Kerangka Teori TINJAUAN PUSTAKA

Bidan puskesmas mempunyai tanggung jawab melaksanakan pelayanan KIA dan KB, salah satu diantaranya yaitu melaksanakan pemeriksaan berkala kepada ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan anak-anak di puskesmas. Untuk beberapa puskesmas yang kekurangan tenaga perawatnya, maka tenaga bidan seringkali di tempatkan di bagian poli umum puskesmas begitu pula sebaliknya. Petugas pemegang program P2 ISPA adalah petugas paramedis yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan program P2 ISPA di puskesmas termasuk pencatatan dan pelaporan P2 ISPA.

K. Kerangka Teori

Dari tinjauan kepustakaan di atas, peneliti mencoba menyusun kerangka teori penelitian yaitu faktor yang mempengaruhi penemuan kasus pneumonia balita di Kota Tangerang Selatan, dengan memodifikasi penjelasan dari Kemenkes 2012, teori kinerja dari Gibson tahun 1987, karena hasil dari kinerja yang baik dari pegawai akan menghasilkan kegiatan yang baik pula. Menurut Ahuya 1996 dalam I Gusti 2008, menjelaskan kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi menyelesaiakan suatu pekerjaan atau tugas. Menurut penelitian Nurcik 2002, dengan menggunakan teori Gibson didapatkan hasil penelitian yaitu: ada hubungan yang kuat dan bermakna secara sendiri-sendiri antara: Pelatihan OR=6,26 P=0,000; 95 CI 2,20-17,87, sarana penatalaksanaan penderita ISPA OR 3,08 ;P=0,033; 95 CI 1,09-9,67, dan supervisi lebih dari 2 kali OR 4,80 ;p=0,001;95 CI 1,76-13,12 dengan cakupan penemuan penderita pneumonia balita. Peneliti lain yang menggunakan kerangka teori Gibson, menunjukkan bahwa motivasi p=0,012 mempunyai hubungan yang bermakna dengan cakupan penemuan pneumonia balita Agusman, 2001. Pembuatan rencana kerja tahunan berpengaruh terhadap penemuan kasus Warsihayati, 2002. Adapun kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 2.2 Kerangka Teori Faktor yang Mempengaruhi Penemuan Kasus Pneumonia Balita Faktor Petugas Kesehatan : a. Jenis Kelamin b. Pelatihan c. Tingkat Pendidikan, d. Pengetahuan Petugas e. Lama Kerja Faktor Sarana Kesehatan : a. Alat Diagnostik Pneumonia, b. Media cetakan c. Media Penyuluhan Faktor Lain: a. Beban Kerja b. Supervisi c. Perencanaan program d. kegiatan program e. tatalaksana pneumonia f. Pencatatan dan Pelaporan g. Motivasi petugas h. Kepemimpinan Kepala Puskesmas i. Evaluasi Penemuan Kasus Pneumonia Balita Sumber: Kemenkes 2012, Gibson 1987 61

BAB III KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH

A. Kerangka Pikir

Kerangka pikir menjelaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penemuan pneumonia balita di Puskesmas Kota Tangerang Selatan tahun 2015. Subjek utama yang dipilih dalam penelitian ini adalah kepala puskesmas. Untuk itu pertama-tama peneliti akan mengidentifikasi angka penemuan pneumonia balita pada tahun 2014 di setiap Puskesmas yang diteliti, selanjutnya peneliti mengidentifikasi perencanaan dan kegiatan penemuan pneumonia balita di Puskesmas. Penemuan pneumonia balita di puskesmas menurut beberapa hasil penelitian dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pembuatan rencana kerja tahunan, kegaiatan penemuan kasus, tatalaksana kasus di puskesmas, faktor petugas kesehatan tenaga terlatih, tingkat pendidikan, pengetahuan petugas, lama memegang program P2 ISPA, faktor motivasi petugas, kepemimpinan kepala puskesmas, faktor sarana kesehatan alat diagnostik Pneumonia, Buku pedoman P2 ISPA terbaru, bagan tata laksana, media penyuluhan dan faktor lainnya evaluasi, supervisi, pencatatan dan pelaporan Agusman, 2001; Nurcik, 2002, Warsihayati, 2002.