adalah kepemimpinan dalam manajemen dan epidemiologi. Adapun penjelasan informan ahli tergambar dalam pernyataan berikut ini:
Informan 11 “yang jelas tuntutan kita itu kepada kepala Puskesmas yang
mempunyai kemampuan
manajemen sama
epidemiologi, epidemiologi nanti masuknya kepada pasiennya karena bayak
teman-teman kita kepala Puskesmas orientasinya klinik jadi enggak tahu medan pertempuran jadi kalau ada pasien di periksa
secara klinik, enggak begitu jeli mereka kasusnya berapa itu mengakibatkan dia sendiri enggak punya orientasi public health,
kalau itu bias Puskesmas walaupun nanti petugasnya lihai-
lihai”
8. Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Ketersediaan sarana dan prasarana sebagai penunjang dalam kegiatan pneumonia balita di Puskesmas sangat penting, tanpa adanya
sarana dan prasaran suatu program tidak dapat berjalan dengan baik. Dalam penelitian ini ketersediaan sarana dan prasarana di Puskesmas,
dapat diketahui melalui wawancara mendalam dan observasi. Adapun sarana dan prasarana yang diteliti dalam penelitian ini adalah media
cetak dan media penyuluhan dalam kegiatan tersebut. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara
mendalam dan observasi yang sudah dilakukan. Diketahui bahwa, pernyataan informan mengenai ketersediaan sarana dan prasarana tidak
sesuai dengan hasil observasi di Puskesmas. Semua Puskesmas mengatakan, mempunyai semua media cetak dan media penyuluhan
yang ditanyakan. Sedangkan, berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa, Puskesmas yang berhasil mencapai target nasional
mempunyai buku pedoman P2 ISPA, stempel ISPA dan lembar balik. Akan tetapi sarana tersebut tidak dimiliki oleh Puskesmas yang tidak
berhasil mencapai target nasional. Adapun informasi tersebut dapat terlihat dari hasil wawancara berikut ini.
Informan 1 “disana itu kan ada meja tuh nah ada buku-buku gede iya itu
poster-poster itu nanti dari petugas promkes dan di distribusikan ke posyandu sekolah-
sekolah”
Informan 2 “setahu saya ada dari Diinkes”
“ itu saya kumpulin karena saya enggak mau kehilangan ini masuk ke
data saya
tapi saya
enggak ragu-ragu
untuk mendistribusikannya mulai dari TK, PAUD, posyandu termasuk
swasta sekolah kita distribusikan apabila mencukupi sesuai dengan tujuan kita jadi saya tidak asal bagi pada saat yang
berkaitan dengan UKS tidak sekedar ISPA kalau di UKS kan enggak ada karena anak-anaknya sudah besar-besar di Posyandu
ISPA kita berikan kecacingan di taro di SD, jadi saya mendistribusikan itu pun disesuaikan dengan kebutuhan
” Informan 5
“Lembar balik, leaflet-leafletnya, ada beberapa tapi enggak banyak. jadi kita melakukan penyuluhan lembar baliknya. tapi
lembar balik ada melakukan penyuluhan ada lembar balik kita kenalkan ada sound timer, buat menghitung napas cepat”
“Ada, pedoman P2 ISPA tapi masih yang lama ya”
Informan 6 “ada, yang diare juga ada pada dimana kali, kadang-kadang ada
yang pinjam, lemarinya belum diberesin waktu itu dipinjam siapa gitu pas rapat ada yang pinjam enggak dikembaliin, kayak gini kan
pedomannya ada juga yang ini kan kayak pengendalian diare”
“ada tapi kemana tahu ya, dilemari coba nanti masih ada enggak dilemari
”
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari informan, diketahui bahwa ketersediaan media cetak dan media penyuluhan, tersedia di
Puskesmas yaitu pedoman P2 ISPA, bagan tatalaksana MTBS, lembar balik dan brosur-brosur mengenai pneumonia. Akan tetapi pada saat
diminta, untuk menujukkan media tersebut, petugas Puskesmas tidak dapat menujukkan media tersebut kepada peneliti. Adapun informasi
tersebut dapat terlihat dari hasil wawancara berikut ini:
Informan 3 “kita bisa pake in fokus bisa laptop bisa pake buku,”
