Motivasi Petugas Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penemuan Kasus Pneumonia

pengetahuan memiliki kontribusi dalam peningkatan kinerja petugas P2TB. Hal tersebut didukung dengan pernyataan informan ahli, bahwa pengetahuan yang dimilki petugas dalam penemuan kasus pneumonia balita sangat penting diantaranya untuk membangun motivasi petugas. Oleh karena itu petugas puskesmas disarankan dapat mengetahui dan memahami pneumonia balita. Hal tersebut dapat diperoleh dari kegiatan pelatihan, sharing dengan petugas lain atau membaca buku pedoman P2 ISPA serta membaca media elektronik terkait penemuan kasus pneumonia balita.

6. Motivasi Petugas

Menurut pendapat Suryabrata 2000 menyatakan motivasi suatu keadaan dalam diri individu yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Wagito 2002 motivasi adalah kekuatan yang terdapat dalam diri organisme itu bertindak atau berbuat dan dorongan ini biasanya tertuju pada suatu tujuan tertentu. Adapun yang dimaksud dengan motivasi petugas dalam penelitian ini adalah dorongan kerja yang timbul pada diri informan untuk berperilaku dalam pencapaian hasil kerja yang baik. Gambaran motivasi petugas di puskesmas yang berhasil mencapai target nasional, dapat diketahui bahwa motivasi petugasnya tergolong baik. Hal ini dapat diketahui berdasarkan jawaban penanggung jawab P2 ISPA dan petugas MTBS, ketika mengisi kuesioner motivasi dengan menggunakan sakal likert 1-5. Motivasi yang dimiliki petugas puskesmas tersebut sesuai dengan pencapaian target penemuan kasus pneumonia balita. Dengan adanya motivasi yang baik akan mendorong petugas untuk bekerja menjadi lebih baik terutama dalam pencapaian tujuan program. Selain itu motivasi kepala puskesmas di puskesmas yang berhasil mencapai target nasional yaitu ingin menjadikan Puskesmas yang dipimpinnya sebagai puskesmas kecamatan untuk lima tahun mendatang. Dalam hal ini puskesmas tersebut lebih menekankan pelayanan kepada pasien. Selain itu juga kepala puskesmas mempunyai motivasi ingin menjadi lebih baik terutama dalam pelayanan kepada pasien dan lebih menekankan disiplin kerja para petugas Puskesmas. Sehingga tugas yang dikerjakan dapat selesai dengan baik dan cepat. Gambaran motivasi petugas di puskesmas yang tidak berhasil mencapai target nasional, diketahui bahwa motivasi yang dimilki penanggung jawab P2 ISPA dan petugas MTBS masih tergolong buruk, hanya satu petugas saja yang mempunyai motivasi baik di puskesmas tersebut. Hal ini mungkin terjadi karena kuranngnya motivasi yang diberikan pimpinan kepada bawahan dalam melaksanakan penemuan kasus pneumonia balita. Karena motivasi yang dimiliki petugas buruk, maka target penemuan kasus di puskesmas tersebut tidak tercapai. Selain itu, motivasi yang dimiliki kepala puskesmas yang tidak berhasil mencapai target nasional, diketahui bahwa kepala puskesmas lebih mengutamakan pelayanana dengan senyum, sapa dan sabar serta menggalakkan pelayanan promotif dan pereventif. Selain itu, kepala puskesmas juga lebih menekankan disiplin kerja kepada para petugasnya dan mengajarkan kepada petugas untuk bekerja dengan hati dan mengnganggap pasien sebagai keluarga. Tidak hanya itu, kepala puskesmas juga meminta kepada petugasnya, untuk mempunyai rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap puskesmas. Pada umumnya motivasi untuk mencapai target penemuan kasus pneumonia balita, yang dimilki informan sangat tinggi. Namun dalam prakteknya sering kali tidak sesuai dengan motivasi yang dimilki. Menurut Notoatmodjo 2003, motivasi akan mempengaruhi persepsi dan perilaku seseorang. Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian kuantitatif yang dilakukan oleh Agusman 2001 mengenai cakupan penemuan pneumonia balita, menemukan bahwa faktor motivasi p=0,040 mempunyai hubungan yang bermakna dengan cakupan penemuan pneumonia balita. Selain itu hasil penelitan Sabuna 2011 dan Dharoh, dkk 2014 menyebutkan bahwa motivasi petugas p=0,020 mempunyai hubungan dengan cakupan penemuan penderita pneumonia balita atau tatalaksana pneumonia balita. Penelitian lain juga menyebutkan bahwa motivasi kerja p=0,02 berhubungan dengan kinerja tenaga kesehatan di puskesmas Rosita, dkk, 2013. Menurut informan ahli semua petugas memiliki motivasi kerja yang dinilai dari kinerja petugas tersebut. Dengan demikian, diharapkan kepala puskesmas dapat memotivasi atau memberikan semangat kepada petugas dalam bekerja, dengan adanya motivasi dari kepala puskesmas tersebut, Akan mendorong seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

7. Kepemimpinan Kepala Puskesmas