Gambaran Umum Penemuan Kasus Pneumonia Balita di Puskesmas

C. Gambaran Umum Penemuan Kasus Pneumonia Balita di Puskesmas

Kota Tangerang Selatan Penemuan kasus pneumonia balita di Puskesmas dapat dilihat dari cakupan penemuan kasusnya. Dalam pelaksanaan program P2 ISPA ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk memantau dan menilai pelaksanaan program. Salah satu indikator utama yang digunakan yaitu cakupan penemuan kasus pneumonia. Dalam penelitain ini yang dimaksud cakupan penemuan pneumonia adalah jumlah kasus yang berhasil ditemukan dan dilakukan tindakan tatalaksana penderita. Angka cakupan penemuan kasus pneumonia didapatkan dari hasil pembagian antara jumlah kasus pneumonia yang ditemukan disuatu wilayah kerja Puskesmas selama tahun 2014 dengan jumlah estimasi kasus pneumonia balita di Wilaya kerja Puskesmas tersebut. Adapun cakupan nasional yang ditetapkan Kemenkes pada tahun 2014 sebesar 100. Berikut ini adalah grafik mengenai cakupan penemuan kasus pneumonia balita di Puskesmas Kota Tangerang Selatan selama tahun 2012-2014. Grafik 5.1 Penemuan Kasus Pneumonia di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2012-2014 Sumber: Dinkes Kota Tangerang Selatan 2012,2013,2014 Berdasarkan grafiks tersebut dapat diketahui bahwa penemuan kasus pneumonia selama tahun 2012-2014 belum dapat mencapai target yang ditetapkan Kemenkes. Pada tahun 2012 penemuan pneumonia balita di Tangsel masih terbilang rendah yaitu 14,75 sedangkan target penemuan secara nasional sebesar 80. Pada tahun 2013 mengalami peningkatan, akan tetapi masih jauh dari target yang ditetapkan Kemenkes yaitu sebesar 90 dan pada tahun 2014 menjadi 100. Rendahnya angka penemuan kasus pneumonia balita di Kota Tangerang Selatan, disebabkan karena pencatatan dan pelaporan kasus di Puskesmas. Berikut ini adalah tabel mengenai cakupan penemuan kasus pneumonia di Puskesmas Kota Tangerang Selatan tahun 2014. 14.75 44 42.40 80 90 100 20 40 60 80 100 120 2012 2013 2014 Pr e sen tase Tahun Pencapaian di Tangsel Target Nasional Tabel 5.2 Penemuan Kasus Pneumonia Balita di Puskesmas Kota Tangerang Selatan Bulan Januari-Desember 2014 No. Puskesmas Perkiraan Penderita Jumlah Penderita Pneumonia Cakupan penemuan pneumonia balita 1 Pamulang 1.614 1.197 74,1 2 Pondok Benda 396 268 67,6 3 Benda Baru 1.122 174 15,5 4 Ciputat 587 61 10,4 5 Situ Gintung 328 102 31 6 Jombang 522 203 38,8 7 Kampung Sawah 665 43 6,4 8 Ciputat Timur 688 71 10,3 9 Pondok Ranji 317 100 31,5 10 Pisangan 687 1 0,14 11 Rengas 263 248 94,2 12 Pondok Jagung 613 90 14,6 13 Paku Alam 771 564 73 14 Pondok Aren 434 957 220 15 Pondok Pucung 299 127 42,4 16 Pondok Betung 817 165 20,2 17 Jurang Mangu 890 172 19,3 18 Parigi 286 29 10,1 19 Pndk. Kacang Timur 591 409 69,2 20 Serpong I 310 545 175,8 21 Serpong II 387 63 16,3 22 Rawa Buntu 805 16 2 23 Setu 217 86 39,6 24 Kranggan 249 1 0,4 25 Bakti Jaya 259 291 112 Dinkes Tangsel 14118 5983 42,2 Sumber: Laporan P2 ISPA Dinkes Tangerang Selatan, 2014 Berdasarkan tabel 5.2, dapat diketahui bahwa cakupan penemuan kasus pneumonia di Puskesmas Kota Tangerang Selatan sebesar 42,2, hal ini menunjukkan bahwa cakupan penemuan kasus pneumonia masih rendah. Angka tersebut masih jauh dari cakupan penemuan kasus pneumonia balita yang ditetapkan Kemenkes yaitu 100, dari 25 Puskesmas yang ada di Kota Tangerang Selatan hanya 3 Puskesmas yang sudah mencapai target yaitu Puskesmas Pondok Aren, Puskesmas Serpong 1, dan Puskesmas Bakti Jaya. Sedangkan Puskesmas dengan cakupan penemuan kasus pneumonia 1 yaitu Puskesmas Kranggan dan Puskesmas Pisangan, dengan penemuan kasus dalam satu tahun hanya ditemukan 1 penderita pneumonia balita di Puskesmas tersebut. Dalam penelitian ini, Puskesmas diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu kelompok Puskesmas yang berhasil mencapai target nasional dan kelompok Puskesmas yang tidak berhasil mencapai target nasional. Adapun kelompok Puskesmas yang berhasil mencapai target nasional dalam penelitian ini yaitu Puskesmas Bakti Jaya dan Serpong 1. Sedangkan Puskesmas yang tidak berhasil mencapai target nasional yaitu Puskesmas Pisangan dan Puskesmas Kranggan.

D. Faktor yang Mempengaruhi Penemuan Kasus Pneumonia Balita di