184
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1 Puskesmas yang Berhasil Mencapai Target Nasional dalam
Penemuan Kasus Pneumonia Balita a.
Penyusunan rencana program penemuan kasus pneumonia balita tahun 2014 di Puskesmas yang berhasil mencapai
target nasional dibuat pada akhir tahun 2013. Sehingga perencanaannya dibuat lebih awal, sebelum pelaksanaan
program.
b. Kegiatan program penemuan kasus pneumonia balita di
Puskesmas yang berhasil mencapai target nasional yaitu dilakukan dengan kunjungan rumah atau pelacakan kasus
pneumonia di masyarakat dan melakukan pelayanan medis di puskesmas. Sehingga penemuan kasus pneumonia balita
dapat mencapai target.
c. Puskesmas yang berhasil mencapai target nasional,
melakukan pencatatan dan pelaporan yang merangkum dari semua pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja
puskesmas tersebut. Sehingga kasus yang ditemukan lebih
banyak.
d. Puskesmas yang berhasil mencapai target nasional,
mempunyai tenaga terlatih, sehingga Puskesmas tersebut
dapat menemukan kasus pneumonia di Puskesmas dan di masyarakat melalui kegiatan tatalaksana dan pelacakan
kasus.
e. Penanggung jawab P2 ISPA di Puskesmas yang berhasil
mencapai target nasional sudah bekerja selama 28 tahun. Sehingga mempunyai pengalaman dan wawasan yang luas
dalam menjalankan program tersebut.
f. Pengetahuan penanggung jawab P2 ISPA di puskesmas
yang berhasil mencapai target nasional dalam penemuan kasus pneumonia balita sudah tergolong baik, dengan
adanya pengetahuan yang baik mengenai penyakit pneumonia, dapat memudahkan petugas dalam kegiatan
penemuan kasus tersebut.
g. Motivasi yang dimilki petugas di puskesmas yang berhasil
mencapai target nasional, sudah tergolong baik, dengan adanya motivasi tersebut dapat memberikan semangat dan
dorongan kepada petugas dalam melaksanakan kegiatan
penemuan kasus pneumonia.
h. Kepemimpinan kepala puskesmas di puskesmas yang
berhasil mencapai target nasional, berdasarkan penilaian petugasnya sudah tergolong baik, terutama dalam
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang
selalu melibatkan staf, sehingga staf merasa dihargai dalam
kegiatan tersebut .
i. Ketersediaan media cetak dan media penyuluhan di
puskesmas yang berhasil mencapai target nasional, berdasarkan observasi puskesmas tersebut mempunyai
stempel ISPA, register harian pneumonia, formulir laporan bulanan, buku pedoman pengendalian ISPA, pedoman
tatalaksana pneumoniaMTBS, poster dan lembar balik, dengan
adanya media
tersebut dapat
menunjang pelaksanaan program penemuan kasus pneumonia balita di
puskesmas, sehingga target penemuan dapat tercapai. 2
Puskesmas yang Tidak Berhasil Mencapai Target Nasional dalam Penemuan Kasus Pneumonia Balita
a. Penyusunan rencana program penemuan kasus pneumonia
balita tahun 2014 di Puskesmas yang tidak berhasil mencapai target nasional dibuat pada awal tahun 2014.
Sehingga perencanaannya dibuat pada saat awal tahun pelaksanaan program.
b. Kegiatan program penemuan kasus pneumonia balita di
puskesmas yang tidak berhasil mencapai target nasional hanya melakukan pelayanan medis di puskesmas dan
penyuluhan di Posyandu, sehingga penemuan kasus pneumonia tidak mencapai target.
c. Puskesmas yang tidak berhasil mencapai target nasional,
tidak mendapatkan laporan kasus dari klinik swasta yang ada di wilayah kerja puskesmas.
d. Puskesmas yang tidak berhasil mencapai target nasional,
belum mempunyai tenaga terlatih, sehingga petugas belum mengetahui dan memahami pneumonia balita secara
menyeluruh. e.
Penanggung jawab P2 ISPA dan MTBS di puskesmas yang tidak berhasil mencapai target nasional baru bekerja 1-2
tahun, sehingga masih relatif baru dan belum mempunyai pengalaman dan wawasan yang luas dalam menjalankan
program tersebut. f.
Pengetahuan penanggung jawab P2 ISPA di puskesmas yang tidak berhasil mencapai target nasional masih
tergolong buruk, petugas belum memahami konsep pneumonia balita.
g. Motivasi yang dimilki petugas di puskesmas yang tidak
berhasil mencapai target nasional masih tergolong buruk, motivasi mempengaruhi petugas dalam bekerja.
h. Kepemimpinan kepala puskesmas di puskesmas yang tidak
berhasil mencapai target nasional, berdasarkan penilaian petugasnya masih tergolong tidak baik. khususnya dalam
hal pengambilan keputusan.
i. Ketersediaan media cetak dan media penyuluhan di
puskesmas yang tidak berhasil mencapai target nasional, berdasarkan
observasi puskesmas
tersebut tidak
mempunyai stempel ISPA, buku pedoman pengendalian ISPA, lembar balik pneumonia, padahal media ini dimiliki
oleh puskesmas yang berhasil mencapai target.
3 Puskesmas yang Berhasil dan yang Tidak Berhasil
Mencapai Target Nasional dalam Penemuan Kasus Pneumonia Balita
a. Keduanya tidak menunjukkan adanya bukti penyusunan
perencanaan program POA tahun 2014. Sehingga secara objektif dari segi perencanaan program tidak dapat dinilai.
b. Keduanya, melakukan tatalaksana pneumonia atau MTBS
dengan penatalaksananya adalah dokter, tetapi jika dokter tidak ada tatalaksana tersebut dilakukan oleh bidan atau
perawat. c.
Keduanya belum menjalankan surveilans berbasis
puskesmas.
d. Penanggung jawab P2 ISPA dan petugas MTBS di
puskesmas yang berhasil maupun yang tidak berhasil mencapai target adalah perempuan.
e. Pendidikan terakhir penanggung jawab P2 ISPA dan MTBS
di Puskesmas yang berhasil maupun yang tidak berhasil mencapai target nasional adalah D3 Kebidanan.
f. Keduanya, melakukan kegiatan evaluasi setiap bulan pada
saat kegiatan loka karya mini dan loka karya bulanan, akan tetapi tidak semua program dibahas dalam kegiatan
evaluasi tersebut karena keterbatasan waktu yang dimilki petugas.
B. Saran