangkutan tidak bertaubat sampai ajal menjemput. Dengan begitu, dapatlah dipahami jika para shalihin mengejawantahkan
tauhid rubûbiyyah ke dalam tauhid ulûhiyyahubûdiyyah dengan menyembah hanya kepada Allah dan meninggalkan jauh-jauh segala bentuk kesyirikan. Lihat
surat al-Anbiyâ21:72-72 dan al-Ankabût29:9 sebagaimana yang telah dicantumkan pada poin ketiga
6. Menegakkan Salat dan Menunaikan Zakat
Salat adalah kewajiban yang tidak bisa ditunda-tunda dan ditawar-tawar. Ia masuk dalam rangkaian rukun Islam urutan yang kedua setelah mengucapkan
syahadatain. Salat adalah salah satu ukuran atau indikasi lahiriah kesalehan seorang hamba. Itulah sebabnya, dalam salah satu sabdanya Rasulullah saw.
menyatakan:
ر ﺮ ﺎ ﷲا
ا لﻮ ﷲا
ρ نإ لﻮ
ة ا كﺮ ﺮ ﻜ او كﺮ ا و ﺮ ا
257
Dari Jâbir r.a. ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya pembataspembeda antara seseorang dengan kesyirikan dan
kekufuran adalah meninggalkan salat.” H.R. Muslim dan al-Tirmidzî
257
Muslim, Sahîh Muslim, Juz 1, Kitâb al-Îmân Bâb Bayân Itlâq Ism al-Kufr ‘alâ Man Taraka al-Salâh, h. 49; al-Tirmidzî, Sunan al-Tirmidzî, Juz 4, Abwâb al-Îmân Bâb Mâ Jâ’a fî Tark
al-Salâh, no. Hadis 2752, h. 125; al-Nawawî, Riyâd al-Sâlihîn, Kairo: Matba’ah al-Istiqâmah, 1939, h. 410
190 Tidak setiap orang dapat menegakkan salat dengan baik dan khusyu.
Karena salat merupakan sesuatu yang amat berat kecuali bagi mereka yang khusyu QS.2:45. Menegakkan salat yang baik adalah salah satu karakteristik
orang-orang salih. Hal ini sebagaimana yang ditegaskan Allah dalam surat al- Anbiyâ ayat 72-74 berikut ini terjemahannya:
Dan Kami telah memberikan kepadanya Ibrâhîm Ishâq dan Ya`qûb, sebagai suatu anugerah daripada Kami. Dan masing-masing Kami jadikan
orang-orang yang salih. Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin- pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami
wahyukan kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah, dan
kepada Lût, Kami telah berikan hikmah dan ilmu, dan telah Kami selamatkan dia dari azab yang telah menimpa penduduk kota yang mengerjakan perbuatan keji.
Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat lagi fasik, QS. al-Anbiyâ21:72- 74
7. Melaksanakan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar
Imam al-Ghâzalî w.505 H. menyatakan bahwa amar ma’ruf nahi munkar adalah suatu hal yang amat penting dalam beragama. Seandainya tidak ada amar
ma’ruf nahi munkar, tentu misi kenabian menjadi terlantar, agama lenyap, masa fatrah vacuum akan merata, kesesatan merajalela, kebodohan berkembang,
kerusakan ada di mana-mana, negara akan hancur, dan hamba-hamba akan binasa. Oleh karena itu, berdasarkan teks-teks keagamaan dan rasio sehat, amar ma’ruf
nahi munkar merupakan kewajiban yang tidak bisa ditawar-tawar.
258
Pengejawantahan kewajiban inilah yang menjadi salah satu kriteria umat Islam menjadi umat terbaik khair ummah di antara umat-umat yang lain. Hal ini
sebagaimana yang disebutkan dalam surat Ali ‘Imrân ayat 110 berikut ini:
258
al-Ghazâlî, Ihyâ ‘Ulûm al-Dîn, Indonesia: Dâr Ihyâ al-Kutub al-‘Arabiyyah, tth, Juz 2, h. 302-303
191
نﻮﻬ و فوﺮ ﺎ نوﺮ ﺄ سﺎ ﺮ أ ﺔ أ ﺮ آ
ﺎ نﻮ ﺆ و ﺮﻜ ا ﷲ
ﻬ ﻬ اﺮ نﺎﻜ بﺎ ﻜ ا هأ اء ﻮ و نﻮ ﺎ ا هﺮ آأو نﻮ ﺆ ا
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
fasik.QS.Ali ‘Imrân3:110
Dan sebagai kewajiban, sudah pasti hal ini akan diupayakan oleh hamba- hamba Allah yang salih. Perhatikanlah ayat berikut ini:
هو ا ءﺎ اء ا تﺎ اء نﻮ ﺔ ﺎ ﺔ أ بﺎ ﻜ ا هأ ءاﻮ اﻮ نوﺪ
ا مﻮ او ﺎ نﻮ ﺆ نﻮﻬ و فوﺮ ﺎ نوﺮ ﺄ و ﺮ
تاﺮ ا نﻮ رﺎ و ﺮﻜ ا ﺎ ا ﻚ وأو
ﺎ و ﺎ
او وﺮ ﻜ ﺮ اﻮ
Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari,
sedang mereka juga bersujud sembahyang. Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang
munkar dan bersegera kepada mengerjakan pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang salih. Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan,
maka sekali-kali mereka tidak dihalangi menerima pahala nya; dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa. QS. Ali ‘Imrân3:113-115
8. Mensyukuri Nikmat Allah