“media, seperti apa brosur-brosur yang dibagikan ke posyandu mengenai balita sakit atau apa kenali tanda-tandanya harus
segera mungkin ke pelayanan kesehatan”
Informan 4 “ada, coba nanti tanyakan lagi ke petugas ya, dibawah sepertinya
diruang poli anak”
Informan 7 “em, pedomannya ada sih , tatalaksananya juga ada, MTBS juga
kita punya bagannya ada di ruang anak”
Informan 8 “Ada . apa namanya Lembar balik”
“iya tentang pneumonia” “leaflet juga ada di MTBS kalau enggak ada papan yang diruang
BP disitu yang BP dewasa ada tuh alur-alur nya alur-alur pneumonia”
“Ada kayaknya Pedoman P2 ISPA, kalau mau lihat nanti di
ruang BP” Selain itu, peeneliti juga melakukan observasi di Puskesmas
khususnya di bagian poli anak pada saat penelitian. Adapun hasil observasi ketersediaan sarana dan prasarana yaitu media cetak dan
media penyuluhan dapat dilihat dari tabel observasi berikut ini:
Tabel 5.6 Observasi Ketersediaan Sarana dan Prasarana dalam Kegiatan
Penemuan Kasus Pneumonia Balita di Puskesmas Kota Tangerang Selatan Tahun 2015
No. Subjek yang di
Observasi Puskesmas
Serpong 1
Bakti Jaya
Pisangan Keranggan
Media cetakan 1
Stempel ISPA lihat gambar 5.1
√ -
- -
2
Register harian pneumonia lihat
gambar 5.2
√ √
√ √
3
Formulir laporan bulanan lihat gambar
5.3
√ √
√ √
4
Pedoman Pengendalian ISPA
lihat gambar 5.4
√ -
- -
5 Pedoman tatalaksana
pneumoniaMTBS lihat gambar 5.5
√ √
√ √
6 Pedoman Autopsi
Verbal
- -
-
Media Penyuluhan 1
Poster mengenai pneumonia balita
lihat gambar 5.6
√ √
√ √
2
Lefleat mengenai pneumonia balita
- -
- -
3
lembar balik mengenai pneumonia
balita lihat gambar 5.7
- √
- -
4 Kit Advokasi dan Kit
pemberdayaan Masyrakat
- -
- -
5 Dvd tatalakasana
pneumonia balita -
- -
- 6
TV spot dan radio spot tentang pneumonia
Balita -
- -
-
Gambar 5.1 Stempel ISPA
Gambar 5.2 Register Harian Pneumonia
Gambar 5.3 Formulir Laporan Bulanan
Gambar 5.4 Buku Pedoman P2 ISPA
Gambar 5.5 PedomanTatalaksana PneumoniaMTBS
Gambar 5.6 Media Poster Pneumonia
Gambar 5.7 Lembar Balik Pneumonia Balita
Berdasarkan tabel observasi tersebut dapat diketahui bahwa, hanya ada satu puskesmas yaitu Puskesmas serpong 1 yang mempunyai
stempel ISPA lihat gambar 5.1 dan buku pedoman pengendalian ISPA lihat gambar 5.4. Sedangkan untuk media penyuluhan yaitu media
lembar balik mengenai pneumonia balita lihat gambar 5.7 yang ada, hanya Puskesmas Baktijaya saja. Menurut informan ahli ketersedian
sarana dan prasarana diadakan oleh dinas kesehatan sehingga semua Puskesmas masing-masing mempunyai sarana dan prasarana penunjang
program penemuan kasus pneumonia balita. adapun pernyataan yang disampaikan informan ahli mengenai ketersediaan sarana dan prasarana
adalah sebagai berikut:
Infroman 11
“saya enggak tahu tapi urusan pengadaan ada dinas kesehatan walaupun sebetulnya Puskesmas boleh melakukan pengadaan di
undang-undangnya kan gitu tetapi untuk melakukan pengadaan
tenaga yang mengadakan pengadaan harus ada itu di SK kan sama bupati nah tapi kalau di Puskesmas enggak ada , boleh melakukan
pengadaan sendiri tetapi namanya penyuluhan kan butuh di copy itu yang dilakukan temang-teman Puskesmas di copy atau kreasi
mungkin dianggarkan dengan dana yang tidak begitu banyak gitu, kalau kreatif masyarakat juga”
“iya, kecuali kalau dia yang kreatif yang membuat posternya lalu dikir
imkan ke kabupaten bisa” Berdasarkan informasi yang diperoleh dari informan dan hasil
observasi pada saat penelitian, ketersediaan sarana dan prsarana masih sangat minim. Hal ini dikarenakan adanya pergantian petugas atau
belum terkodinirnya sarana dan prasarana dari satu orang petugas. Menurut informan ahli seharusnya Puskesmas melakukan pelaporan
sarana-prasarana tersebut dan perlu adanya petugas yang bertanggung jawab dalam pengadaan dan pengelolaan sarana dan prsarana tersebut
di Puskesmas.
9. Kegiatan Evaluasi