193 Dari Abdullâh bin Mas’ûd r.a. ia berkata: Saya bertanya kepada Nabi saw.:
“Perbuatan apakah yang paling dicintai oleh Allah?” Beliau menjawab: “Salat pada waktunya.” Saya bertanya lagi: “Lalu apa lagi?” Beliau menjawab: “Berbakti
kepada kedua orang tua.” Saya bertanya lagi: “Lalu apa lagi?” Beliau menjawab: “Berjihad di jalan Allah.” Muttafaq ‘alaih
Keingkaran dan kedurhakaan kepada orang tua merupakan keingkaran dan kedurhakaan kepada Allah. Oleh karena itu, sepanjang sejarah kehidupan manusia
orang-orang salih tidak akan pernah melalaikan kewajiban mulia ini. Hal ini sebagaimana yang ditegaskan dalam firman Allah berikut ini:
ا ﺎ وو
ﺎ كﺮ كاﺪهﺎ نإو ﺎ ﺪ اﻮ نﺎ ﻚ
نﻮ آ ﺎ ﻜ ﺄ ﻜ ﺮ إ ﺎ ﻬ ﻬ ﺪ تﺎ ﺎ ا اﻮ و اﻮ اء ﺬ او
ﺎ ا
Dan Kami wajibkan manusia berbuat kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal salih benar-benar akan Kami masukkan mereka ke dalam
golongan orang-orang yang salih. QS. al-Ankabût:8-9
ه بر ﺎ ا
ﺎ ﺮ م
ﺎ اذﺎ ﺮ ﺎ ﻚ ذأ أ مﺎ ا ىرأ إ ﺎ لﺎ
ا ا ءﺎ نإ ﺪ ﺮ ﺆ ﺎ
ا أﺎ لﺎ ىﺮ ﺮ ﺎ ا
Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku seorang anak yang termasuk orang-orang yang salih. Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak
yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersama-sama Ibrâhim, Ibrâhîm berkata: Hai anakku sesungguhnya aku melihat
dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu Ia menjawab: Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya
Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. QS.al- Saffât37:100-102
10. Membaca al-Qur’an dalam Salat di Malam Hari
Dalam rangkaian surat Ali ‘Imrân ayat 113-115, Allah menegaskan adanya sekelompok para pendeta ahli kitab yang beriman. Di antara mereka adalah
194 Abdullâh bin Sallâm w.43 H., Asad bin ‘Ubaid, Tsa’labah bin Syu’bah, dan
lain-lain.
261
Oleh Allah, mereka dikategorikan sebagai orang-orang salih. Dan salah satu karakteristik atau kebiasaan baik mereka adalah membaca al-Qur’an dalam
salat di malam hari. Mereka bangun malam, memperbanyak tahajud, serta menyenandungkan ayat-ayat al-Qur’an dalam shalat mereka. Tentang hal ini
Allah berfirman:
ﷲا تﺎ اء نﻮ ﺔ ﺎ ﺔ أ بﺎ ﻜ ا هأ ءاﻮ اﻮ ا ءﺎ اء
نوﺪ هو ﷲﺎ نﻮ ﺆ
ا مﻮ او فوﺮ ﺎ نوﺮ ﺄ و ﺮ
ﻚ وأو تاﺮ ا نﻮ رﺎ و ﺮﻜ ا نﻮﻬ و
ﺎ ا ﷲاو وﺮ ﻜ
ﺮ اﻮ ﺎ و ﺎ
Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari,
sedang mereka juga bersujud sembahyang. Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang
munkar dan bersegera kepada mengerjakan pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh. Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan,
maka sekali-kali mereka tidak dihalangi menerima pahala nya; dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa. QS. Ali ‘Imrân3:113-115
11. Bersikap Sabar QS.37:100-102
Ketika Nabi Ibrâhîm berdoa: “Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku anak yang termasuk orang-orang salih.”QS.37100, maka Allahpun
memperkenankannya dengan menganugerahkan seorang anak yang sangat sabar halîm, yaitu Ismâ’îl a.s. Hal ini dibuktikan saat nabi Ibrâhîm mendapatkan
perintah Allah untuk menyemblih putranya tersebut. Dengan penuh kesantunan
261
Ibn Katsîr, Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azîm, Semarang: Toha Putra, tth, Juz I, h. 397; Wahbah Zuhaili dan Imam al-Qurtubî menyebutkan mereka adalah: Abdullâh bin
Sallâm,Tsa’labah bin Sa’nah atau Sa’yah, Asid bin Sa’nah atau Sa’yah, dan Asad bin ‘Ubaid. Lihat: Wahbah Zuhaili, al-Tafsir al-Munîr, Jilid IV, h. 47; al-Qurtubî, al-Jâmi’ li Ahkâm al-
Qur’ân, Jilid IV, h. 175
195 Ismâ’îl a.s. mempersilakan Ayahnya untuk merealisasikan wahyu atau perintah
Allah yang diterima melalui mimpi tersebut, dan berharap dirinya termasuk orang- orang yang sabar. Berikut ini ayat yang mengisahkan hal di atas:
ﺎ ا ه بر ﺎ ﺮ
م ﺎ
ىرأ إ ﺎ لﺎ ا
اذﺎ ﺮ ﺎ ﻚ ذأ أ مﺎ ا ﷲا ءﺎ نإ ﺪ ﺮ ﺆ ﺎ
ا أﺎ لﺎ ىﺮ
ﺮ ﺎ ا
Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku seorang anak yang termasuk orang-orang yang salih. Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak
yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersama-sama Ibrâhîm, Ibrâhîm berkata: Hai anakku sesungguhnya aku melihat
dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu Ia menjawab: Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah
kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. QS. al-Saffât37:100- 102
12. Tidak Terpedaya oleh Harta dan Anak