Mentafakuri Ciptaan Allah Menangis dalam konsep hadis

234 d. Zikir dapat menimbulkan kedekatan seorang hamba dengan Allah muraqabah sehingga ia beribadah seakan-akan melihatnya ihsân; e. Orang yang berzikir mengingat kepada Allah, niscaya Allah akan ingat kepadanya QS.2:152; f. Zikir menjadi sebab diturunkannya rahmat Allah; g. Kesibukan berzikir dapat membuat orang meninggalkan perbuatan ghibah, namimah, dusta, kekejian, dan kebatilan-kebatilan lainnya; h. Zikir dapat menjadi tanaman di surga; i. Zikir dapat mejadi wasilah Allah memberikan karunia yang tidak diberikan kepada yang lain; j. Senantiasa berzikir menyebabkan Allah tidak akan melupakannya kelak di akhirat QS.al-Hasyr:19; k. Orang yang berzikir akan mendapatkan salawat dari Allah dan para malaikat QS.al-Ahzâb33:41-43; l. Allah akan membanggakan orang-orang yang berzikir di hadapan para malaikat- Nya; m. Kelanggengan berzikir dapat menggantikan bentuk-bentuk ketaatan lainnya; n. Banyak berzikir menjadi sebab selamatnya seseorang dari sifat munafik QS.An-Nisa4:142; o. Kelanggengan berzikir dapat menjadi saksi seorang hamba di hari kiamat; p. Zikir lebih utama daripada doa. Jadi, doa yang diawali dengan zikir lebih utama dan lebih memungkinkan untuk diijabah ketimbang doa semata.

7. Mentafakuri Ciptaan Allah

Ketika Allah swt. menurunkan surat Ali ‘Imrân ayat 190: 235 او تاﻮ ا نإ او ضر رﺎﻬ او ا ف تﺎ ا و بﺎ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, QS.Ali ‘Imrân3:190 Rasulullah menitikkan air mata dan selanjutnya berkomentar kepada Bilâl bin Rabah: ﺎﻬْ ْﺮﻜ ﺘ ْ و ﺎهأﺮﻗ ْﻦ ْو “Celakalah orang yang membacanya, namun tidak memikirkan kandungannya.” 333 Dalam ayat-ayat yang lain juga ditemukan pernyataan-pernyataan berikut ini: او تاﻮ ا تﻮﻜ اوﺮ وأ ﺎ و ضر ﷲا ﺪ ﺪ يﺄ ﻬ أ بﺮ ا ﺪ نﻮﻜ نأ ﻰ نأو ء نﻮ ﺆ Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah, dan kemungkinan telah dekatnya kebinasaan mereka? Maka kepada berita manakah lagi mereka akan beriman selain kepada al-Quran itu?QS. al-A’râf7:185 تاﻮ ا اذﺎ اوﺮ ا او ا ﺎ و ضر تﺎ مﻮ رﺬ او نﻮ ﺆ Katakanlah: Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfa`at tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman.QS.Yûnus10:101 إ ﻚ ﺎ رأ ﺎ و ﺎ ر أ ىﺮ ا هأ ﻬ إ ﻮ ا اوﺮ ﻬ ﺬ ا ﺔ ﺎ نﺎآ آ اوﺮ ضر ا راﺪ و أ اﻮ ا ﺬ ﺮ ةﺮ نﻮ Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya di antara penduduk negeri. Maka tidakkah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang 333 Ibn Katsîr. Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azîm, Juz1, h. 440 236 sebelum mereka yang mendustakan rasul dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memikirkannya? QS.Yûsuf12:109 أ ا ﻰ إ نوﺮ آ ر آ ءﺎ ا ﻰ إو آ لﺎ ا ﻰ إو ا ﻰ إو آ ضر ﺮآﺬ ﺮآﺬ أ ﺎ إ Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan? Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. QS.al- Ghâsyiyah88:17-21 Nas-nas di atas menegaskan bahwa kesempurnaan akal tidak akan tercapai kecuali dengan bertemunya zikir dan pikir. Ada keterpaduan integrasi antara zikir dan pikir dalam diri seorang muslim, sehingga olah pikirnya yang senantiasa diiringi dengan zikir ingat kepada Allah akan menghantarkan kepada bertambahnya keyakinan atau iman kepada Allah swt. Dalam pandangan Islam, tafakkur yang dilakukan seorang hamba sehingga melahirkan serangkaian ilmu pengetahuan diharapkan menjadi penunjuk jalan kepada keimanan. Darinya muncul keyakinan bahwa di balik alam yang nyata ini ada kekuatan yang jauh lebih dahsyat, yang mengatur dan menyusunnya, memelihara segala sesuatu dengan ukuran dan perhitungan yang benar-benar cermat. 334 Di sinilah tafakkur dapat berperan sebagai penyucian hati tazkiyatun nafs. Perenungan terhadap alam ciptaan Allah menghantarkan seseorang kepada pengakuan akan wujud Allah sehingga memunculkan rasa takut khasy-yah pada dirinya. Allah swt. sendiri menegaskan: 334 Yusuf Qardhawi, Merasakan Kehadiran Tuhan, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2003, Cet. VII, h. 355-356 237 او باوﺪ او سﺎ ا و ﷲا ﻰ ﺎ إ ﻚ ﺬآ اﻮ أ مﺎ ﷲا نإ ءﺎ ا دﺎ رﻮ ﺰ ﺰ Dan demikian pula di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya dan jenisnya. Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun. QS.Fâtir40:28 Selain itu, al-Qur’an juga mengajak manusia untuk mentafakkuri dirinya sendiri. Misalnya dalam ayat: نوﺮ ﺮ أ اذإ باﺮ ﻜ نأ ﺎ اء و و ﻜ و ﺎﻬ إ اﻮ ﻜ ﺎ اوزأ ﻜ أ ﻜ نأ ﺎ اء ﻚ ذ نإ ﺔ رو ةدﻮ مﻮ تﺎ نوﺮﻜ Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu menjadi manusia yang berkembang biak. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri- isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.QS.al-Rûm30:20-21 و أ ﻜ أ نوﺮ dan juga pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan? QS. al-Dzâriyât51:21 Lihat pula ayat-ayat berikut ini: QS.’Abasa:17-22, al-Qiyâmah:37-38, al- Mursalât:20-22, Yâsîn:77, al-Insân:2, dan al-Mu’minûn:12-14 Semua perenungan yang dilakukan seorang hamba haruslah dilandasi oleh makna “Iqra bismi rabbik”. Artinya, apapun yang dilakukan harus dengan mengingat nama Tuhan dan karenanya harus sesuai dengan petunjuk-Nya. Potongan wahyu pertama ini akan menghantarkan pelakunya untuk tidak melakukan berbagai aktivitas kecuali hanya karena Allah, serta akan menghasilkan keabadian. 238 Tak ayal lagi, kegiatan memikirkan ciptaan Allah akan melahirkan ma’rifah kepada Sang Pencipta, keagungan, kemuliaan, dan kekuasaan-Nya. Semakin banyak seseorang mengetahui keajaiban ciptaan Allah, maka akan semakin sempurna pula pengetahuannya tentang kemuliaan dan keagungan-Nya. Dan pada akhirnya ia akan menyadari akan segala kelemahan dirinya sendiri sehingga tidak layak untuk bersikap angkuh dan sombong.

8. Mengingat Kematian