Lama Kerja Pengetahuan Petugas

gigi dan hanya satu saja, yang berpendidikan SI Kesehatan Masyarakat. Berdasarkan pengamatan peneliti, pada saat wawancara dengan informan. Diketahui bahwa, kepala Puskesmas dengan latar belakang pendidikan SKM lebih memahami penyakit pneumonia secara menyuluruh dan lebih terbuka dalam menyampaikan pendapat pada saat wawancara, dibandingkan dengan kepala Puskesmas dengan latar belakang pendidikan bukan SKM. Menurut informan ahli, seharusnya petugas Puskesmas mempunyai latar belakang pendidikan kesehatan seperti D3 Kebidanan, Sedangkan, kepala Puskesmas seharusnya SI Kesehatan Masyarakat. Selain itu, pada saat ini orang bekerja bukan karena pendidikan terakhirnya tetapi karena golongan atau pangkatnya. penjelasan tersebut terlihat dalam pernyataan informan ahli berikut ini: Informan 11 “sekarang ini kita ruwet itu problematika negara, saya enggak tahu kalian nanti kerjanya dimana yang jelas kejadian dilapangan itu kita sering kali memberi tugas kepada orang yang sebetulnya bukan profesinya gitu yang paling banyak di jawa barat termasuk di banten itu petugas kesling jadi sopir ambulan, apapun sebabnya itu terjadi gitu, terus orang yang dilatih ISPA enggak tahu di pindah kemana itu menjadi persoalan gitu, apa lagi sekarang ketika menduduki jabatan apa jabatan di Puskesmas jadi eselon, kepala Puskesmas eselon berapa? dengan kepala stafnya satu itu dan itu jabatan daerah itu enggak lihat kamu siapa gitu pokoknya kamu golongannya sekian pangkat kamu sekian memenuhi tingkat jabatan seperti ini kamu saya pindahkan kemana gitu, makanya perawat banyak yang jadi staf, termasuk dari tempat lain masuk ke Puskesmas tiba-tiba jadi kepala P uskesmas karena golongannya”

4. Lama Kerja

Pengalaman seorang petugas Puskesmas utuk melakukan suatu pekerjaan tertentu dinyatakan dalam lamanya melaksanakan pekerjaan tersebut. Dalam penelitian ini untuk mengetahui lama kerjanya petugas disuatu Puskesmas, maka peneliti melakukan wawancara mendalam. Berdasarkan tabel 5.2, lama kerja kepala Puskesmas di Puskesmas Bakti Jaya, Serpong 1 dan Keranggan baru berjalan 5 bulan, karena ada pergantian kepala Puskesmas dan petugas lainnya yang dilakukan oleh dinas kesehatan Kota Tangerang Selatan pada Februari 2015. Akan tetapi, sebelumnya kepala Puskesmas sudah bekerja lama menjadi kepala Puskesmas di Puskesmas sebelumnya. Selain itu, berdasarkan tabel 5.2, diketahui bahwa, lama kerja penangung jawab P2 ISPA dan petugas MTBS di Puskesmas yang berhasil mencapai target nasional, mempunyai waktu lama kerja yang lama, seperti informan 6 sudah 28 tahun bekerja sebagai penanggung jawab P2 ISPA. Sedangkan, lama kerja petugas Puskesmas yang tidak berhasil mencapai target nasional berkisar antara 1-2 tahun di Puskesmas tersebut. Menurut informan ahli lama kerja petugas mempengaruhi pencapaian program di Puskesmas. Adapun pernyataan informan ahli, tergambar dalam hasil wawancara berikut ini : Informan 11 “ya pengalaman saya kerja orang bekerja itu dikasih sama butuh waktu minimal enam bulan, kalau dia kerja kurang dari enam bulan itu tidak bagus kecuali beberapa orang yang mempunyai kemampuan berbeda rata-rata enam bulan tapi kalau dia sudah bekerja empat tahun perlu ada perubahan kalau enggak motivasi sama inovasinya hilang apalagi akalu sudah dua periode jabatan kecuali beberapa orang ya kita membangun motivasinya tetap ada

5. Pengetahuan Petugas

Pengetahuan petugas dalam penemuan kasus pneumonia balita sangat dibutuhkan terutama pada saat pemeriksaan pasien atau deteksi dini di masyarakat. pengetahuan petugas mengenai pneumonia meliputi, klasifikasi pneumonia, gejala dan tanda-tanda penderita pneumonia serta tatalaksana kasus pneumonia balita. Dalam penelitian ini, untuk menilai pengetahuan petugas, maka peneliti melakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner pengetahuan yang berpedoman pada peanggulangan P2 ISPA. Adapun hasil pengetahun petugas tersebut, dapat dilihat dari tabel berikut ini. Tabel 5.3 Pengetahuan Petugas dalam Penemuan Kasus Pneumonia Balita di Puskesmas Kota Tangerang Selatan Tahun 2015 Puskesmas Pengetahuan Petugas P2 ISPA MTBS P2 ISPA dan MTBS Pisangan Buruk Baik Keranggan Buruk Buruk Bakti Jaya Baik Serpong 1 Baik Berdasarkan tabel 5.3, diketahui bahwa pengetahuan petugas Puskesmas yang tidak berhasil mencapai target nasional tergolong buruk. Berdasarkan pengamatan pada saat wawancara, penangung jawab P2 ISPA dan petugas MTBS, kesulitan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang peneliti ajukan. Hal ini terjadi karena di puskesma tersebut, petugasnya belum pernah mendapatkan pelatihan mengenai pneumonia balita. Menurut informan ahli pengetahuan yang dimilki petugas, dalam penemuan kasus pneumonia balita sangat penting, terutama untuk membangun motivasi petugas. Adapun pernyatan informan yang mendukung informasi tersebut, dapat terlihat dari hasil wawancara berikut ini. Infroman 11 “iya pengetahuan akan membangun motivasi”

6. Motivasi Petugas