Mengerjakan Berbagai Kebajikan atau Amal Salih

186 ungkapan lain, keimanan yang sejati mensyaratkan adanya kepatuhan. Tentang hal ini Allah menegaskan dalam beberapa ayat berikut ini: 253 ﻚ رو ﻬ ﺮ ﺎ كﻮ ﻜ ﻰ نﻮ ﺆ اوﺪ ﺎ اﻮ و ﺎ ﺎ ﺮ ﻬ أ Maka demi Tuhanmu, mereka pada hakekatnya tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. QS. al-Nisâ4:65 ﷲا ﻰ إ اﻮ د اذإ ﺆ ا لﻮ نﺎآ ﺎ إ و نأ ﻬ ﻜ ﻮ ر نﻮ ا ه ﻚ وأو ﺎ أو ﺎ اﻮ ﻮ Sesungguhnya jawaban orang-orang mumin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum mengadili di antara mereka ialah ucapan. Kami mendengar dan kami patuh. Dan mereka itulah orang- orang yang beruntung. QS.al-Nûr24:51 و ﺆ نﺎآ ﺎ و ﷲا ﻰ اذإ ﺔ ﺆ نﻮﻜ نأ اﺮ أ ﻮ رو ﷲا و هﺮ أ ةﺮ ا ﻬ ﻮ رو ﺪ ﺎ Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mumin dan tidak pula bagi perempuan yang mumin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. QS. al-Ahzâb33:36 Itulah sebabnya, seorang yang salih akan selalu menunjukkan sikap tunduk dan patuh kepada seluruh titah Allah dan Rasul-Nya. QS.al-Baqarah2:130-131dan QS.al-Nisâ4:69

4. Mengerjakan Berbagai Kebajikan atau Amal Salih

Sâlihîn adalah orang-orang yang mengerjakan amal salih. Oleh karena itu, secara etimologi dengan mudah dapat dipahami bahwa kesalehan atau 253 Yusuf Qardhawi, Merasakan Kehadiran Tuhan, Penerjemah Jazirotul Islmiyah Yogyakarta: Penerbit Mitra Pustaka, 2003, Cet. VII, h. 29-30 187 berbagai kebajikan telah menyatu dengan kepribadian orang-orang saleh. Tentang hal ini Allah menyatakan: ﷲا تﺎ اء نﻮ ﺔ ﺎ ﺔ أ بﺎ ﻜ ا هأ ءاﻮ اﻮ هو ا ءﺎ اء نوﺪ ﷲﺎ نﻮ ﺆ ا مﻮ او و فوﺮ ﺎ نوﺮ ﺄ و ﺮ نﻮﻬ ﺎ ا ﻚ وأو تاﺮ ا نﻮ رﺎ و ﺮﻜ ا اﻮ ﺎ و ﷲاو وﺮ ﻜ ﺮ ﺎ Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud sembahyang. Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada mengerjakan pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh. Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak dihalangi menerima pahala nya; dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa. QS. ‘Ali Imrân3:113-115 Lihat juga dalam QS. al-Anbiyâ21:72-74; QS.al-Naml27:19; QS.al- Ankabût29:9. Amal salih yang dikerjakan para salihin, tentunya memenuhi dua sisi. Sisi pertama adalah wujud amal. Dalam hal ini orang dapat memberikan penilaian sesuai dengan kenyataan yang dilihatnya. Penilaian baik diberikan ketika kenyataan yang dilihatnya itu menghasilkan manfaat dan menolak mudharat. Sedangkan sisi yang kedua adalah motif yang melandasi pekerjaan. Tentang hal ini, Rasulullah saw. bersabda: ﷲا ر بﺎ ا ﺮ أ ﺆ ا ﺮ أ ﷲا لﻮ ر لﺎ ρ ئﺮ ﺎ إو ﺔ ﺎ لﺎ ا ﺎ إ لﻮ ﺮ ﻬ ﻮ رو ﷲا ﻰ إ ﺮ ه ﺎآ ىﻮ ﺎ ﷲا ﻰ إ 188 ﺎﻬ وﺰ ةءﺮ ا وأ ﺎﻬ ﺎ د ﻰ إ ﺮ ه ﺎآ و ﻮ رو إ ﺮ ﺎه ﺎ ﻰ إ ﺮ ﻬ 254 Dari Amîril Mu’minîn Abî Hafs ‘Umar ibn al-Khattab r.a. ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya setiap pekerjaan itu ditentukan nilainya oleh niat, dan setiap orang memperoleh imbalan sesuai dengan niatnya. Maka barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu akan sampai kepada Allah dan Rasulnya. Dan barangsiapa yang berhijrah karena materi dunia yang ingin diraihnya atau karena perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya itu hanya akan sampai kepada yang ditujunya” H.R. al-Bukhârî dan Muslim Lebih jauh dapat dikatakan bahwa nilai suatu amal bukan semata-mata dari wujud lahiriah, tetapi yang lebih penting adalah niat pelakunya. 255 Di sinilah diperlukannya keikhlasan dalam beraktivitas sebagai upaya untuk menghindari diri dari sikap riya dan sum’ah. Ikhlas, sebagaimana yang dikatakan oleh al-Muhâsibî dalam kitab “al-Ri’âyah” adalah berkehendak untuk ta’at dan patuh kepada Allah, tidak kepada yang lain. 256

5. Menyembah Allah dan Tidak Menyekutukan-Nya