ada hubungan antara pelaksanaan program dengan angka bebas jentik di Kota Semarang.
Penemuan penderita pasif dan aktif melalui proses sebagai berikut:
a. menayakan balita yang batuk dan atau kesukaran
bernapas. b.
melakukan pemeriksaan dengan melihat Tarikan Dinding Dada bagian bawah Ke dalam TDDK dan hitung napas.
c. melakukan penentuan tanda bahaya sesuai golongan unur
2 bulan dan 2 bulan - 5 tahun d.
melakukan klasifikasi balita batuk dan atau kesukaran bernapas; pneumonia berat, pneumonia dan batuk bukan
pneumonia Kemenkes, 2012.
c. Tatalaksana Pneumonia Balita
Pola tatalaksana penderita yang dipakai dalam pelaksanaan pengendalian ISPA untuk penanggulangan
pneumonia pada balita didasarkan pada pola tatalaksana penderita ISPA yang diterbitkan WHO tahun 1988 yang
telah mengalami adaptasi sesuai kondisi Indonesia. Menurut Hasil penelitian Hidayati dan Wahyono 2011 diketahui
bahwa terdapat hubungan antara tatalaksana pelayanan MTBS dengan kejadian pneumonia balita atau penemuan
kasus pneumonia.
Tabel 2.1 Tatalaksana Penderita Batuk dan atau Kesukaran Bernapas
Umur 2 Bulan
Sumber: Kemenkes, 2012 Setelah penderita pneumonia balita ditemukan dilakukan
tatalaksana sebagai berikut: a.
Pengobatan dengan menggunakan antibiotik: kotrimoksazol, amoksilin selama 3 hari dan obat simptomatis yang diperlukan
seperti parasetamol dan salbutamol. b.
Tindak lanjut bagi penderita yang kunjungan ulang yaitu penderita 2 hari setelah mendapat antibiotik di fasilitas
pelayanan kesehatan. c.
Rujukan bagi penderita pneumonia berat atau penyakit sangat berat Kemenkes, 2012.
Tabel 2.2 Tatalaksana Anak Batuk dan atau Kesukaran Bernapas Umur
2 Bulan ≤ 5 tahun
Sumber: Kemenkes, 2012
d. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan Pelaporan merupakan kegiatan yang harus disperhatikan oleh tenaga kesehatan khususnya epidemiolog
dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik bagi individu, keluarga dan masyarakat. Untuk dapat melakukan
kegiatan Pencatatan dan Pelaporan dengan baik, maka dibutuhkan data dan informasi yang tepat dan akurat, karena tanpa adanya hal
tersebut hasil kegiatan pencatatan dan pelaporan tersebut akan sangat diragukan kebenarannya Rajab, 2009.
Pengertian Pencatatan dan Pelaporan menurut Kron dan Gray, pencatatan dan pelaporan adalah mengkomunikasikan secara
tertulis kepada tim kesehatan lain yang memerlukan data kesehatan atau data epidemiologi secara teratur. Jika disimpulkan pencatatan
dan pelaporan mempunyai arti sebagai berikut: a
Suatu kegiatan mencatat dengan berbagai alatmedia tentang data kesehatan yang diperlukan sehingga terwujud
tulisan yang bias dibaca dan dapat dipahami isinya. b
Salah satu kegiatan administrasi kesehatan yang harus dikerjakan dan dipertanggungjawabkan oleh petugas
kesehatan khususnya epidemiolog. c
Kumpulan Informasi kegiatan upaya pelayanan kesehatan yang berfungsi sebagai alatsarana komunikasi yang penting
antar petugas kesehatan Sutomo, 2010. pencatatan dan pelaporan dalam kegiatan penemuan kasus
pneumonia balita, mencakup analisis data yang dilakukan berdasarkan kategori kelompok umur untuk mempermudah
pengambilan kebijakan
dalam rangka
pengendalian dan
pencegahan pneumonia. Data hasil analisis kemudian dilaporkan dalam bentuk laporan mingguan ke pusat, serta dilakukan umpan
balik dan penyebarluasan informasi kepada publik berupa buletin, website dan laporan hasil kegiatan penemuan kasus WHO, 2011
dalam Handayani, 2012.
e. Motivasi Petugas