tatalaksana pneumonia balita. Penelitian lain juga menyebutkan bahwa motivasi kerja p=0,02 berhubungan dengan kinerja tenaga kesehatan
di puskesmas Rosita, dkk, 2013. Menurut informan ahli semua petugas memiliki motivasi kerja yang dinilai dari kinerja petugas
tersebut. Dengan demikian, diharapkan kepala puskesmas dapat memotivasi atau memberikan semangat kepada petugas dalam bekerja,
dengan adanya motivasi dari kepala puskesmas tersebut, Akan mendorong seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
7. Kepemimpinan Kepala Puskesmas
kepemimpinan adalah hubungan yang tercipta dari adanya pengaruh yang dimilki oleh seseorang terhadap orang lain sehingga
orang lain tersebut secara sukarela mau dan bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang diinginkan Terry dalam azwar, 2002.
Kepemimpinanan yang ditetapkan oleh seorang pemimpin dalam organisasi dapat menciptakan integrasi yang serasi dan mendorong
semangat kerja karyawan untuk mencapai sasaran yang maksimal Hasibuan, 2001. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan
kepemimpinan kepala puskesmas adalah kemampuan kepala puskesmas dalam memimpin dan memberikan dukungan terhadap
pelaksanaan program penemuan kasus pneumonia balita di puskesmas. Gambaran kepemimpinan kepala puskesmas di puskesmas yang
berhasil mencapai target nasional. Berdasarkan pengakuan informan pendukung, kepemimpinan kepala puskesmas sudah tergolong baik,
terutama dalam hal keterbukaan dalam pengambilan keputusan yang selalu melibatkan staf. informasi tersebut diperoleh berdasarkan
jawaban informan pendukung pada saat menjawab kuesioner penelitian. Sedangkan berdasarkan penilaian kepala puskesmasnya
sendiri, kepemimpinan yang dimilikinya sudah tergolong baik. Gambaran kepemimpinan kepala puskesmas di puskesmas yang
tidak berhasil mencapai target nasional. Berdasarkan informasi dari informan pendukung, kepemimpinan kepala puskesmas masih
tergolong tidak baik, hal ini sesuai dengan pengakuan atau jawaban dari kepala puskesmas, terutama dalam hal penyampaian pendapat dan
penghargaan yang diberikan pimpinanan kepada petugas yang berprestasi.
Dengan demikian, puskesmas yang berhasil mencapai target nasional dengan kepemipinan kepala Puskesmas tergolong baik. Hasil
penelitian ini, di dukung dengan hasil penelitian Rosita, dkk 2013 menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan p=0,04 berhubungan
dengan kinerja tenaga kesehatan di puskesmas. penelitian ini juga di dukung dengan penelitian Ivantika 2001 menyebutkan bahwa
kepemimpinan kepala puskesmas p=0,034 mempunyai hubungan yang bermakna dengan cakupan penemuan penderita pneumonia
balita. Adapun macam-macam gaya kepemimpinan kepala puskesmas
yaitu gaya kepemimpinan partisipasi, konsultasi, instruksi delegasi.
Gaya kepemimpinan partisipasi adalah gaya kepemimpinan yang paling sering digunakan kepala Puskesmas dalam pemecahan masalah.
Sedangkan gaya kepemimpinan intruksi paling sering digunakan dalam hal pengambilan keputusan Thoha, 2009. Dalam penelitian ini,
gaya kepemimpinan yang dimiliki kepala puskesmas di puskesmas yang berhasil mencapai target nasional yaitu gaya kepemimpinan
partisipasi dan intruksi, dengan adanya gaya kepemimpinan tersebut petugas merasa lebih dihargai, sehingga dapat memotivasi dan
memberikan semangat kepada petugas dalam pelaksanaan kegiatan program di puskesmas.
Hasil penelitian Salam, dkk 2013 menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan intruksi, konsultasu, partisipasi
dan delegasi dengan kinerja di puskesmas. Selain itu penelitian Parawangsyah 2012 menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara
gaya kepemimpinan berdasarkan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dengan disiplin kerja. Sedangkan menurut informan ahli
kepemimpinan yang harus dimilki kepala puskesmas adalah kepemimpinan dalam manajemen dan epidemiologi untuk dapat
memecahkan masalah dan mengambil keputusan dalam pelaksanaan program di puskesmas.
8. Ketersediaan Sarana dan Prasarana