Kegiatan Program Penemuan Kasus Pneumonia Balita

a. Perencanaan merupakan fungsi utama dari pada manajer. Pelaksanaan pekerjaan tergantung kepada baik-buruknya suatu perencanaan. b. Perencanaan harus diarahkan terhadap tercapainya tujuan. Oleh karena itu apabila tujuan tidak tercapai mungkin disebabkan oleh kurang sempurnanya perencanaan. c. Perencanaan harus didasarkan atas kenyataan-kenyataan objektif dan rasional untuk mewujudkan adanya kerja sama yang efektif d. Perencanaan harus mengandung atau dapat memproyeksi kejadian-kejadian pada masa yang akan datang. e. Perencanaan harus memikirkan dengan matang tentang budget, program, policy, procedure, methode dan standar, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

b. Kegiatan Program Penemuan Kasus Pneumonia Balita

Dalam kegiatan pengendalian pneumonia balita, kegiatan penemuan kasus pneumonia balita adalah kegiatan inti. Penemuan kasus pneumonia merupakan salah satu strategi dalam pengendalian pneumonia. Penemuan kasus pneumonia dilakukan secara aktif maupun pasif. Penemuan kasus secara pasif dilaksanakan diseluruh Unit Pelayanan Kesehatan UPK yang ada dengan melihat data jumlah penderita yang datang untuk berobat ke UPK tersebut Kemenkes, 2012. Penemuan kasus secara aktif dilaksanakan oleh petugas UPK aktif dilaksanakan oleh petugas dengan mendatangi pasien di wilayah kerja UPK berdasarkan kriteria klinis. Penderita dinyatakan positif berdasarkan gejala klinis kemudian dilakukan konfirmasi dari laboratorium darah dan sputum serta hasil rotgen thorax. Data dari hasil konfirmasi laboratorium rotgen dan pemeriksaan gejala klinis kemudian dikumpulkan yang kemudian dikirim untuk dilakukan analisis dan pelaporan data Handayani, 2012. Penelitian Handayani 2012 yang dilakukan di seluruh puskesmas Kota Semarang menyebutkan bahwa penemuan kasus yang dilakukan puskesmas di Kota Semarang adalah penemuan kasus secara pasif. Selain itu menurut penelitian lainnya yaitu penelitian, Dharoh dkk 2014 menyebutkan bahwa tidak ada hubungan antara pelaksanaan program dengan cakupan penemuan kasus penderita pneumonia balita. Hal sama juga terjadi pada penelitian yang dilakukan oleh Marisa 2011 bahwa tidak ada hubungan antara pelaksanaan program dengan angka bebas jentik di Kota Semarang. Penemuan penderita pasif dan aktif melalui proses sebagai berikut: a. menayakan balita yang batuk dan atau kesukaran bernapas. b. melakukan pemeriksaan dengan melihat Tarikan Dinding Dada bagian bawah Ke dalam TDDK dan hitung napas. c. melakukan penentuan tanda bahaya sesuai golongan unur 2 bulan dan 2 bulan - 5 tahun d. melakukan klasifikasi balita batuk dan atau kesukaran bernapas; pneumonia berat, pneumonia dan batuk bukan pneumonia Kemenkes, 2012.

c. Tatalaksana Pneumonia Balita