yang mendukung informasi tersebut dapat terlihat dari hasil wawancara berikut ini.:
Informan 11 “semua orang kan memiliki motivasi, tapi pada era sekarang ini
orang yang bekerja akan diukur pada apa itu dia harus melaporkan kinerjanya kan dia sekarang dibayar lebih, saya
bekerja di Puskesmas gitu kalau kamu bekerja segini mendapatkan angka segini, kalau ukur kinerja itu maka kamu dibayar bonus
tambahan sekian , sekarang semuanya seperti itu karena menteri penertiban aparatur negara memformulasikan pegawai negeri
dibayar sesuai dengan kinerjanya”
7. Kepemimpinan Kepala Puskesmas
Kepemimpinan kepala
Puskesmas pada
dasarnya dapat
mempengaruhi kinerja petugas atau bawahannya. Kepemimpinan yang baik yang dimilki kepala Puskesmas, akan mempengaruhi pencapaian
target penemuan kasus pneumonia balita yang baik pula. Dalam penelitian ini, untuk mengatahui kepemimpinan kepala Puskesmas,
dapat diketahui berdasarkan kuesioner yang telah diisi dalam wawancara mendalam oleh kepala Puskesmas, penanggung jawab P2
ISPA dan petugas MTBS. Adapun hasil penelitian tersebut dapat diketahui dari penjelasan tabel berikut ini.
Tabel 5.5 Kepemimpinan Kepala Puskesmas dalam Penemuan Kasus
Pneumonia Balita di Puskesmas Kota Tangerang Selatan Tahun 2015
Puskesmas Kepemimpinan kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas
P2 ISPA MTBS
P2 ISPA dan
MTBS
Pisangan Tidak Baik
Tidak Baik TidakBaik
Keranggan
Baik Baik
Tidak Baik
Bakti Jaya Tidak Baik
Baik
Serpong 1
Baik Tidak Baik
Berdasarkan tabel 5.5, diketahui bahwa, kepemimpinan kepala Puskesmas menurut penilaian petugasnya masih tergolong tidak baik,
terutama Puskesmas Serpong 1 Puskesmas yang berhasil mencapai target nasional, Puskesmas Pisangan dan Kranggan Puskesmas yang
tidak berhasil mencapai target nasional. Hal ini terjadi karena, kepala Puskesmas di Puskesmas Serpong 1 dan Puskesmas Kranggan, baru 5
bulan menjabat sebagai kepala Puskesmas. Pada saat peneliti mengobservasi informan penelitian dengan melihat gaya bicara, sikap,
kemudian peneliti mengasosiasikan bahwa kepemimpinan kepala puskesma bakti jaya dan Puskesmas Kranggan, memiliki kepemipinan
yang baik, berdasarkan observasi tersebut. Selain itu, sebagaian besar kepala Puskesmas terbuka dalam
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah di Puskesmas. Akan tetapi, belum ada kepala Puskesmas yang meberikan penghargaan
kepada petugas sebagai prestasi kerjanya di Puskesmas. Sedangkan menurut informan ahli kepemimpinan yang dimilki kepala Puskesmas
adalah kepemimpinan dalam manajemen dan epidemiologi. Adapun penjelasan informan ahli tergambar dalam pernyataan berikut ini:
Informan 11 “yang jelas tuntutan kita itu kepada kepala Puskesmas yang
mempunyai kemampuan
manajemen sama
epidemiologi, epidemiologi nanti masuknya kepada pasiennya karena bayak
teman-teman kita kepala Puskesmas orientasinya klinik jadi enggak tahu medan pertempuran jadi kalau ada pasien di periksa
secara klinik, enggak begitu jeli mereka kasusnya berapa itu mengakibatkan dia sendiri enggak punya orientasi public health,
kalau itu bias Puskesmas walaupun nanti petugasnya lihai-
lihai”
8. Ketersediaan Sarana dan Prasarana