3. Kebijakan dan Strategi Program
a. Kebijakan
Untuk mencapai program penemuan kasus pneumonia maka ditetapkan kebijakan operasional
sebagai berikut:
1 Advokasi kepada pemangku kepentingan di
semua tingkat untuk membangun komitmen dalam pencapain tujuan pengendalian ISPA.
2 Pengendalian ISPA dilaksanakan sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku. 3
Peningkatan penemuan kasus dan tatalaksana pnemonia Balita sesuai dengan standar
disemua fasilitas pelayanan kesehatan. 4
KIE pengendalian ISPA melalui berbagai media sesuai dengan kondisi sosial budaya
setempat. 5
Ketersediaan logistik pengendalian ISPA menjadi tanggung jawab pusat dan daerah.
6 Pengendalian ISPA dilaksanakan melalui
kerjasama dan jejaring dengan lintas program, lintas sektor, swasta, perguruan tinggi dan
organisasi non pemerintah lintas nasional maupun internasional.
7 Meningkatkan kualitas pelayanan melalui
peningkatan kemampuan
sumber daya,
pembinaansupervisi, sistem pemantauan dan evaluasi
program serta
sosialisasi pemberdayaan masyarakat.
8 Autopsi verbal dilakukan dalam rangka
menentukan penyebab kamatian Balita. 9
Penyusunan rencana kontijensi kesiapsiagaan dan respon pandemi influenza semua tingkat.
10 Rencana pengendalian pneumonia disususn
berbasis bukti evidence based Kemenkes, 2012.
b. Strategi
Strategi pengendalian ISPA di Indonesia adalah sebagai berikut:
1 Membangun komitmen dengan pengambil
kebijakan disemua
tingkat dengan
melaksanakan advokasi
dan sosialisasi
pengendalian ISPA dalam rangka pencapaian tujuan nasional dan global.
2 Penguatan jejaring internal dan eksternal
LPLS, profesi, perguruan tinggi, LSM, ormas swasta, lembaga internasional, dan lain-lain.
3 Penemuan kasus pneumonia dilakukan secara
aktif dan pasif. 4
Peningkatan mutu
pelayanan melalui
ketersediaan tenaga terlatih dan logistik. 5
Peningkatan peran serta masyarakat dalam rangka deteksi dini pneumonia balita dan
pencarian pengobatan ke fasilitas pelayanan kesehatan.
6 Pelaksanaan autopsi balita di masyarakat.
7 Penguatan kesiapsiagaan dan respon pandemi
influenza melalui
penysusunan rencana
kontijensi disemua jejaring, latihan exercise, penguatan surveilans dan penyiapan sarana
prasarana. 8
Pencatatan dan pelaporan dikembangkan secara bertahap dengan sistem komputerisasi
berbasis web. 9
Monitoring dan pembinaan teknis dilakukan secara berjenjang, terstandar dan berkala.
10 Evaluasi program dilaksanakan secara berkala
Kemenkes, 2012.
4. Kegiatan Program P2 ISPA