puskesma tersebut, petugasnya belum pernah mendapatkan pelatihan mengenai pneumonia balita. Menurut informan ahli pengetahuan yang
dimilki petugas, dalam penemuan kasus pneumonia balita sangat penting, terutama untuk membangun motivasi petugas. Adapun
pernyatan informan yang mendukung informasi tersebut, dapat terlihat dari hasil wawancara berikut ini.
Infroman 11 “iya pengetahuan akan membangun motivasi”
6. Motivasi Petugas
Motivasi petugas dalam bekerja dapat mempengaruhi pencapaian target program, dengan adanya motivasi kerja yang dimiliki kepala
Puskesmas, penangung jawab P2 ISPA dan petugas MTBS, akan dapat memberikan semangat kerja kepada petugas Puskesmas. Dalam
penelitian ini, untuk mengetahui motivasi kepala Puskesmas, maka peneliti melakukan wawancara mendalam dengan informan tersebut.
Sedangkan, untuk penanggung jawab P2 ISPA dan petugas MTBS, motivasi petugas juga dapat dilihat dari kuesioner dengan
menggunakan skala likert 1 samapai 5. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari beberapa informan,
diketahui bahwa, semua kepala Puskesmas mempunyai motivasi untuk menjadikan Puskesmas yang dipimpinnya menjadi lebih baik. Selain
itu, menurut informan 2, motivasinya yaitu lebih menekankan disiplin kerja kepada petugas Puskesmas. Adapun pernyataan, mengenai
informasi tersebut dapat digambarkan dari hasil wawancara berikut ini:
Informan 1 “dari sekarang saya harus menyiapkan impian saya Puskesmas
bakti jaya menjadi Puskesmas Kecamatan jangka lima tahun kan begitu, kalau di Puskesmas Setu kan non perawatan Puskesmasnya
kecil kan, kalau Setu kan enggak mungkin karena enggak ada perawatan, kalau Puskesmas keranggan kan dipojok sana”
Informan 2 “yang jelas lebih baik dong”
“ yang jelas saya tahap pertama yang dilakukan sebagai pimpinan yang baru saya berusaha untuk semua staf disiplin yang baik ,
bekerja dengan baik. semua tugas akan dikerjakan dengan baik kalau dia bekerja dengan baik tidak sekadar intruksi kamu
kerjakan MTBS, Yang kedua dapat memahami tugas tenaga kesehatan tugas pokoknya, meskipun kan kadang kala MTBS
adapetugas yang mengerjakan tapi saya berharap dari petugas yang sudah di latih dapat mentrasferkan ilmunya bagaimana
caramelaksanakan MTBS harus seperti itu dengan demikian semua dia pahami termasuk pencatatan pelaporannya jadi siapa yang
bertugas, karena SDM yang ada di Puskesmas sering kali double job, pekerjaan kita tumpang tindih , kalau pasien kan enggak
mungkin tidak tiap hari enggak bisa kita cegah”
Informan 3 “motivasi saya senyum sapa sabar mengutamakan pelayanan
menggalakan pelayanan promotif preventif”
Informan 4 “motivasinya saya ingin Puskesmas ini lebih baik ya. Puskesmas
ini kan sebagai pelayanan yang kita hadapi kan manusia. Jadi saya selalu mengatakan keseluruh staf mengutamakan ke
disiplinan. Artinya jika meeka disiplin insha Allah kerjanya juga akan baik. Mereka butuh kesolid an, butuh kerja sama,
keterbukaan. Alhamdulillah disini 5 buln, evaluasi triwulan pertama kita memiliki kinerja yang tepat. Berartikan kita bukan
apa-apa tanpa temen-temen. Jadi memang saya selalu memotivasi mereka untuk bekerjalah untuk hati, karena kalau bekerja tidak
dengan hati itu sulit. Pasien datang, periksa, pulang. Jadi saya selalu menanamkan kepada temen-temen anggaplah Puskesmas ini
sebagai rumah kedua. Jadi ada rasa memiliki, rasa tanggung jawab. Anggaplah semua pasien yang datang kesini keluarga kita.
Jadi misal keluarga kita datang ke Puskesmas, petugasnya asal- asalan, tdak menyampaikan maksud dengan baik, apa rasanya?
Sebagai contoh, tempat tidur rawat inap tidak bersih, saya tanya ke temen-temen. Mau gak tidur disitu? Mereka jawab gak mau bu.
Ya pasien sama gak mau. Jadi Alhamdulillah OB pun bekerja dengan baik. Jadi pukesmas di tangerang selatan ini sudah ada”
Selain itu, untuk melihat motivasi penanggung jawab P2 ISPA dan petugas MTBS, dapat dilihat dari penjelasan tabel berikut ini
Tabel 5.4 Motivasi Kerja Petugas dalam Penemuan Kasus Pneumonia Balita di
Puskesmas Kota Tangerang Selatan Tahun 2015
Puskesmas Motivasi Kerja
P2 ISPA MTBS
P2 ISPA dan MTBS
Pisangan
Baik Buruk
Keranggan
Buruk Buruk
Bakti Jaya Baik
Serpong 1 Baik
Berdasarkan tabel 5.4, diketahui bahwa, motivasi yang dimilki
petugas Puskesmas yang tidak berhasil mencapai target nasional, motivasi kerjanya tergolong buruk. Berbeda dengan Puskesmas yang berhasil
mencapai target nasional, petugasnya mempunyai motivasi yang tergolong baik dalam penemuan kasus pneumonia balita di Puskesmas. Sedangkan,
menurut informasi dari informan ahli, semua petugas memilki motivasi kerja yang dinilai dari kinerja petugas tersebut. Jika kinerja baik maka
motivasi petugasnya pun akan baik. Adapun pernyataan informan ahli,
yang mendukung informasi tersebut dapat terlihat dari hasil wawancara berikut ini.:
Informan 11 “semua orang kan memiliki motivasi, tapi pada era sekarang ini
orang yang bekerja akan diukur pada apa itu dia harus melaporkan kinerjanya kan dia sekarang dibayar lebih, saya
bekerja di Puskesmas gitu kalau kamu bekerja segini mendapatkan angka segini, kalau ukur kinerja itu maka kamu dibayar bonus
tambahan sekian , sekarang semuanya seperti itu karena menteri penertiban aparatur negara memformulasikan pegawai negeri
dibayar sesuai dengan kinerjanya”
7. Kepemimpinan Kepala Puskesmas