Ketersediaan Sarana dan Prasarana Penunjang

pelatihan, membaca buku pedoman atau media elektronik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Adnan 2013 bahwa pengetahuan berhubungan dengan keterampilan petugas dalam tatalaksana pneumonia balita. Hasil penelitian ini juga didukung dengan hasil penelitian Duhri, dkk 2013 yang menyebutkan bahwa pengetahuan memiliki kontribusi dalam peningkatan kinerja petugas P2TB.

2. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Penunjang

Sarana merupakan salah satu perangkat administrasi, yaitu sesuatu yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan administrasi Azwar,2002. Sarana terdiri dari peralatan, obat dan bahan habis pakai serta dana. Sementara menurut pendapat tokoh lain sarana termasuk dalam elemen struktur yang meliputi bangunan fisik fasilitas dan peralatan. Saran dalam program P2 ISPA untuk kegiatan penemuan dan tatalaksana kasus penderita meliputi obat, alat bantu hitung, barang cetakan dan buku pedoman. a. Ketersediaan alat diagnostik Ketersediaan sound timer sebagai alat bantu hitung nafas dalam program P2 ISPA sebenarnya sangat diperlukan karena alat tersebut digunakan untuk membantu petugas dalam mengklasifikasikan penderita ISPA dengan tepat melalui penghitungan frekuensi nafas dalam 1 menit. b. Ketersediaan Barang Cetakan Logistik media cetak yang disediakan program P2 ISPA untuk kegiatan komunikasi dan penyebaran informasi terdiri dari buku pedoman program P2 ISPA, pedoman autopsi verbal, buku tatalaksana penderita ISPA terintegrasi dengan MTBS, buku pedoman ISPA untu kader , poster dan lembar balik. Penelitian Leida dalam Sinora, 2005 menunjukkan bahwa puskesmas yang mempunyai barang cetakan mengenai ISPA berpeluang untuk lebih berkualitas dalam tatalaksana kasus dibandingkan puskesmas yang tidak tersedia barang cetakan mengenai ISPA. Hal ini sejalan dengan penelitian Sinora 2005 menyatakan bahwa, ada hubungan yang bermakna antara ketersediaan barang cetakan pada puskesmas pelaksna MTBS dengan penemuan penderita penumonia di Kabupaten Cianjur. Besarnya kemungkinan adanya hubungan antara ketersediaan barang cetakan dengan cakupan penemuan penderita pneumonia ini disebabkan karena barang cetakan berperan penting sebagai salah satu bahan informasi dan bahan acuan dalam tatalaksana kasus. c. Bagan Tatalaksana Bagan tatalaksana yang terpasang diruang periksa yang berisi petunjuk mengenai cara pemeriksaan terhadap penderita dengan batuk dan kesukaran bernapas pada balita, penentuan klasifikasi dan tindakan yang harus dilakukan , akan membantu petugas pada saat menangani kasus ISPA. Rasmuson, 1988, dalam Sinora, 2005. d. Media penyuluhan Media komunikasi, informasi dan edukasi, salah satunya berupa lembar balik merupakan suatu alat komunikasi yang efektif, yang telah dicoba terutama pada negara-negara berkembang untuk perubahan yang positif. Adapun media penyuluhan Elektronik dan Cetak menurut pedoman P2 ISPA adalah tersedianya DVD tatalaksana pneumonia balita, TV spot dan radio spot tentang pneumonia balita, poster, lefleat, lembar balik, kit advokasi dan kit pemberdayaan masyarakat Kemenkes, 2012. e. Media Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan dan Pelaporan yang baik, dinilai dari data dan informasi yang tepat dan akurat, karena tanpa adanya hal tersebut hasil kegiatan pencatatan dan pelaporan tersebut akan sangat diragukan kebenarannya, oleh karena itu perlu adanya media pencatatan dan pelaporan Rajab, 2009. Adapun macam-macam media pencatatan dan pelaporan menurut pedoman P2 ISPA adalah sebagai berikut Kemenkes, 2012: 1 Stempel ISPA merupakan alat bantu untuk pencacatan penderita pneumonia balita sebagai status penderita 2 Register harian pneumonia 3 Formulir laporan bulanan.

3. Faktor Lain